Predator Anak di Pasuruan

Pengakuan Mengejutkan dari Pria Tersangka Predator Pedofilia di Pasuruan: Trauma dan Suka Pria

Mustofa seolah tak menyesali perbuatannya meski pernah menculik, menyekap dan mencabuli remaja di Pasuruan. Dia bahkan tertawa ceria saat difoto

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id/Galih Lintartika
Tersangka Mustofa alias Musdalifa saat dikeler di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020). 

SURYA.co.id | PASURUAN - Mustofa (47) alias Musdalifa, warga Dusun Kenayan, Desa Sumberagung, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, seolah-olah tak pernah menyesali perbuatannya meski pernah menculik, menyekap dan mencabuli STN, remaja yang masih duduk di bangku SMA.

Dia bahkan tertawa ceria saat difoto dan direkam oleh media yang hadir dalam jumpa pers di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020) siang.

Tersangka tetap percaya diri. Sepintas, memang gaya dan pembawaannya mirip perempuan, centil dan kemayu sekali.

Kepada SURYA.co.id, ia mengaku pernah menjadi korban pencabulan.

Ia menyebut, perlakukan pelecehan seksual itu pernah dialaminya di waktu masa kecilnya.

"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki-laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki-laki," kata pria tersebut.

Dia menceritakan, saat itu, dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Ia mengaji di sebuah rumah ustaz yang dipercaya orang tuanya.

"Saya dicabuli di sana, ya itu saya trauma. Saya takut bercerita ke orang tua, saya redam sendiri saja. Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.

Sejak saat itulah, kata dia, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.

Ia mengaku mulai menyukai laki-laki dan memulai memakai baju perempuan.

"Saya pernah dihajar sama orang tua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan. Saya dimarahi habis-habisan sama bapak saya. Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orang tua," jelasnya.

Akan tetapi, ia menyebut, lulus SMA, ia pun memberanikan diri untuk berontak.

Ia lepas dari orang tuannya. Ia kabur dan hidup di Jakarta. Di sanalah, ia merasa kehidupan yang sesungguhnya dimulai.

"Di Jakarta saya setiap hari pakai baju perempuan. Di Jakarta pula, saya mulai melacurkan diri saya. Saya menjajakan diri saya di sebuah tempat prostitusi. Saya sedikit lupa, karena sudah lama tahun 1987 dulu," jelas dia.

Sepulang dari Jakarta, ia mengaku dirinya sudah mulai berubah. Ia merasa dirinya bukan seorang laki-laki tapi perempuan.

Kapolres Pasuruan Gelengkan Kepala, Suruh Tersangka Predator Pedofilia untuk Salat dan Bertaubat

Tersangka Predator Pedofilia Terhadap Remaja SMA di Pasuruan Pernah Dua Kali Dipenjara, Ini Kasusnya

Diungkap Polisi, Fakta Mengejutkan yang Dilakukan Predator Pedofilia Terhadap Remaja SMA di Pasuruan

Disekap 3 Hari, Diduga Tersangka Lakukan Hal Menyimpang Terhadap Remaja SMA di Pasuruan

BREAKING NEWS Polisi Tangkap Predator Pedofilia di Pasuruan, Ini Rentetan Kasus Kejahatannya

Ia lantas menjalani kehidupannya sebagai laki-laki yang kewanitaan.

Bahkan, ia pun memilih untuk tidak menikah. Sebab, ia tidak memiliki rasa cinta terhadap perempuan atau wanita yang mendekatinya.

"Saya lebih suka laki-laki, saya juga sering minta taubat dan sudah berdoa, tapi tetap masih suka laki-laki," paparnya memberi pengakuan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved