Aksi Heroik Perawat Hamil 9 Bulan Tangani Pasien Virus Corona Justru Dicaci, Dianggap Memalukan
Aksi heroik dilakukan Zhao Yu, seorang perawat yang hamil 9 bulan dan masih bekerja keras menangani pasien Virus Corona di Wuhan, China.
Hal ini pun dia rahasiakan dari keluarganya karena tidak ingin mengkhawatirkan mereka.
Awalnya dia merasa lelah dengan pekerjaan itu, tetapi setelah beberapa hari dia beradaptasi dengan lingkungan kerja yang penuh tekanan.
Hou Hongbin, seorang penulis feminis di Guangzhou, mengatakan laporan itu tidak sopan dan “tidak manusiawi” untuk membiarkan kedua perawat tetap bekerja.
"Rumah sakit seharusnya tidak mengizinkan perawat yang hamil sembilan bulan - atau yang mengalami keguguran - bekerja. Sistem kekebalan mereka melemah, dan sangat mungkin mereka akan terinfeksi virus itu sendiri, "kata Hou.
Pandangannya digaungkan oleh Huang Lin, seorang peneliti feminis dan profesor di Capital Normal University di Beijing, yang menyebut laporan itu tidak pantas.
"Bahkan selama epidemi, staf medis perlu melindungi diri mereka sendiri terlebih dahulu," katanya.
Jenis virus corona baru, yang menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai Covid-19, telah menewaskan lebih dari 2.100 orang dan menginfeksi lebih dari 74.000, sebagian besar di Cina, sejak dimulai pada bulan Desember.
Ketika virus terus menyebar awal bulan ini, dan kemarahan publik atas penanganan wabah meningkat, internet juga dihancurkan dengan laporan tentang perawat wanita yang kepalanya dicukur untuk membantu mengendalikan penyebaran penyakit.
Rumah sakit mereka mengatakan para wanita “bersedia” untuk melakukan ini, tetapi beberapa perawat terlihat dalam rekaman video yang menangis ketika rambut mereka dipotong.
Jejak Virus Corona Masih Ada di Pasien yang Sembuh
Pakar penyakit pernapasan China, Zhao Jianping, memperingatkan adanya kemungkinan virus corona masih berada pada tubuh orang yang telah sembuh.
Menurutnya, beberapa kasus di China menemukan pasien sembuh dari virus corona masih menunjukkan jejak virusnya melalui tes asam nukleat.
Hasil yang sama juga terjadi di Kanada, ketika virus corona ditemukan pada hidung dan tenggorokkan dua orang yang telah dinyatakan sembuh.
"Kasus seperti itu juga kami alami. Itu sangat berbahaya. Di mana Anda kirim pasien-pasien itu? Anda tidak bisa memulangkan mereka karena mereka bisa saja menginfeksi lainnya, juga tidak di rumah sakit karena tenaga kerja (yang menangani) mulai renggang." Ungkap Zhao.
Menurut Zhao, terdapat 27 pasien yang ketika timnya pergi pertama kali ke RS Wuhan untuk merawat orang terinfeksi pada 30 Desember. Namun, angka infeksinya meningkat pada 10 Januari di kalangan pekerja medis.