Virus Corona di Pasuruan

Megaproyek 2,5 Juta Masker di Pasuruan, Ada Perbedaan Harga Rp 1.000 di Dua Dinas yang Menangani

Ketua Pansus Covid-19, Zaini menyesalkan perbedaan harga masker di dua dinas yang sama-sama mengerjakan masker.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Anas Miftakhudin
Galih Lintartika
Kepala Dinkop Pemkab Pasuruan, Khasani. 

"Rekomendasi itu kami sampaikan ke HIAS dan teman - teman UMKM non HIAS. Mereka memastikan bahwa bahan baku mereka sudah cukup 100 persen, baik itu benang, tali, kain, dan sejenisnya. Pernyataan teman - teman UMKM ini jelas, dan menjadikan dasar kami untuk tidak menaikkan harga sekalipun ada rekomendasi dari Satgas dan APH," tambahnya.

Ia mengaku bersyukur ketika para UMKM mengakui bahan baku mereka sudah cukup. Harapannya, penyelesaian pesanan masker ini bisa dipercepat secepat mungkin. Target, sebelum Lebaran masker sudah dibagikan. Meskipun, UMKM tidak menjanjikan, tapi tetap akan diupayakan.

"Di HIAS, ada 400 lebih UMKM yang terlibat dan mengerjakan pesanan 1 juta masker. Sedangkan, 27 UMKM mengerjakan 500.000 masker di luar mereka yang tergabung dalam HIAS," paparnya.

Ketua Pansus Covid-19 DPRD Pasuruan, Zaini.
Ketua Pansus Covid-19 DPRD Pasuruan, Zaini. (Galih Lintartika)

Ketua Pansus Covid-19 DPRD Pasuruan, Zaini meminta Dinkop untuk memastikan betul apa memang harga layak dinaikkan atau tidak. Semisal dikaji ulang, dan sekiranya harga tidak perlu dinaikkan, jangan dinaikkan. Ia sangat menyesalkan perbedaan harga masker di dua dinas yang sama - sama mengerjakan masker.

"Harus disamakan biar tidak ada kesan, kepentingan sendiri - sendiri. Rekomendasi Pansus, kalau bisa harga setara. Misal harus naik, ya naik semua. Misal harus tetap ya tetap. Jangan satu naik, satu tetap. Harus benar - benar dikaji ulang," pungkas dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved