Pembunuh Vera Oktaria, Prada DP Menangis Tersedu-sedu, Hakim Ketua : Anda Itu Tentara
Pembunuh Vera Oktaria (21) yang juga kasir Indomaret bernama Prada DP menangis tersedu-sedu saat mendengar kesaksian keluarga korban.
SURYA.co.id | PALEMBANG - Pembunuh Vera Oktaria (21) yang merupakan kasir Indomaret, Prada DP, menangis tersedu-sedu saat mendengar kesaksian keluarga korban.
Melihat Prada DP menangis, hakim militer mengingatkan pembunuh lalu memutilasi tubuh korban itu dengan statusnya sebagai seorang tentara.
"Anda tentara, apa yang dirasakan harus kuat. Bawa sapu tangan?" ujar hakim ketua Letkol CHK Khazim.
Sidang pembunuhan Vera Oktaria oleh Prada DP berlangsung di Pengadilan Militer I-04 Palembang menghadirkan tujuh saksi, Kamis (1/8/2019).

• EFEK VIRAL Joget di Nikahan Mantan, Cewek Eks Driver Ojol Kini Bisa Membeli Rumah, Ini Kisahnya!
• Catatan Kriminal Egianus Kogoya Otak Serangan KKB Papua yang Masih 17 Tahun, Korbannya Tak Cuma TNI
• Kasus Mayat Dalam Koper Terjadi Lagi, Kali ini Korbannya Selebgram Cantik Sekaligus Calon Dokter
• FOTO-FOTO Viral Perubahan Fisik Agung Hercules saat Sehat lalu Sakit hingga Meninggal Dunia
Para saksi tersebut merupakan pelatih terdakwa Prada DP, rekan, serta kakak kandung Vera.
Satu per satu para saksi dimintai keterangan oleh hakim ketua dan oditur militer.
Prada DP yang duduk di samping kuasa hukumnya pun tampak terlihat menahan tangis sepanjang mendengarkan keterangan saksi.
Namun, saat Putra yang merupakan kakak kandung Vera dihadirkan dan memberikan keterangan, Prada DP yang mengenakan seragam lengkap langsung menangis tersedu-sedu.
Letkol CHK Khazim sebagai hakim ketua sempat berulang kali mengingatkan Prada DP untuk tidak menangis di ruang sidang.
"Terdakwa kuat, sanggup mengikuti sidang?" tanya hakim.
"Siap sanggup yang mulia," jawab Prada DP.
"Anda tentara, apa yang dirasakan harus kuat. Bawa sapu tangan?" ujar hakim.
"Siap, bawa yang mulia," ungkapnya.

Dalam kesaksiannya, Putra mengaku bahwa Prada DP dikenal sebagai sosok yang temperamental terhadap adiknya Vera Oktaria.
Sifat Prada DP yang seperti itu membuat keluarga sempat berupaya menjauhkan korban dari pelaku agar hubungan mereka berakhir.