Siapa Lekagak Telenggen? Pimpinan KKB Papua yang Beringas Serang Freeport, Pernah Tembak Kopassus
Siapa Sebenarnya Lekagak Telenggen? Pimpinan KKB Papua yang Beringas Serang PT Freeport Indonesia. Pernah Tembak Prajurit Kopassus
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen memang cukup terkenal dengan beberapa aksi terornya.
Aksi teror KKB Papua Lekagak Telenggen tak kalah brutal dibandingkan kelompok Egianus Kogoya atau kelompok lainnya.
Bahkan baru-baru ini, Lekagak Telenggen dan kelompoknya menembaki kendaraan trailer PT Freeport Indonesia dan Pos TNI di rute pengamanan umum (RPU) 47, di Mile 60, Jumat (24/4/2020).
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
• KKB Papua Lekagak Telenggen Makin Beringas Serang Freeport Setelah Snipernya Tewas, ini 4 faktanya
• 3 Fitnah Keji KKB Papua kepada TNI-Polri, Terbaru Dituduh Jadi Penyebab Penembakan Karyawan Freeport
Hanya saja, tiga kendaraan trailer bernomor lambung 1236, 894, dan 1026 kaca depannya terkena peluru KKB Papua.
Lantas, siapa sebenarnya Lekagak Telenggen? dan seperti apa sepak terjangnya?
Melansir dari Antara, Lekagak Telenggeng diketahui merupakan KKB Papua Yambi yang bermarkas di Kabupaten Puncak Jaya.
Ikut dalam rombongan besar itu, yakni KKB Papua Yambi, KKB Paua Ilaga pimpinan Militer Murib, KKB Papua Tembagapura pimpinan Seltius Waker, dan KKB Papua Ugimba pimpinan Guspi Waker.
Kelompok-kelompok ini kemudian bergabung dengan KKB Papua di wilayah Mimika yang dikenal sebagai "Kelompok Kali Kopi" pimpinan Joni Botak dan Hengky Wanmang.
Selah sehari tiba di Distrik Tembagapura, kelompok bersenjata tersebut langsung memulai aksinya.
Pada tanggal 15 Februari, mereka menyandera tiga guru yang bertugas di SDI Aroanop.
Mereka menduga guru-guru itu adalah personel TNI dan Polri.
Namun, akhirnya guru-guru itu dilepas. Demikian keterangan Irjen Pol. Waterpauw saat menggelar rilis pengungkapan kasus penegakan hukum terhadap KKB Papua di Mimika di Markas Komando Batalyon B Brimob Polda Papua, Timika, Kamis (16/4).
Selanjutnya, pada tanggal 28 Februari kelompok itu melakukan penembakan di Kampung Sipabera, Distrik Tembagapura yang mengakibatkan anggota Brimob Bharada Doni Priyanto gugur.
Kekerasan KKB terus berlanjut pada tanggal 2 Maret dengan menembaki mobil LWB patroli Polsek Tembagapura di Kampung Utikini, kemudian melakukan penembakan terhadap Pos TNI Yonif 754/ENK di Kampung Opitawak pada tanggal 5 dan 6 Maret.
Fasilitas umum juga menjadi sasaran kelompok ini. Mereka membakar bangunan di Blok A Kampung Opitawak pada tanggal 6 Maret, membakar Kantor Desa Opitawak pada tanggal 7 Maret, lalu membakar bangunan GKII Opitawak pada tanggal 13 Maret.

Berikutnya, pada tanggal 9 Maret KKB Papua terlibat baku tembak dengan pasukan Satgas Nemangkawi dan Brimob Satgas Aman Nusa di Kampung Utikini.
Puncak rangkaian kekerasan kelompok itu ketika menyerang pusat perkantoran PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada tanggal 30 Maret yang mengakibatkan tertembaknya tiga karyawan PTFI, yaitu Graeme Thomas Wall, Ucok Simanungkalit, dan Jibril Bahar.
Graeme Thomas Wall adalah pekerja asal Selandia Baru. Warga negara asing yang bekerja di PTFI kurang lebih 16 tahun ini akhirnya meninggal dunia.
Pernah tembak prajurit Kopassus
Aksi teror KKB Papua Lekagak Telenggen yang cukup membekas adalah ia menembak mati seorang prajurit Kopassus.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan telah terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
"Distrik Sugapa tadi siang informasinya ada kontak (senjata) tapi sampai sekarang kita agak kesulitan juga karena satgas ini bergerak dengan cepat untuk mengatasi KKB," ujarnya kepada Kompas.com (jaringan Surya.co.id), Selasa (17/12/2019) malam.
Menurut dia, hingga kini belum bisa dipastikan apakah jatuh korban tewas akibat kontak senjata tersebut.
Informasi awal ada 2 prajurit TNI terluka parah.
Yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.
Lettu Erizal yang merupakan anggota pasukan Kopassus TNI AD tewas karena luka tersebut.
Kapolda mengatakan kontak tembak yang menyebabkan adanya dua orang terluka pada Selasa (17/12/2019) sekitar pukul 15.30 WIT.
Dua anggota TNI itu tergabung dalam satgas penegakan hukum.
"Sampai sekarang kita belum dapat konfirmasi balik tentang semuanya," kata dia.
Paulus menyebut, KKB yang terlibat kontak senjata merupakan kelompok pimpinan Lekagak Telenggen yang sebelumnya bermarkas di Lanny Jaya.
Saat ini, kata dia, personel Gabungan TNI-Polri masih berusaha mengejar kelompok tersebut.
"Kapolres tadi saya cek kondisi Sugapa aman.
Ada indikasi kelompok Lekagak Telenggen kurang lebih 3-4 jam keluar, posisinya agak jauh, makanya kita kesulitan mendapatkan kontak," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Intan Jaya Yoakim Mujizau menyebut akibat kontak senjata tersebut masyarakat kini dalam kondisi ketakutan.
"Masyarakat ini serba salah, kalau mereka lari ke hutan mereka nanti dapat serang dari KKB.
Tapi kalau mereka di kota nanti mereka diinterogasi oleh aparat," tutur Yoakim.
Ada beberapa kelompok KKB Papua yang dilaporkan berada di sekitar wilayah Kabupaten Intan Jaya.
"Beberapa kelompok KKB dilaporkan berada di wilayah Intan Jaya dan berupaya turun ke areal PT Freeport," ujar Irjen Pol Waterpauw.
Kapolda menyebut KKB yang berhadapan dengan tim gabungan merupakan penembak 3 tukang ojek di Intan Jaya pada Oktober 2019.
"Yang kasus tiga ojek," sambung Paulus.
Diberitakan sebelumnya, KKB yang menembak 3 tukang ojek di Intan Jaya merupakan pimpinan Lekagak Talenggen.
Penembakan terhadap ketiga tukang ojek bernama Rizal (31), Herianto (31), dan La Soni (25) itu terjadi pada Jumat (25/10/2019).
Ketiga korban mengalami luka tembak di kepala dan luka sayat akibat senjata tajam di sekujur tubuh.(*)