Virus Corona di Jatim
PSBB Surabaya Raya Berakhir, Jatim Sumbang Covid-19 Terbanyak, Ini Kata Khofifah dan Risma
Saat PSBB Surabaya Raya berakhir, hari ini Rabu 10 Juni 2020, Jawa Timur (Jatim) kembali sumbang kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya berakhir, hari ini Rabu 10 Juni 2020, Jawa Timur (Jatim) kembali sumbang kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.
Kabar gembiranya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkap jumlah daerah zona merah tinggal 11 dari sebelumnya 38 daerah zona merah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma juga mengungkap strateginya menekan penularan Virus Corona atau Covid-19.
Selengkapnya update Virus Corona atau Covid-19 di Kota Surabaya dan Jatim per 10 Juni 2020 bisa Anda simak di sini.
• BERITA SURABAYA Populer Hari Ini: Khofifah Ungkap Sebaran COVID-19 Surabaya Bahaya, Ini Kata Risma
• Viral Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Warga Malang Protes PLN Tapi Tetap Harus Bayar, Ini 5 Faktanya
• Bos Maspion Sambut New Normal, Tak Ada PHK Karyawan, Pangdam dan Kapolda Cek Physical Distancing
• Fakta Terbaru Tagihan Listrik Naik, Benarkah Ada Praktik Subsidi Silang? Ini Penjelasan PLN
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020) mengumumkan, jumlah tambahan kasus terbesar tercatat ada di Jawa Timur dengan 273 pasien baru.
Selanjutnya disusul oleh DKI Jakarta yang mencatatkan 157 kasus baru, dan Jawa Tengah dengan tambahan 139 kasus baru.
"Secara nasional kasus positif (Covid-19) yang kami konfirmasi sebanyak 1.241, sehingga totalnya 34.316," kata Yuri.
Jatim dalam beberapa waktu terakhir konsisten masuk dalam daftar 3 provinsi dengan tambahan kasus harian terbesar di Indonesia.
Dengan tambahan 273 kasus baru di Jatim, total kasus Virus Corona di Jatim kini total mencapai 6.806 kasus.
Selama penanganan Virus Corona, Jatim telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik) dan Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu).
Baik PSBB Surabaya Raya dan Malang Raya kini telah berakhir.
Kini, Surabaya Raya dan Malang Raya masuk dalam tahap transisi new normal.
Update PSBB Surabaya Raya Berakhir
1. PSBB Surabaya Berakhir, Kampung Wani Jogo Surabaya Bakal Diperbanyak
Pembentukan kampung Wani Jogo Suroboyo bakal semakin massif seiring berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya.
Untuk memuluskan langkah itu, Risma menggelar pertemuan dengan Polrestabes Surabaya serta Polres Tanjung Perak, di masing-masing Mapolres, Selasa (9/6/2020). Dalam pertemuan itu, Pemkot dan jajaran kepolisian membahas detail terkait itu.
"Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma.
Kampung tangguh ini nampaknya bakal menjadi program Pemkot Surabaya untuk memassifkan protokol kesehatan.
Gerakan berbasis RW ini menjadi senjata Pemkot menggalakkan agar wabah virus corona ini dapat terus ditekan di Surabaya.
Apalagi, kampung padat penduduk banyak sekali di Surabaya yang memang berpotensi terjadinya penularan jika lengah.
Sehingga, kata Risma, resiko seperti itu yang memang harus terus ditekan dengan melibatkan warga juga.
Selain mendorong Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Risma bersama jajaran kepolisian juga mendiskusikan kemungkinan pembentukan Mal Tangguh, Tempat Ibadah Tangguh dan Pasar Tangguh.
Hal itu juga diyakini dapat menjadi pola agar pandemi ini dapat terus dikendalikan.
“Saya percaya ini bisa ditekan. Saya yakin itu,” ujar Risma.
Hal itu nampaknya juga menjadi warning kepada warga. Dengan berakhirnya PSBB Surabaya, protokol kesehatan dan upaya pencegahan memang harus terus dilakukan.
Risma berharap, warganya dapat semakin disiplin menjalankan itu. Bukan menganggap berakhirnya PSBB sebagai sebuah kebebasan dari pandemi virus corona.
"Banyak saudara kita yang dirawat di rumah sakit, dan masih banyak pula tim medis yang merawat saudara kita itu, jadi ayo jangan ditambah beban mereka,” tambah Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan hingga saat ini sudah terbentuk sebanyak 1.340 Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya.
Masing-masing ada empat Satgas yaitu Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani.
"Jumlah itu akan bertambah setiap harinya, jadi, sudah hampir semuanya yang membentuk kampung tersebut,” kata Irvan, yang juga Kepala BPB Linmas Surabaya itu.

2. Bus dan kapal penumpang belum beroperasi
Terminal bus Bunder Gresik masih sepi meski pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah berakhir, Selasa (9/6/2020).
Termasuk kondisi di Pelabuhan Gresik, kapal penumpang belum banyak yang beroperasi.
Para penumpang banyak yang naik angkutan mikrolet, sebab bus umum belum beroperasi.
Sepinya terminal Bus Bunder terlihat dari tidak ada bus yang masuk ke terminal.
Padahal portal penutup pintu gerbang bus sudah dibuka. Tapi, hingga siang hari belum ada bus yang masuk.
Termasuk bus Damri yang melayani terminal Bunder ke Juanda.
Terkait sepinya terminal dan pelabuhan pasca PSBB, Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik beralasan menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Perhubungan.
Para penumpang yang telanjur masuk terminal bus Bunder yang ingin luar kota, terpaksa harus mencari angkutan umum mikrolet.
Para penumpang yang luar Provinsi terpaksa menyewa angkutan umum untuk mengantarkan ke tujuan.
Terkait sepinya terminal, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Nanang Setiawan beralasan hingga saat ini belum ada petunjuk teknis dari Kementerian Perhubungan.
“Belum ada juknis dari Kemenhub,” kata Nanang singkat melalui telepon selulernya.
Nanang menegaskan kondisi ini berlaku bagi angkutan umum kapal laut.
Sehingga tidak semua kapal penumpang ke Pulau Bawean berlayar.
“Kapal penumpang ke Pulau Bawean juga masih menunggu juknis. Masih tetap jalan Gili Iyang,” katanya.
PSBB di Kabupaten Gresik berakhir pada Senin (8/6/2020).
Pemkab Gresik kini sedang menyongsong masa transisi new normal life.
3. Alasan Tak Memperpanjang PSBB
Sebelumnya, setelah rapat panjang terkait kelanjutan pemberlakuan PSBB Surabaya Raya, akhirnya tiga kepala daerah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan juga Kabupaten Gresik, menyepakati PSBB tidak diperpanjang.
PSBB tidak diperpanjang dan akan dilanjutkan dengan masuk masa transisi menuju new normal. Masa transisi Surabaya Raya diputuskan akan diberlakukan selama 14 hari.
Tiga Pemda Surabaya Raya menyusun aturan Perbup dan Perwali yang akan menjadi dasar untuk penerapan transisi menuju new normal di kawasan Surabaya Raya.
“Tadi ibu gubernur dan Forkopimda Jawa Timur sudah rapat dan sebelumnya kemarin malam kita juga sudah diskusikan teknis untuk menyusun aturan yang menjadi dasar pengambilan keputusan apakah PSBB apakah akan dilanjut atau tidak.
Namun yang jelas dalam Pergub tentang perpanjangan PSBB terakhir, dituliskan bahwa PSBB dilakukan hingga 8 Juni 2020, maka artinya per hari ini PSBB sudah selesai,” kata Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Senin (8/6/2020).
PSBB Surabaya Raya III meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dalam paparannya menyatakan selama PSBB Surabaya, banyak warga susah mencari makan.
Untuk itulah dirinya meminta Gubernur Khofifah tak memperpanjang PSBB Surabaya Raya.
Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mempertimbangkan faktor psikologi masyarakatnya sehingga meminta PSBB Sidoarjo diakhiri.
Sedangkan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengusulkan new normal life dengan disiplin Penegakan Protokol Kesehatan (PPK) sebagai pengganti PSBB Gresik.
PSBB Surabaya Raya tidak diperpanjang dan akan dilanjutkan dengan masuk masa transisi menuju new normal.
Masa transisi new normal Surabaya Raya diputuskan akan diberlakukan selama 14 hari.
“Kita sudah putuskan masa transisi akan dilakukan selama 14 hari. Besok aturannya di bahas,” tegas Heru.
Malam ini dan besok tiga pemda Surabaya Raya akan menyusun aturan perbup dan perwali yang akan menjadi dasar untuk penerapan transisi menuju new normal di kawasan Surabaya Raya.
“Perwali dan perbup yang disusun malam ini dan besok itu ruhnya adalah masa transisi. Besok kita fix-kan perwali dan perbup yang lebih teknis, tapi ruhnya adalah masa transisi,” kata Heru.
Termasuk penandatanganan pakta integritas antara Forkopimda Jatim bersama tiga pemda Surabaya Raya juga akan dilakukan besok hari Selasa 9 Juni 2020 sebagai acuan terukur menuju pemenuhan kriteria WHO untuk new normal.
4. Zona Merah Tinggal 11 Daerah

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan kabar gembira, zona merah Covid-19 di Jawa Timur terus menurun.
Ini adalah kabar menyejukkan di tengah-tengah kasus Covid-19 atau virus Corona di Jatim yang masih tinggi.
Zona merah atau daerah yang berisiko tinggi atau bahaya penularan Covid-19 atau virus Corona Jatim terus menurun.
Per hari ini, Rabu (10/6/2020), zona merah Jawa Timur tinggal tersisa 11 daerah saja.
Padahal sebelumnya 38 kabupaten Kota Jatim sudah merah seluruhnya.
Namun kini status zona merah mulai menurun sehingga menyisakan hanya 11 daerah saja yang statusnya berisiko tinggi penularan Covid-19.
Sebelas daerah tersebut, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Pamekasan, Jombang, Malang, Sidoarjo, Situbondo, Bojonegoro, Pasuruan, Tuban, Lamongan, Kota mojokerto, Kota batu, Kediri, dan Mojokerto.
Sedangkan yang masuk zona kuning ada lima kabupaten kota. Kelima kabupaten itu, Kabupaten Trenggalek, Kota Pasuruan, Ponorogo, Lumajang, dan Kota Blitar.
Lima daerah ini masuk dalam kawasan berisiko rendah penularan Covid-19.
Sementara itu, 22 Kabupaten/Kota lainnya berstatus zona orange atau resiko sedang. Yaitu Kabupaten Sampang, Kota Probolinggo, Bondowoso, Madiun, Blitar, Jember, Probolinggo, Nganjuk, Bangkalan, Sumenep, Tulungagung, Banyuwangi, Magetan, Ngawi, Kota Kediri, Kota Malang, Kabupaten Pacitan, Kota Madiun.
"Zonasi ini sesuai dengan indikator dari Gugus Tugas Pusat berdasarkan risiko tinggi, sedang dan rendah serta area tidak terdampak," ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (10/6/2020).
Khofifah menerangkan, sesuai dengan 10 indikator yang ditetapkan Gugus Tugas Pusat dan BNPB, Resiko Kenaikan Kasus Covid-19 terbagi menjadi empat. Zona merah (Resiko Tinggi), zona orange (Resiko Sedang), zona kuning (Resiko Rendah) dan zona hijau (Tidak Terdampak).
Jatim sendiri, lanjut Khofifah, selama dua pekan terakhir mengalami penurunan kasus konfirmasi positif Covid-19. Ada kenaikan di beberapa daerah sebaliknya juga ada penurunan bahkan tidak ada penambahan kasus tujuh hari berturut- turut sehingga statusnya menjadi kuning atau resiko rendah.
Begitu juga dengan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) dan angka kematian yang terkontrol. Sementara angka kesembuhan secara prosentatif terus mengalami peningkatan.
"Kapasitas rumah sakit rujukan di beberapa daerah di Jatim pun relatif mencukupi bahkan di beberapa daerah seperti Magetan, Madiun dan Ngawi jumlah bed yang tersedia masih lebih," kata Khofifah.
Akan tetapi ia mengakui bahwa ada beberapa daerah seperti Surabaya dan Sidoarjo jumlah bednya masih belum mencukupi. Dalam waktu sepekan ke depan jika kedisiplinan meningkat kurva di Jatim bisa semakin melandai bahkan menurun.
"Sehingga harapan kita bersama seluruh kabupaten/kota di Jatim bisa segera masuk dalam tatanan hidup normal baru (new normal)," ujarnya.
Khofifah mengatakan, zonasi covid ini jangan sampai membuat masyarakat lengah sehingga mengurangi tingkat kewaspadaan.
Jika itu terjadi, lanjut Khofifah, maka bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang kedua penularan Covid-19. Ini yang harus kita hindari.
"Tetap waspada, disiplin, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan terapkan pola hidup bersih dan sehat. Patuhi protokol kesehatan demi kebaikan bersama," pungkasnya. (Fatimatuz Zahro/Yusron Naufal Putra/Sugiyono/Abdullah Faqih/ TribunJatim.com/Surya.co.id)