Mengintip Kamar Sempit & Bau Tempat Anak Korban Trafficking di Tulungagung Beri Layanan Prostitusi
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, Akp Hendro Tri Wahyono mengatakan, tempat NA melayani tamu sangat tidak manusiawi. Sempit, bau, dan kotor
Penulis: David Yohanes | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - NA (14), remaja putri asal Tulungagung mengalami eksploitasi seksual selama tiga bulan di Café Talenta, Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Selama bekerja, setiap hari NA melayani sekurangnya 10 pria hidung belang.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, Akp Hendro Tri Wahyono mengatakan, tempat NA melayani tamu sangat tidak manusiawi.
Ada dua bilik semi permanen yang disiapkan pemilik café, dikhususkan untuk melayani hasrat seksual tamu.
Tempatnya berdinding papan, dan lantai dari semen.
Ruangan ini diberi alas tikar plastik, kemudian di atasnya diberi kasur lipat tipis.
Sebuah bantal kecil yang kumal juga menjadi pelengkap peraduan ini.
“Tempatnya kecil, sangat kotor dan bau,” ucap Hendro, Rabu (7/8/2019).
• Tiga Bocah Perempuan Asal Tulungagung Korban Trafficking Akan Dikembalikan ke Sekolah
• Anak Korban Trafficking di Tulungagung Diupah Rp 2 Ribu per Gelas Kopi yang Dibuatnya
Para pelanggan NA kebanyakan adalah anak buah kapal, yang menghabiskan waktu setelah melaut.
Mereka minum-minuman keras dan menyalurkan hasrat seksual di café milik Sri Lestari ini.
Hendro mengungkapkan, ada banyak café seperti Café Talenta di wilayah Pantai Prigi.
“Saya khawatir ada anak-anak lain yang dipekerjakan seperti korban ini,” ujar Hendro.
Polisi masih melakukan pendalaman perkara tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ini.
Hendro khawatir ada korban lain yang belum diungkap.
Sebab rencananya para korban akan dikirim ke Kalimantan, dan dipekerjakan serupa.