Berita Situbondo

Dusun Karang kenek, Desa Olean, Situbondo akan Jadi Desa Wisata, Kemendesa PDTT Tertarik Kunikannya 

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) pendampingan usaha wisata Desa Olean, Situbondo.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
foto: istimewa
Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Kemendesa PDTT Hasrul Edyar, Sekretaris Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kemendesa PDTT Sugito bersama tokoh masyarakat mengunjungi obyek wisata  Karang Kenek 26 (KK26) di Dusun Karang Kenek Desa Olean, Situbondo, Sabtu (21/6/2019) . 

SURYA.co.id | SURABAYA -  Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT),  akan melakukan pendampingan usaha wisata  Desa Olean, Kecamatan/Kabupaten Situbondo.

Kementerian PDTT tertarik desa yang termasuk tertinggal tersebut karena ingin mengelola keunikan desa.

Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Hasrul Edyar, mengungkapkan salah satu desa di Kabupaten yang akan mendapat pendampingan adalah Desa Olean.

"Desa ini telah berinisiatif mengelola keunikan yang dimiliki oleh salah satu dusun di wilayahnya sebagai obyek destinasi wisata. Namanya Dusun Karang Kenek yang memiliki tradisi unik yang telah terjaga secara turun-temurun. Di mana warga di dusun itu hanya boleh dihuni oleh 26 kepala keluarga (KK)," jelas Hasrul, dalam rilis yang diterima Selasa (25/6/2019).

Pemerintah Desa Olean, bersama tokoh masyarakat, Kelompok Sadar Wisata telah membangun lokasi wisata di di Dusun Karang Kenek yang semua struktur bangunannya terbuat dari dari bahan bamboo.

“Inovasi inilah yang diinginkan oleh pemerantah, yang tidak hanya tergantung kepada situasi normal atau mentah dari kondisi alam. Artinya alam itu kita kelola untuk pengembangan desa. Dana desa yang diterima digunakan untuk pembanguna desa termasuk dalam pembangunan wisata,” ungkap Hasrur, yang telah melakukan kunjungan ke lokasi Wisata Dusun Karang Kenek Desa Olean, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (22/6/2019) lalu.

Menurutnya, Kemendesa PDTT akan ikut membantu promosi wisata tersebut melalui berbagai kegiatan.

Dia telah meminta Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang mengelola obyek wisata itu untuk membuat narasi sejarah yang melatarbelakangi keunikan Dusun Karang Kenek termasuk berbagai adat istiadat yang menjadi karifan lokal dusun itu dan bekembang secara turun temurun hingga saat ini.

“Narasi ini akan menjadi tambahan promosi obyek wisata ini kedepan,” ujarnya.

Selain itu, Kemendesa PDTT juga akan memberikan pendampingan untuk pengembangan usaha yang terkait dengan obyek wisata tersebut.

Seperti pendampingan usaha kerajinan batik dan pembibitan tanaman hidroponik. Untuk pendampingan kerajinan batik, Kemendesa PDTT akan melibatkan bidang kerajinan batik yang dimilikinya di Yogaykarta untuk menjadikan perajin batik di Dusun Karang Kenek sebagai mitra binaannya.

Pendampingan juga akan dilakukan kepada perajin bunga di dusun ini. Program pendampingan ini diharapkan akan mempercepat usaha di lokasi wisata ini menuju kemandiriannya.

“Kami ingin pada tahun 2026 nanti lokasi ini sudah mampu berdiri sendiri dan menghasilkan income sehingga tidak lagi bergantung pada dana desa,” ungkapnya.

Hasrur menyatakan usaha sektor wisata di Dusun Karang Kenek ini merupakan contoh yang baik bagi desa tertinggal lainnya di Indonesia, yang mengoptimal potensi alam dan kearifan lokal sebagai destinasi wisata. Penduduk di Dusun ini memanfaatkan dana desa untuk pengembangan wisata.

"Ini bisa menjadi contoh bagi desa tertinggal di Indonesia. Jika memang dianggap pengembagan wisata sangat menjanjiikan dalam rangka mendatangkan income desa mengapa tidak,” paparnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved