Kabar Mojokerto

VIRAL Ranu Manduro "Feeling Good" Ditutup Untuk Umum, Potret Terkini Beda Drastis dari Sebelumnya

VIRAL Ranu Manduro "Feeling Good" Ditutup Untuk Umum, Potret Terkini Beda Drastis dari Sebelumnya

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Musahadah
Instagram @mojokerto_story
VIRAL Ranu Manduro "Feeling Good" Ditutup Untuk Umum, Potret Terkini Beda Drastis dari Sebelumnya 

SURYA.CO.ID - Di tengah popularitas yang memuncak, kawasan Ranu Manduro yang juga dikenal dengan sebutan Feeling Good kini ditutup untuk umum.

Padahal sebelumnya, keindahan Ranu Manduro yang terletak  di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto ini viral di media sosial. 

Tak sedikit warganet yang menyebut hamparan savana yang terletak di Ranu Manduro sekelas dengan yang ada di New Zealand.

Saking viralnya di media sosial, warga langsung berbondong-bondong mengunjungi Ranu Manduro untuk melihat keindahannya.

Hal ini lantas membuat warga setempat berinisiatif untuk mengelola kawasan ini dengan menyediakan lahan parkir dan mematok tiket masuk.

Namun, beberapa minggu setelah viral, ada sejumlah perubahan di kawasan Ranu Manduro hingga turut disayangkan banyak pihak.

Berikut potret terkini Ranu Manduro alias kawasan Feeling Good yang viral dan kini ditutup untuk umum.

1. Potret Terkini Tak Seindah Dulu

Di awal-awal beredarnya video keindahan Ranu Manduro dengan hamparan padang savana hijau dan landscape pegunungan sukses mencuri hati warganet.

Pemandangan tersebut bahkan disamakan dengan padang rumput yang ada di New Zeland.

Namun, semenjak viral, pengunjung pun berdatangan hingga masyarakat setempat berinisiatif untuk mengelolanya.

Adapun perubahan di kawasasn Ranu Manduro sempat disoroti komika Tanah Air, Dodit Mulyanto.

Melalui Twitternya, Dodit Mulayanto kecewa dengan pemandangan Ranu Manduro yang sebelumnya hijau kini berhias terpal dan bangunan galvalum.

"#mesaknefeelinggood, apik-apik ijo malah ketambahan terpal, pemudik karo bangunan galvalum.," tulis Dodit Mulyanto dikutip Minggu (1/3/2020).

2. Seminggu Viral, Langsung Dihiasi Sampah

Tak hanya Dodit Mulyanto, sejumlah warganet pun turut mengeluhkan perubahan Ranu Manduro semenjak viral di media sosial.

Meroketnya pengunjung yang datang, tampaknya berpengaruh pada kebersihan lokasi sekitar Ranu Manduro.

Menurut salah satu cuitan warganet di Twitter, tampak sampah minuman plastik ditinggalkan pengunjung begitu saja.

Padahal saat itu, Ranu Manduro baru viral selama seminggu.

Unggahan tersebut diibuat oleh akun @Roes_lim pada Kamis (27/2/2020).

'Ngene ta feeling good? Ga sampe seminggu wes akeh sampah! #mojokerto #ranumanduro (begini ta feeling good? tidak sampai satu minggu sudah banyak sampah' tulis cuitan akun twitter @Roes_lim. 

Unggahan inipun ramai dikomentari pengguna Twitter lainnya.

3. Pengunjung Membeludak, Feeling Good jadi Lautan Manusia

Sementara itu, video lainnya yang diambil dari kawasan Ranu Manduro turut vira di media sosal.

Kali ini bukan keindahan Ranu Manduro yang disorot, melainkan lautan manusia yang mengantre untuk memasuki lokasi.

Tampak pengendara motor bejubel dan membanjiri kawasan Ranu Manduro untuk menyaksikan keindahannya.

Namun sayang, kabarnya Ranu Manduro kini ditutup untuk umum

4. Ditutup Oleh Pemilik

Dari informasi terbaru yang didapat, wisata Ranu Manduro kini sudah ditutup untuk umum sejak Jumat (28/2/2020).

Dari informasi di lapangan, padang savana Ranu Manduro bertempat di lokasi bekas area pertambangan sirtu tersebut ditutup oleh pemilik lahan dari PT Wira Bumi.

Terlihat papan pengumuman pada plang besi yang tertulis 'Dilarang Keras Wilayah Pertambangan Tanpa Izin' terpasang di pintu masuk menuju kawasan tersebut.

Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah saat dikonfirmasi SURYA.co.id membenarkan kawasan padang savana Ranu Manduro ditutup oleh pihak pemilik lahan.

"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat.

5. Alasan Penutupan 

Belum ada keterangan resmi dari pemilik lahan terkait penutupan kawasan Ranu Manduro yang merupakan bagian dari bekas area pertambangan sirtu tersebut.

Penutupan ini berselang satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto yang meninjau langsung ke lokasi Ranu Menduro.

Kepala Dipaspora Kabupaten Mojokerto, Amat Susilo menjelaskan bahwa Pemkab Mojokerto bukan yang menutup kawasan Ranu Manduro tersebut.

"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto keliatannya (Penutupan, Red) yang punya lahan," jelasnya.

Ia mengatakan, dari hasil kajian di lapangan pihaknya memastikan bahwa lahan Ranu Manduro ini merupakan milik perusahaan swasta.

"Iya mas itu ternyata lahan milik swasta kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja namun agar segera diurus perizinannya," terangnya.

6. Tindakan Pemkab Mojokerto

Masih kata Susilo, pihaknya tidak melarang ada masyarakat maupun pengunjung yang berada di Ranu Manduro.

Terpenting, mereka harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.

"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian dikhawatirkan tanahnya masih labil apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," celetuknya.

Ditambahkannya, pihaknya juga memberikan kesempatan seluas-luasnya dan mempersilahkan dari yang bersangkutan bermaksud membuka lokasi itu menjadi tempat wisata. 

Pemkab Mojokerto secara internal untuk sementara tidak menutup tempat ini kecuali ada yang keberatan dan melanggar aturan.

"Terserah yang punya lahan kalau akan dijadikan wisata harus mengurus perizinannya," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved