Aksi Heroik Perawat Hamil 9 Bulan Tangani Pasien Virus Corona Justru Dicaci, Dianggap Memalukan
Aksi heroik dilakukan Zhao Yu, seorang perawat yang hamil 9 bulan dan masih bekerja keras menangani pasien Virus Corona di Wuhan, China.
SURYA.CO.ID - Aksi heroik dilakukan Zhao Yu, seorang perawat yang hamil 9 bulan dan masih bekerja keras menangani pasien Virus Corona di Kota Wuhan, China.
Perawat ini mendapat julukan "seorang ibu dan malaikat yang hebat dalam gaun putih" karena dia terus bekerja di ruang gawat darurat rumah sakit militer di Wuhan, yang merupakan pusat penyebaran virus corona di China.
Lalu, kenapa para pengguna media sosial dan kalangan akademisi justru membully dan menganggap hal itu sebagai propaganda dan memalukan?
Kisah ini berawal saat media resmi pemerintah China merilis kisah sang perawat belum lama ini.
Dalam siarannya, media pemerintah China menyebut Zhao Yu dijadwalkan melahirkan dalam 20 hari ketika laporan itu disiarkan.
Dia bersikeras harus tetap bertugas di Rumah Sakit Umum Zona Perang Cina Tengah, yang seperti rumah sakit lain di kota itu dipenuhi pasien virus corona.
Meskipun rekan-rekannya telah mencoba untuk memintanya istirahat di rumah, dia ingin berbagi beban.
Tetapi laporan yang memuji pengabdian perawat pada pekerjaannya tidak mendapatkan tanggapan positif di media sosial.
Dikutip dari South China Morning Post, banyak pengguna media sosial justru mengemukakan kekhawatiran tentang sang perawat
Pasalnya, dia bekerja di lingkungan yang sangat menular dan sulit.
"Saya tidak tersentuh sama sekali - sebaliknya, saya marah," ujar seorang netizen yang menulisnya di kolom komentar di Weibo, Twitter China.
"Bukankah seharusnya seorang wanita yang hamil sembilan bulan berada di rumah? Dia mengenakan pakaian pelindung yang tebal dan sulit baginya untuk bergerak. Apakah itu baik untuk bayinya? ,” sebut netizen lain.

Hari berikutnya, sebuah laporan di Wuhan Evening News menceritakan kisah seorang perawat lain yang telah kembali bekerja hanya 10 hari setelah ia menjalani operasi setelah keguguran.
Dikatakan Huang Shan, 27, yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan, seharusnya beristirahat selama 28 hari setelah prosedur, tetapi dia kembali dari cuti sakit jauh lebih awal karena wabah memburuk dan rekan-rekannya berjuang untuk mengatasi krisis.
Perawat biasanya bekerja di bidang onkologi, tetapi ketika dia kembali pada akhir Januari dia ditugaskan ke bangsal isolasi coronavirus.