Berita Trenggalek

VIDEO Cerita Pilu Warga Trenggalek Korban Tanah Retak yang Sampai Mengungsi, 'Pak Tolong Diperbaiki'

Video cerita pilu warga Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek korban tanah retak ada di artikel ini.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Musahadah
surya/aflahul abidin
VIDEO Cerita Pilu Warga Trenggalek Korban Tanah Retak yang Sampai Mengungsi, 'Pak Tolong Diperbaiki' 

SURYA.co.id | TRENGGALEK - Video cerita pilu warga Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek korban tanah retak ada di artikel ini. 

Tanah retak ini mengakibatkan enam bangunan rusak, satu di antaranya masjid. 

Sementara lima rumah yang terdampak itu milik Sujiati, Paini, Tasmi, Tamyati, dan Imam.

Dua rumah milik Sutaji dan Paini sampai ditinggal pemiliknya.

Soalnya, retakan tanah sampai merusak bagian lantai rumah.

Melihat rumahnya yang rusak, Sujiati (56) tak kuasa menahan tangis ketika bertemu dengan Kepala Desa Melis, Ferry Adi Kusuma.

Saat itu ia tengah berada di rumah tetangganya.

"Pak, tolong diperbaiki," kata Sujiati, sambil memeluk kepala desa.

Lantai rumah sujiati retak-retak dampak tanah gerak.

Keretakan parah terjadi pada Rabu (25/12/2019).

Tanah tiba-tiba retak cukup parah setelah hujan deras terjadi di tempat itu.

Selama ini, Sujiati tinggal sendiri di rumah tersebut.

Bangunan rumah tergolong sederhana: ruang tamu kecil yang dijadikan tempat tidur dan satu kamar.

Beberapa waktu lalu, Sujati yang janda itu mendapat bantuan bedah rumah.

"Kami rencanakan menggeser rumahnya supaya bisa ditempati," kata Ferry.

Kepada Sujiati yang tampak sedih, ia berusaha menenangkan.

Retakan di rumah Sujiati cukup parah.

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Trenggalek, panjang retakan sekitar 30 sentimeter (cm).

Sementara lebar dan kedalamannya 20 cm x 130 cm.

Dua hari setelah retakan pertama terjadi, lobang-lobang retakan sudah ditutup dengan tanah.

Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jumat (27/12/2019).
Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jumat (27/12/2019). (surya.co.id/aflahul abidin)

Sejak 2 Bulan lalu

Eka Manda, salah satu penghuni rumah yang terdampak retakan, mengatakan, retakan di rumah pertama kali muncul sekitar dua bulan lalu.

"Dari depan jalan sampai ke kamar-kamar," kata Manda.

Dampak retakan di rumah tempat tinggal Manda tergolong cukup parah.

Dinding dan plafon di ruang tamu serta kamar-kamar turut retak-retak.

Beberapa sisi lantai juga terbelah.

"Ya takut juga (dengan tampak retakan)," tambah dia.

Bangunan retak cukup parah juga terjadi di masjid setempat.

Lokasinya berjarak sekitar 20 meter dari sungai.

Sementara dinding bagian dalam masjid juga terdapat banyak retakan.

Lantai juga turut terbelah akibat tanah retak.

"Kelihatan parah mulai musim kemarau tahun ini," kata Imam Syafi'i, pengurus masjid.

Bagian dalam rumah pribadi Imam juga turut terdampak.

Retakan terlihat di lantai dan dinding rumah yang lokasinya dekat dengan masjid itu. 

Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jumat (27/12/2019).
Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jumat (27/12/2019). (surya.co.id/aflahul abidin)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih akan menganalisa penyebab tanah gerak di desa itu.

"Teman-teman relawan sudah ke lokasi. Tapi kami belum menganalisa penyebabnya," kata Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto, Jumat (27/12/2019).

Setelah ini, tim dari BPBD akan ke lokasi untuk menganalisa penyebab tanah retak secara pasti.

Setelah mengetahui penyebab pastinya, BPBD baru akan menentukan tindak lanjut ke depan.

Secara umum, kata Joko, fenomena tanah gerak di Kabupaten Trenggalek tergolong hal yang wajar.

Utamanya terjadi musim peralihan antara kemarau dan penghujan.

"Wajar di musim seperti ini," imbuh dia.

Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek yang mengakibatkan rumah retak-retak, Jumat (27/12/2019).
Tanah retak di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek yang mengakibatkan rumah retak-retak, Jumat (27/12/2019). (surya.co.id/aflahul abidin)

Paling sering, fenomena tanah gerak terjadi di Kecamatan Tugu, Bendungan, dan Panggul. 

Ketiganya berada di wilayah pegunungan.

Kejadian di Desa Melis tergolong berbeda karena terjadi di dataran rendah.

"Tapi tidak selalu di pegunungan, di daratan rendah juga bisa terjadi," ujar Joko.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved