Viral Media Sosial
Kampus UI Buka Suara soal Alumnus Tolak Gaji 8 Juta, Sosok Co Founder Alumnus UI Beri Pesan Menohok
Kampus UI Buka Suara soal Alumninya Tolak Gaji 8 Juta, Sosok Co Founder Alumni UI Beri Pesan Menohok
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Setelah viral berita tentang alumnus Universitas Indonesia (UI) yang menolak digaji Rp 8 juta, pihak kampus akhirnya buka suara.
Meski pihak kampus UI tidak bisa memberikan banyak tanggapan, namun pihaknya sangat menyesalkan tindakan pengguna Instagram tersebut.
Selain pihak kampus yang memberikan komentar, Co Founder sebuah aplikasi bimbingan belajar online, Ruang Guru juga turut memberikan pesan menohok.
Tak berhenti di situ, artis Feni Rose dan Melani Subono juga turut memberikan komentarnya.
Sebelumnya viral pemberitaan terkait seorang alumnus UI fresh graduate yang menolak bekerja karena hanya diberi gaji Rp 8 juta.
• 5 Fakta Lurah Pungli di Surabaya, Risma Marah Besar & Langsung Pecat; Jangan Sakiti Warga Surabaya!
• LAGI VIRAL Ngaku Alumnus UI Tolak Digaji Rp 8 Juta, ternyata Gaji Fresh Graduate Versi BPS Segini
• Potret Jadul Maia Estianty jadi Model Tahun 90-an, Rambut Pendek Curi Perhatian, Mirip Al Ghazali
Penolakan tersebut karena ia merupakan alumnus universitas nomor satu Indonesia, UI.
Kisahnya tersebut ia bagikan melalui unggahan Instagram Stroy beberapa waktu lalu.
“Jadi tadi gue diundang interview kerja perusahaan lokal dan nawarin gaji kisaran 8 juta doang.
Hello meskipun gue fresh graduate gue lulusan UI, Pak. Universitas Indonesia.
Jangan disamain sama fresh graduate dengan kampus lain dong ah.
Level UI mah udah perusahan luar negeri.
Kalau lokal mah oke aja, asal harga cocok,” demikian postingan instastory yang viral itu.
Postingan itu langsung viral di media sosial twitter. Bahkan tagar ‘ Lulusan UI’ juga bertengger di trending Twitter belakangan ini.
Tanggapan Pihak Kampus UI
Terkait viralnya kisah tersebut, pihak kampus Universitas Indonesia akhirnya buka suara.
Menanggapi postingan itu, Kepala Kantor Humas dan KIP UI, Rifelly Dewi Astuti menyatakan hal tersebut merupakan bentuk ekspresi anak muda melalui media sosial.
Melansir TribunStyle.com, Ia juga enggan menanggapi lebih banyak lantaran identitas pemilik akun yang menulis postingan itu belum kelihatan.
Sebab pemilik akun ini belum dapat dipastikan apakah benar lulusan dari Universitas Indonesia.
"Kalau ditanya tanggapannya kami juga tidak bisa banyak berpendapat.
Pertama identitas tidak ketauan, bisa jadi bukan alumnus kita?" kata Rifelly dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/7/2019).
Namun apabila postingan itu ternyata benar milik alumnus UI, ia pun sangat menyayangkan hal itu.
Rifelly berharap masyarakat tidak langsung memberi cap negatif terhadap seluruh lulusan UI akibat postingan itu.
"Ya kalaupun benar itu alumnus kita, sangat tidak bijak kalau kita langsung menggeneralisir pendapat dia tersebut sebagai pendapat seluruh lulusan UI," tutur Rifelly.
• Hotman Paris Hampir Jatuh Gara-gara Atta Halilintar, Begini Nyentriknya Hotman Bergaya ala YouTuber
• Remaja 15 Tahun Asal Pekalongan Tewas Jatuh dari Wahana Kora Kora & 3 Lainnya Luka, Videonya Ngeri!
• BERITA PERSEBAYA POPULER Hari Ini, Persebaya Didenda Rp 500 Juta & Makna Angka 7 Bagi David da Silva
Selain tanggapan dari pihak kampus, pesan menohok juga turut disampaikan alumnus UI lainnya yang kini menjabat sebagai Co Founder Ruang Guru, Iman Usman.
Tanggapan Co Founder Ruang Guru, Iman Usman
Pagi tadi, Iman Usman mengunggah sebuah foto kelulusannya dan menuliskan caption yang cukup panjang.
"Lagi rame banget diskusi tentang #lulusanUI dan banyak yang nanya pendapat gue. Gue nggak akan ikut menghakimi, tapi mungkin mau memberikan perspektif lain, sebagai anak usia 20an dan #lulusanUI juga," ujar Iman.
Iman beropini kalau semestinya kita jangan pernah menukarkan kesempatan dengan uang semata. Hal ini juga tergantung sama konteks dan latar belakang seseorang juga.
"Kalo kata @belvadevara, jangan pernah tukar kesempatan dengan uang (never trade opportunities for money). Pandangan ini datang dari konteks di mana gue gak punya tanggungan, keperluan mendesak, & masih sehat secara jasmani.
Kalo kondisinya berbeda, mungkin berubah, mungkin nggak. Tergantung konteksnya." tulis Iman.
Lebih lanjut, Iman juga berpendapat kalau sebaiknya fresh graduate jangan terlalu berpatokan sama nominal gaji yang ditawarkan suatu perusahaan, yang penting bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dulu.
Menurut Iman, yang terpenting bukanlah gaji. Seorang fresh graduate harus pintar mencari bos atau mentor yang bisa kita jadikan panutan.
• Kasus Pria Lamongan Gantung Diri Terjadi 2 Hari Berturut, Ada yang Tinggalkan Pesan untuk Cewek
• Wanita Blitar yang Unggah Foto Mumi Berwajah Jokowi Ajukan Penangguhan Penahanan, Ini Jawaban Polisi
• Kakek 62 Tahun Meninggal Mendadak di Eks Lokalisasi Gedangsewu Kediri, Begini Keterangan Polisi
"Kalo baru lulus, gaji itu bukan indikator terpenting, selama cukup buat kebutuhan sehari-hari. Memang 'cukup' itu relatif, namun lo yang menentukan.
Justru, carilah boss/ mentor yang bisa lo jadikan panutan (etos kerjanya, skills set nya, pengalaman dan networknya di industri, dst).
Semakin besar exposure lo ke decision maker di tempat tersebut, semakin baik. Karena akhirnya lo dapat 'visibility' dan bisa belajar/ observasi bagaimana keputusan penting di tempat itu dibuat."
Iman juga memberikan sedikit tips untuk para lulusan baru, tempat kerja 'ideal' seperti apa yang harus kita pertimbangkan.
"Utamakan tempat yang kasih lo 'trust' dan 'opportunity' buat nyemplung ke berbagai kerjaan (variety of projects).
Artinya, utamakan tempat yang sangat dinamis, yang lewat project-projectnya, ngasih lo peluang buat naik kelas dari waktu ke waktu, tempat yang gak kehabisan ide dan inovasi, yang selalu growing - karena itu akan membuat lo ikutan bertumbuh juga.
Cari tempat yang paling bisa ngasih learning curve yang signifikan buat lo," jelas Iman.