Detik-detik Baku Tembak Dramatis Polisi dengan Komplotan Perampok, Emak-emak Nyaris Kena Peluru

Detik-detik baku tembak dramatis antara polisi dengan komplotan perampok terjadi pada Kamis (28/3/2019), seorang emak-emak nyaris kena peluru

Youtube
Ilustrasi: Detik-detik Baku Tembak Dramatis Polisi dengan Komplotan Perampok 
SURYA.co.id -  Detik-detik baku tembak dramatis antara polisi dengan komplotan perampok terjadi pada Kamis (28/3/2019), seorang emak-emak (ibu-ibu) nyaris kena peluru

Dilansir dari Tribun Lampung dalam artikel 'Perampok Sadis Asal Palembang Tewas Ditembak Polisi di Lampung, Pernah Sandera Pemilik Rumah', komplotan perampok melakukan perlawanan saat aparat kepolisian dari Polda Lampung hendak menangkap mereka pada Kamis (28/3/2019)

Detik-detik penangkapan tersebut diwarnai drama baku tembak antara polisi dengan perampok di Jalan Purnawirawan 6A Gunung Terang, Langkapura, Kota Bandar Lampung.

Kedua perampok sadis tersebut akhirnya tewas ditembus timah panas.

Drama baku tembak polisi dan penjahat di Bandar Lampung itu juga menyimpan kisah heroik.

Polisi saat itu sempat menyelamatkan nyawa seorang emak-emak (ibu-ibu) yang ditembaki penjahat saat buka pintu rumah.

VIDEO Kronologi Barbie Rampok Korbannya Usai Dikirimi Foto Alat Kelamin via WA, Begini Pengakuannya

VIRAL Lagi Foto Akrab Luna Maya & Syahrini Sebelum Dinikahi Reino Barack, Ada Ayu Dewi & Aisyahrani

Potret Rumah Ria Ricis Sebelum Sukses Jadi Youtuber, Lebih Sederhana dan Atapnya Hampir Ambrol

Tangis Pemulung Usai Dibelanjakan oleh Baim Wong dan Marshanda, Berjanji Akan Kembali Shalat

Momen itu terjadi saat dua perampok yang bernama Dedy Irawan (37) dan Hendri (36) bersembunyi di rumah kosong saat polisi datang

Rumah kosong itu berada di belakang rumah pelaku.

"Anggota mengetahui bahwa kedua pelaku lompat pagar dan bersembunyi di rumah kosong, yang dalam kondisi terkunci," ungkap Adrian Indra Nurinta saat gelar perkara, Jumat, 29 Maret 2019.

Polisi lalu memeriksa rumah kosong tersebut.

"Beruntung, ada yang membantu. Ada ibu-ibu yang diserahi kunci," kata Adrian Indra Nurinta.

"Ibu tersebut mengajukan diri untuk membuka pintu karena pintu rumah sulit dibuka. Hanya ibu tersebut yang bisa membuka," kata Adrian menambahkan.

Peristiwa menegangkan kemudian terjadi saat ibu tersebut berusaha membuka pintu rumah.

"Saat dibuka itu, pelaku di dalam rumah sudah menodongkan senpi ke ibu tersebut. Beruntung bisa ditarik oleh anggota, sehingga tembakan tidak mengenai sang ibu," ungkap Adrian.

Adrian menuturkan, ibu tersebut langsung dibawa ke tempat yang aman.

"Lalu, kami lakukan tindakan tegas," kata Adrian.

"Jadi benar, waktu penangkapan terjadi baku tembak. Beruntung, anggota dan masyarakat selamat semua," lanjutnya.

Hasil Pengembangan Kasus

Adrian mengatakan, penyergapan dua pelaku yang kemudian meninggal di Gunung Terang, berawal dari penangkapan tiga tersangka curat dan curas spesialis rumah kosong.

"Ketiga tersangka yang ditangkap dahulu merupakan komplotan dua pelaku yang kami sergap kemarin (Kamis, 28/3/2019)," tuturnya.

Adapun, ketiga tersangka tersebut, yakni R (33), N (18), DAN P (24).

Ketiganya diamankan pada Senin, 4 Februari 2019.

"Dari ketiganya, terbongkar masih ada beberapa pelaku pencuri rumah kosong asal Palembang, dan tempat menjual barang hasil curian," sebutnya.

Pada Selasa, 26 Maret 2019, Adrian mengatakan, Tekab 308 Polda Lampung menangkap empat penadah hasil curian rumah kosong.

Keempatnya yakni DS alias J (37), S (38), MI (30) dan H alias B (49).

"Keempatnya ini memang penadah yang sering membeli barang hasil curian dua pelaku yang kami gerebek kemarin," ucap Adrian.

"Dari hasil interogasi, keempatnya mengambil barang hasil curian di sebuah rumah kontrakan di Jalan Purnawirawan, Gunung Terang," imbuhnya.

Pengakuan Warga

Seorang warga setempat, Tatik mengungkapkan mendengar suara tembakan pukul 06.30 WIB.

Baca: Polisi Tangkap Tiga Bocah Diduga Spesialis Pencurian Kaca Spion Mobil

Rumah Tatik berimpitan dengan rumah yang digerebek polisi.

"Tadi pagi saya dengar itu pukul setengah tujuh, suara tembak-tembakan," ungkapnya, Kamis, 28 Maret 2019.

Tatik pun mengaku sempat hendak keluar rumah.

Namun, hal tersebut sempat dicegah oleh polisi.

"Saya di dalam rumah nggak berani keluar."

"Awalnya sempat keluar, tapi langsung suruh masuk."

"Kata polisinya, 'ibu ke dalam saja.' Keluar rumah baru jam 8-an," ujar Tatik.

Tatik menjelaskan, rumah yang digerebek bukanlah rumah dua penjahat yang baku tembak dengan polisi.

Rumah tersebut, menurut Tatik, merupakan rumah kosong yang tak berpenghuni.

"Bukan (rumah penjahat). Samping ini rumah kontrakan."

"(Rumah) kosong, nggak ada yang huni."

"Pelakunya sembunyi di sini," katanya.

Menurut Tatik, pelaku kejahatan tersebut bertempat tinggal di depan tempat kejadian perkara (TKP).

"Sebenarnya, orangnya itu tinggal di depan (samping rumah kontrakan)."

"Ke rumah (kontrakan) ini ceritanya nyumput (bersembunyi), lompat dari pagar belakang," imbuhnya.

Meski bertetangga, Tatik mengaku tidak mengenal dua pelaku yang telah meninggal ditembak polisi.

Baca: Remaja Berusia 14 Tahun dan Berstatus Pelajar Jadi Tersangka Kasus Pencurian Motor

"Saya nggak kenal jadi nggak tahu namanya."

"Dia baru ngontrak di depan sana, samping rumah kontrakan ini," tandasnya.

Baku Tembak Polisi & Kelompok Sipil Bersenjata di Sulawesi Tengah

Aparat kepolisian kembali baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata di Sulawesi Tengah pada Senin (31/12/2018), dan menewaskan dua anggota polisi

Baku tembak polisi dengan kelompok sipil bersenjata yang menewaskan dua polisi ini terjadi di Dusun Salubose, di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Baku tembak polisi dengan kelompok sipil bersenjata ini terjadi saat aparat melakukan evakuasi terhadap korban pemenggalan di desa itu.

Dilansir dari Tribun Timur (grup Surya.co.id) dalam artikel 'Kronologi Kontak Senjata Polisi dan Kelompok Sipil Bersenjata di Salubanga Sulteng', dua anggota polisi yang menjadi korban baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata yang diduga Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Dua anggota polisi menjadi korban saat baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata
Dua anggota polisi menjadi korban saat baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata (Tribunpalu.com/ABdul Humul Faaiz)

Keduanya tertembak saat melakukan evakuasi jenazah pemenggalan di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong.

Kedua Polisi yang diketahui bernama Bripka Andrew dan Bripda Baso itu sempat dirawat di Rumah Sakit Anuntaloko Parigi beberapa jam.

Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terakit insiden baku tembak antara polisi dengan kelompok sipil bersenjata yang diduga DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu.

"Terakit kontak tembak memang benar, tapi kami belum bisa memberikan keterangan secara pasti kapan waktu persinya kejadian dan berapa korban," Wakapolda Sulteng, Kombes Polisi Setyo Boedi Moempoeni Harso kepada sejumlah wartawan di Mapolda Sulteng.

Berikut kronologinya:

Saat melintas di wilayah "pantat kapal" Dusun Salubose, Bripda Baso melihat ranting pohon yang disusun berjejer di tengah jalan bukan hanya itu, ranting besar juga terlihat melintang di tengah jalan.

Bripda Baso, yang saat itu berboncengan dengan Bripka Andrew, akan membersihkan ranting tersebut agar kendaraan yg di gunakannya bisa melewati jalan.

Namun setelah Bripda Baso turun dari kendaraan, tiba-tiba langsung ditembak dari arah belakang kiri (posisi ketinggian) dan mengenai bahu sebelah kiri dan pantat.

Bripka Andrew, saat itu masih di atas kendaraan langsung memberikan tembakan balasan.

Namun Bripka Andrew sudah terkena tembak terlebih dahulu di bagian punggung sebelah kiri atas dan punggung sebelah kanan dan kaki kanan.

Bripka Andrew mengalami patah tulang (belum diketahui patah tulang kaki kanan tersebut terkena tembakan atau bom lontong yang di lempar oleh kelompok sipil bersenjata itu).

Tim yang berada di belakang saat itu langsung memberikan tembakan balasan ke arah punggung gunung dan lereng gunung guna mengamankan TKP kontak tembak agar bisa mengevakuasi anggota yang tertembak.

Setelah kurang lebih selama 30 menit bertahan di lokasi kontak tembak serta memberikan tembakan perlawanan, tim berhasil mengevakuasi 2 rekan yang terkena tembakan dan langsung menuju Puskesmas Sausu.

Saat ini kedua polisi yang tertembak saat kontak senjata tersebut telah dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu.

Penemuan potongan tubuh tanpa kepala

Polisi menuju Desa Salubanga menyusul informasi penemuan potongan tubuh tanpa kepala.

Penemuan jasad tanpa kepala ini membuat heboh warga Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, (Parimo), pada Minggu (30/12/2018). 

Kapolres Parimo, AKBP Zulham Efendi Lubis di Sausu, Minggu Sore  mengatakan, pihaknya sedang melakukan proses evakuasi korban dan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Walaupun demikian, Kapolres belum memastikan apakah telah terjadi pembunuhan dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.

“Kami tidak bisa berspekulasi, nanti kami sampaikan hasilnya setelah mendapat fakta di TKP,” kata AKBP Zulham.

Dia mengatakan, korban berinisial A merupakan warga Dusun Salubose, Desa Salubanga. 

Menurut Kapolres, dari informasi yang diterimanya, warga setempat menemukan benda ditutupi kain di jembatan.

Setelah dibuka ternyata berisi potongan kepala manusia yang sudah terpisah dari tubuhnya. 

“Rencananya potongan kepala itu akan dibawa ke rumah sakit Anuntaloko Parigi untuk proses selanjutnya, ” kata Kapolres. 

Personel diterjunkan membantu proses evakuasi dari tim Intelijen Polres Parimo, dan dibantu personel Polda Sulteng. 

Diketahui, korban berinisial A merupakan pekerja tambang liar di desa tersebut.

Sekitar pukul 09.00 Wita, korban masih menambang emas secara manual  bersama rekannya, menurut warga tersebut. 

Korban yang diketahui, berasal dari Toraja Sulawesi Selatan itu, sudah tujuh tahun tinggal di desa tersebut, dan kesehariannya sebagai pekerja tambang emas.

Sebelumnya, warga sempat melihat korban sedang sarapan pagi di salah satu warung di desa itu.

Namun, hingga kini pelaku dan motif pembunuhan belum diketahui,  kasusnya tengah didalami aparat kepolisian.

Sausu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Kecamatan ini berjarak sekitar 52 Km dari ibukota Kabupaten Parigi Moutong ke arah tenggara.

Pusat pemerintahannya berada di Desa Sausu Trans.

Kecamatan Sausu merupakan kecamatan paling timur di wilayah Kabupaten Parigi Moutong bagian selatan.

*Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Perampok Sadis Asal Palembang Tewas Ditembak Polisi di Lampung, Pernah Sandera Pemilik Rumah

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved