Kilas Balik

Cuma Kirim 1 Prajurit Kopassus, Ayah Ani Yudhoyono Sukses Bikin Pimpinan KKB Papua Balik ke NKRI

Ayah Ani Yudhoyono, Sarwo Edhie Wibowo pernah sukses bikin pimpinan KKB Papua kembali ke NKRI hanya dengan mengirimkan satu prajurit Kopassus

Kolase Wikipedia dan Facebook TPNPB
Ayah Ani Yudhoyono (kiri) pernah sukses bikin pimpinan KKB Papua kembali ke NKRI 

Dilansir dari buku 'Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapenduma', aksi kejar-kejaran Kopassus-Kostrad dengan KKB Papua ini berawal saat 26 orang peneliti yang tergabung dalam tim Ekspedisi Lorentz 95 tiba-tiba disandera oleh kelompok separatis tersebut.

Bahkan, saat itu Kopassus dan Kostrad terus memburu KKB Papua yang membawa 26 sandera selama 130 hari atau lima bulan.

Terkait penyanderaan Tim Lorentz ’96 dan bagaimana mereka diselamatkan, kisah ini juga pernah diulas secara khusus oleh majalah Intisari.

Penelitian tim Ekspedisi Lorentz 95 dilakukan antara bulan November 1995 dan Januari 1996.

Tidak ada gangguan berarti yang dialami tim selama menjalankan misinya.

Tim ekpedisi ini juga sudah tahu jika di sana terdapat KKB Papua yang didalangi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik

Tanggal 8 Januari menjelang hari-hari kepulangan ke Jakarta, mereka berkumpul di rumah kayu milik Pendeta Adriaan van der Bijl asal Belanda yang sudah menetap di sana sejak tahun 1963.

Hari itu sang pemilik rumah sedang pergi, berkeliling ke daerah Mbua dan ALama untuk menyusun kegiatan misionaris bersama istrinya.

Tiba-tiba, datanglah sekelompok suku setempat berjumlah puluhan orang berpakaian perang, lengkap dengan tombak.

Tak hanya itu, salah satu dari mereka, diduga sebagai komandan, membawa senapan laras panjang M-16 yang diacung-acungkan dan sesekali ditembakkan ke udara.

Foto Tim Lorentz 1996 yang disandera OPM
Foto Tim Lorentz 1996 yang disandera OPM (ICRC via Majalah Intisari)

Mereka lalu mendobrak mendobrak pintu yang dikunci, memaksa masuk, menyerang, menyandera tim, dan akhirnya membawa seluruh tim peneliti ke hutan pedalaman.

Berita penyanderaan Tim Lorentz mulai beredar di media massa dan menjadi berita besar hingga ke Jakarta bahkan dunia.

Pemerintah Indonesia segera meminta ABRI (TNI) melakukan penyelamatan.

Komandan Jenderal Kopassus saat itu (Mayjen TNI Prabowo Subianto) diputuskan memimpin misi penyelamatan.

Beberapa satuan TNI lainnya seperti pasukan Kostrad juga dilibatkan dalam misi penyelamatan ini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved