Berita Situbondo

Dusun Karang kenek, Desa Olean, Situbondo akan Jadi Desa Wisata, Kemendesa PDTT Tertarik Kunikannya 

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) pendampingan usaha wisata Desa Olean, Situbondo.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
foto: istimewa
Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Kemendesa PDTT Hasrul Edyar, Sekretaris Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kemendesa PDTT Sugito bersama tokoh masyarakat mengunjungi obyek wisata  Karang Kenek 26 (KK26) di Dusun Karang Kenek Desa Olean, Situbondo, Sabtu (21/6/2019) . 

Sejauh ini sudah banyak desa yang memanfaatkan dana desa untuk menghasilkan income bagi daerah. Seperti usaha Desa Bongkok yang mengelola dana desa untuk menghasilkan income hingga Rp 15 milar, kemudian salah satu desa di Pujon, Malang yang menghasilkan Rp 10 miliar.

"Kita lihat Desa Olean juga demikian. Dana desa digunakan untuk membangun lokasi wisata ini tahun 2018 sebesar Rp 400 juta dan tahun ini disiapkan sebanyak Rp 340 juta dan sudah terserap Rp 120 juta,” terang Hasrur.

Kemendesa PDTT juga ingin menjadikan Kabupaten Situbondo menjadi salah satu barometer atau standar untuk mewujudkan perdamaian masyarakat dan pengentasan konflik sosial.

“Lihatlah Situbondo. Masyarakatnya hampir seluruh agama ada disana, banyak suku bangsa yang duduk disana, banyak potensi-potensi yang sebenarnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi kenapa tidak konflik. Artinya ada sesuatu yang bisa kita jual ke seluruh Indonesia. Situbondo bisa menjadi satandar atau contoh walaupun berada di daerah tertinggal,” kata Hasrur.

Sedang Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati saat membuka acara Festival Pranata Adat dan Budaya dan Forum Perdamaian di Alun-alun Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu malam (22/6/2019) menyatakan dana desa yang diperoleh Kabupaten Situbondo pada tahun 2015 hanya mencapa Rp 38,9 miliar dan terus mengalami peningkatan.

Sampai 2019 ini jumlah dana desa yang diterimanya sebesar Rp 133,15 milia. Penyerapannya selama dua tahun berturut mencapai 100 persen dan tahun lainnya penyerapannya 98 sampai 99 persen.

“Hal ini tentu saja berkat dukungan Bupati dan perangat desa, pendamping desa dan seluruh pihak yang telah berhasil mengelola dan mengawal dana desa. Pemanfaatan dana desa ini telah meningkatkan usaha ekonomi dan kualitas hidup masyarakat,” ungkap Aisyah Gamawati.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved