Pesan di Balik Cerita Lengkap KKN di Desa Penari yang Sudah Naik Cetak, Penulis Ungkap 6 Kata ini

Penulis KKN di Desa Penari, SimpleMan memiliki pesan khusus bagi para pembaca cerita lengkap kisah horor yang kini telah naik cetak itu

Twitter @SimpleM81378523
Cerita Lengkap KKN di Desa Penari yang Sudah Naik Cetak 

"Mungkin banyak yg kecewa sama saya, banyak yg marah juga sama saya, saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya lupa mengatakan kalau semua hak royalti buku "KKN di desa penari" tidak akan saya ambil sepersenpun, saya sepakat dengan @Bukune untuk memberikan hak royalti saya" tulis akun @SimpleM81378523

Bahkan, dalam tweet selanjutnya sang penulis mengungkapkan kalau royalti penjualan akan disumbangkan kepada Rumah yayasan Yatim yg akan ditunjuk oleh penerbit

Penulis juga sempat berfikir untuk menarik diri dari platform bila memang harus dilakukan

"-dari buku "KKN di Desa penari" untuk di donasikan kepada Rumah yayasan Yatim yg nanti akan ditunjuk oleh team dari @Bukune , sekali lagi saya mohon maaf, bila sudah membuat gempar, saya juga berpikir untuk manarik diri dari platform ini bila memang harus dilakukan" tulis @SimpleM81378523 dalam tweet selanjutnya

Cerita 'Sewu Dino' Juga Tak Kalah Seram

Selain cerita KKN di Desa Penari, sang penulis juga mempublikasikan cerita horor yang tak kalah seram berjudul 'Sewu Dino' atau 1000 Hari

Cerita Sewu Dino ini juga dipublikasikan di akun Twitter yang sama dengan cerita KKN di Desa penari, yakni @SimpleM81378523

Dilansir dari Tribun Jogja dalam artikel 'Viral Cerita Horror Mencekam 'Sewu Dino', Lebih Seram Dari 'KKN di Desa Penari', cerita ini diklaim tak kalah seram dari KKN di Desa penari

Diduga masih berlatar di daerah Jawa Timur, cerita 'Sewu Dino' menceritakan kisah Sri yang mengadu nasib menjadi pembantu orang kaya.

Hidupnya di desa tak memadai, apalagi sang ayah sudah tua dan tak bisa lagi bekerja cekatan.

Meski sempat ditentang oleh bapak, namun Sri tetap kekeh untuk bekerja menjadi pembantu.

Menurutnya, itu adalah pekerjaan yang bisa ia kerjakan saat ini, mengingat dirinya hanya tamatan Sekolah Dasar (SD).

Lebih baik bekerja dan mendapat uang daripada tidak sama sekali.

Setelah pamit, ia pergi ke sebuah perusahaan penyalur Pembantu Rumah Tangga (PRT).

Tentu, ia perlu menunggu lama di tempat itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved