Berita Trenggalek

VIDEO Cerita Pilu Warga Trenggalek Korban Tanah Retak yang Sampai Mengungsi, 'Pak Tolong Diperbaiki'

Video cerita pilu warga Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek korban tanah retak ada di artikel ini.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Musahadah
surya/aflahul abidin
VIDEO Cerita Pilu Warga Trenggalek Korban Tanah Retak yang Sampai Mengungsi, 'Pak Tolong Diperbaiki' 

Sementara dinding bagian dalam masjid juga terdapat banyak retakan.

Lantai juga turut terbelah akibat tanah retak.

"Kelihatan parah mulai musim kemarau tahun ini," kata Imam Syafi'i, pengurus masjid.

Bagian dalam rumah pribadi Imam juga turut terdampak.

Retakan terlihat di lantai dan dinding rumah yang lokasinya dekat dengan masjid itu. 

Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jumat (27/12/2019).
Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jumat (27/12/2019). (surya.co.id/aflahul abidin)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih akan menganalisa penyebab tanah gerak di desa itu.

"Teman-teman relawan sudah ke lokasi. Tapi kami belum menganalisa penyebabnya," kata Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto, Jumat (27/12/2019).

Setelah ini, tim dari BPBD akan ke lokasi untuk menganalisa penyebab tanah retak secara pasti.

Setelah mengetahui penyebab pastinya, BPBD baru akan menentukan tindak lanjut ke depan.

Secara umum, kata Joko, fenomena tanah gerak di Kabupaten Trenggalek tergolong hal yang wajar.

Utamanya terjadi musim peralihan antara kemarau dan penghujan.

"Wajar di musim seperti ini," imbuh dia.

Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek yang mengakibatkan rumah retak-retak, Jumat (27/12/2019).
Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek yang mengakibatkan rumah retak-retak, Jumat (27/12/2019). (surya.co.id/aflahul abidin)

Paling sering, fenomena tanah gerak terjadi di Kecamatan Tugu, Bendungan, dan Panggul. 

Ketiganya berada di wilayah pegunungan.

Kejadian di Desa Melis tergolong berbeda karena terjadi di dataran rendah.

"Tapi tidak selalu di pegunungan, di daratan rendah juga bisa terjadi," ujar Joko.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved