Virus Corona di Sidoarjo
Mal Pelayanan Publik Sidoarjo Akan Dijadikan Tempat Isolasi Korban Virus Corona
Data Gugus Tugas, ada 122 OTG berstatus positif Covid-19 di Sidoarjo yang menjalani isolasi mandiri di rumah
SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Rencana Pemkab Sidoarjo memanfaatkan hotel untuk tempat isolasi OTG (orang tanpa gejala) yang positif Covid-19 terbilang gagal.
Dari lima hotel yang hendak dipakai, hanya satu yang deal. Itupun cuma hotel dengan kapasitas 58 kamar.
"Setelah melalui serangkaian pembahasan dan pertimbangan, kami putuskan memanfaatkan Mal Pelayanan Publik (MPP) untuk tempat isolasi," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin, Kamis (4/6/2020).
Sekarang ini pemerintah sedang menyiapkan beberapa perlengkapan di gedung pelayanan yang ada di Jalan Lingkar Timur Sidoarjo tersebut.
Direncanakan, Senin atau Selasa besok, OTG mulai dimasukkan ke sana.
"Selama karantina, mereka terus diawasi. Kebutuhan makan dan sebagainya juga dicukupi oleh pemerintah," lanjut Cak Nur, panggilan Nur Ahmad Syaifuddin.
Data di Gugus Tugas menyebutkan, sekarang ini ada 122 OTG berstatus positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Tentu kondisi tersebut menghawatirkan, jika sewaktu-waktu mereka keluar. Karenanya, sejak beberapa waktu lalu dipikirkan untuk tempat isolasi bagi mereka.
MPP sendiri kapasitasnya hanya sekitar 129 orang untuk isolasi.
Artinya, jika 122 OTG langsung dimasukkan ke sana semua, pemerintah pun harus memikirkan tempat lain untuk mengantisipasi jumlah OTG yang juga terus bertambah.
Di sisi lain, pemerintah juga sedang pusing memikirkan tempat perawatan isolasi pasien di rumah sakit rujukan. Dari delapan rumah sakit, total ada 450 bed dan sekarang tinggal tersisa 21 bed saja.
Dari yang tersisa itu, RIK (ruang isolasi khusus) tersisa tiga, sedangkan RIB (ruang isolasi bersama) tersisa 18 saja.
Kebutuhan ruang isolasi untuk perawatan pasien dan ruang isolasi untuk OTG memang mendesak. Apalagi rapid dan swab test di Sidoarjo juga sedang gencar di lakukan.
Mulai Senin atau Selasa besok, ada lab PCR berkapasitas 500 per hari untuk swab test yang ditempatkan di kawasan GOR Sidoarjo.
"Alatnya sudah datang, dari pusat. Yang warna putih seperti kontainer itu. Ada dua mesin. Sehari bisa swab 500 orang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Syaf Satriawarman.
Alat itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Namun yang mengoperasikan nanti adalah tenaga medis dari Sidoarjo sendiri.
Tahap awal, swab test bakal dimaksimalkan untuk hasil tracing, warga yang sempat kontak dengan pasien, dan pasien yang perlu swab untuk memastikan kesembuhannya setelah menjalani perawatan.
"Ketika mesin itu berfungsi maksimal, pelacakan pasien baru bisa semakin cepat. Demikian halnya angka kesembuhan akan cepat meningkat karena hasil swab bisa cepat diketahui," urai Syaf.
Kepada SURYA.CO.ID, Syaf juga mengungkapkan bahwa hasil evaluasi sementara ini, PSBB tahap tiga terbilang penyebaran Covid-19 di Sidoarjo untuk sementara terbilang lebih landai dibanding PSBB tahap dua.
Selama PSBB tahap satu, jumlah pasien naik 107 orang. Sepanjang PSBB tahap dua naiknya sampai 300. Sementara tahap tiga, sampai sekarang hanya 169.
"Kalau dibuat rata-rata, pada PSBB tahap dua rata-rata naik 25 perhari. Sedangkan PSBB tahap tiga, rata-rata 18 perhari," ungkap dia.
Kendati demikian, angka transmisi masih tinggi. 1,4 alias satu orang bisa menularkan virus kepada empat orang. Hampir sama dengan PSBB tahap dua.
Dan secara wilayah, sejauh ini ada tiga kecamatan yang transmisi penularannya paling tinggi. Kecamatan Waru, Taman, dan Kecamatan Sidoarjo.
"Mungkin karena mobilitas warga masih tinggi, dan physical distancingnya kurang," sebutnya.