Perburuan KKB Papua di Nduga Semakin Memanas, Terjadi Tembakan & Alat Berat Istana Karya Dibakar
Perburuan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) oleh TNI dan Polri di Nduga, Papua semakin memanas, kini mereka kembali melakukan teror
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Perburuan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) oleh TNI dan Polri di Nduga, Papua semakin memanas
Hal ini lantara KKB Papua kembali melalukan aksi teror di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (27/2/2019)
Para KKB Papua saat itu melepaskan sejumlah tembakan kepada petugas keamanan dan membakar alat berat milik PT Istaka Karya
Dilansir dari Kompas.com, Wakapendam Letkol Inf Dax Sianturi menuturkan informasi aksi teror yang dilakukan oleh kelompok KKB di Nduga telah diterimanya.
Bahkan menurutnya, informasi aksi teror KKB itu datang dari masyarakat setempat
"Kami dapat dari masyarakat memang kemarin (Rabu) sekira pukul 20.00 WIT, KKB melakukan aksi pembakaran satu unit ekskavator yang tidak beroperasi atau dalam keadaan rusak di Distri Yal, Nduga," ungkap Wakapendam melalui rilis ke Kompas.com, Kamis (28/2/2018).
• Kronologi Perburuan KKB Papua di Nduga hingga Membuat Alat Berat Dibakar, TNI Sebut Ada Isu Hoax
• Tersebar via WhatsApp (WA), Video Hubungan Intim Dikirim ABG Wonogiri ke Ibu Pacar & Guru BK
• Terungkap Pesan WhatsApp (WA) Ratna Sarumpaet ke Rocky Gerung, Provokasi Sebut Negeri Gila
• Detik-detik Serangan Kopassus Bikin Pemberontak PRRI Kocar-kacir, Misi Sukses dalam Hitungan Menit
Wakapendam menegaskan tembakan yang dilakukan ke arah petugas keamanan oleh kelompok KKB hanya dua kali, selanjutnya mereka kabur.
"Tidak ada laporan adanya kontak tembak, hanya saat melaksanakan aksi bakar alat berat KKB melakukan tembakan sebanyak dua kali," kata Wakapendam.
Sebelumnya beredar pula berita di media sosial adanya kecaman dari KKB yang mengusir seluruh masyarakat dari Kabupaten Nduga. Namun aparat mengaku itu adalah propaganda KKB.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melalui Egianus Kogoya mengeluarkan tujuh ultimatum untuk Indonesia.
Isi ulitimatum OPM yang disampaikan Egianus Kogoya itu adalah kepada warga sipil non-Papua, agar meninggalkan wilayah Kabupaten Nduga, per tanggal 23 Februari 2019.
Ultimatum tersebut disampaikan pentolan TPNPB-OPM, Egianus Kogeya melalui media sosial Facebook TPNPB pada Sabtu (23/2/2019).
Setidaknya ada 7 poin ultimatum yang Egianus Kogoya layangkan kepada pihak Indonesia.
Satu di antara ultimatum berisi ancaman tembak kepada warga non-Papua yang masih ada di Nduga.
Karena warga sipil non-Papua dianggap TPNPB sebagai anggota TNI / Polri yang menyamar.
Selain itu, Egianus Kogoya yang menyebut dirinya Panglima Kodap III Ndugama, menegaskan bahwa TPNPB-OPM tidak akan pernah berhenti perang sampai ada pengakuan kemerdekaan Papua dari RI.
• Sepak Terjang Pasukan Kostrad TNI AD Padamkan Api Karhutla di Bengkalis, Terus Bekerja Siang & Malam
• 3 Pendekar Pernah Bantu Kopassus dalam Misi Penyelamatan di Papua, Untuk Tangkal Ilmu Gaib Musuh
Berikut 7 poin ultimatum yang disampaikan pihak TPNPB:
1. Perang kami TPNPB kodap III Ndugama tuntut Kemerdekaan Bangsa Papua Barat untuk Penentuan Nasip sendiri
2. Perang kami tidak akan pernah berhenti sampai pengakuan kemerdekaan Papua.
3. Kami minta kepada pemerintah Indonesia tuntutan pengakuan kemerdekaan Papua hanya dengan kontak senjata.
4. Kami TPNPB/OPM tidak mintah pembangunan dan bama seluru masyarakat 32 Distrik Kab Nduga minta Merdeka.
5. Seluruh Tanah Ndugama dari ujung sampai ujung manusia Rambut Lurus Warna kulit putih adalah musuh utama TPNPB Kodap III Ndugama karena banyak anggota TNI/POLRI pria, wanita yang selama ini menyamar ibu Guru suster dan tukang Bangunan bahkan sopir taksi kami akan tembak.
6. Kami harap Pos TNI yang bertugas di Distrik Mbua segera hentikan operasi di perkampungn masyarakat.
7. Sampai dengan pernyataan ini kami keluarkan semua warga sipil non Papua kosongkan dearah Kabupaten Nduga. kalau sampai masih ada kami akan tembak.
Aksi Brutal KKB Pimpinan Lekagak Telenggen yang Tewaskan 1 Prajurit TNI
Aksi baku tembak terjadi antara prajurit TNI dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga pimpinan Lekagak Telenggen, Jumat (18/1/2019)
Dilansir dari Suar.id (group SURYA.co.id), KKB pimpinan Lekagak Telenggeng adalah yang paling berbahaya di “Segitiga Hitam” Papua.
Nama “Segitiga Hitam” Papua digunakan untuk wilayah yang mencangkup Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya.
Tiap-tiap wilayah tersebut kabarnya dikuasi oleh tiga kelompok bersenjata yang berbeda.
Lantas, seperti apa aksi brutal KKB pimpinan Lekagak Telenggen selama ini?

Yang jelas, bukan sekali ayau dua kali kelompok ini melakukan aksinya.
Pada Januari 2014 lalu, KKB pimpinan Lekagak Telenggen pernah melakukan dua kali serangan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
Serangan pertama mengakibatkan satu warga sipil tewas, atas nama M. Halil, seorang tukang ojek asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada serangan kedua, kelompok ini menembaki pesawat milik Susi Air jenis Pilatus dengan nomor lambung PK VVV.
Pesawat ini ditembaki ketika mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya.
Kabarnya, kelompok ini sudah beroperasi sejak 2006 lalu.
Menurut mantan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Patrige Renwarin, kelompok ini juga disebut sering melakukan penjarahan terhadap warga setempat.

Pada 2016, KKB pimpinan Lekagak Telenggen menyerang karyawan PT Modern yang sedang mengerjakan proyek jalan trans-Papua di Kabupaten Puncak, Papua.
Dalam aksi yang terjadi pada Selasa (15/3/2016) itu, empat orang tewas.
Mereka adalah Anis, David, Andi, dan Daud.
Seperti dilaporkan RRI, ada tujuh orang yang sedang bekerja saat itu.
Tak lama kemudian, datang sejumlah orang melakukan kekerasan dan penganiayan.
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menuturkan, kelompok yang melakukan penyerangan diduga KKB pimpinan Lekagak Telenggen yang kerap beraksi di Wilayah Kabupaten Puncak, Papua.
“Sekelompok masyarakat yang diduga dikomandani Lekagak Telenggen diketahui melintasi bukit seberang Distrik Sinak,” ujarnya saat itu.
“Jumlahnya cukup banyak, tapi apakah betul mereka kita lihat saja hasil olah TKP dari para Perwira kita dilapangan.”
Dan yang paling baru adalah serangan terhadap prajurit TNI yang sedang mendistribusikan logistik ke pos-pos TNI.
Menurut keterangan Kapenmdam 17 Cenderawasih Kolonel Inf. M. Aidi hari ini, Sabtu (19/1/2019), kontak tembak itu terjadi di daerah Longsoran Baganbaga, sekitar pukul 12.10 WIT.
Mula-mula pasukan TNI bergerak dari Distrik Mulya menuju Distrik Yambi.

Sesampainya di daerah Longsoran Baganbaga, KKB menyerang mereka dari ketinggian.
Menurut laporan Kompas.com, pasukan TNI kemudian berusaha membalas tembakan itu dan melakukan pengejaran.
Tapi karena kondisi medan yang sangat sulit, KKB yang diperkirakan berjumlah belasan orang itu berhasil melarikan diri secara terpencar.
Ketika melakukan pembersihan, prajurit TNI menemukan beberpa barang bukti.
Di antaranya dua buah magasen senapan panjang berikut amunisinya, dua buah Tongkat Komando diduga milik Lekagak Telenggen, 2 buah stempel TPN OPM dan sejumlah dokumen TPN OPM.
Seorang prajurit TNI bernama Pratu Makamu tewas dalam serbuan tersebut.
Pratu Makamu tertembak di bagian paha sebelah kiri.
Sedianya dia akan dievakuasi ke Timika guna mendapatkan pertolongan medis, pada Jumat kemarin.
Namun karena terkendala cuaca, evakuasi tidak bisa dilaksanakan.

Korban akhirnya meninggal dunia, sekitar pukul 15.50 WIT, karena mengalami pendarahan serius.
Saat ini jenazah Pratu Makamu masih disemayamkan di Yambi untuk menunggu evakuasi ke Timika yang rencananya akan dilaksanakan Sabtu ini.
"Sementara itu, situasi di Distrik Yambi Puncak Jaya, kondusif aktifitas masyarakat tetap berjalan secara normal, pasukan TNI melaksanakan siaga sambil menghimpun informasi tentang kedudukan KKSB," pungkas Aidi.
Baku tembak antara TNI dengan KKB Papua ini bukan pertama kalinya terjadi
Sebelumnya, baku tembak TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kampung Gigobak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (9/1/2019) sekitar pukul 08.55 WIT.
Baku tembak TNI dengan KKB Papua di Sinak ini menyebabkan 1 anggota KKB tewas dan 1 anggota TNI terluka
Dilansir dari Kompas.com, baku tembak TNI dengan KKB Papua di Sinak ini terjadi saat TNI tengah menuju Bandara Sinak guna mengambil logistik.
Namun, di dalam perjalanan mereka ditembaki sekolompok KKB pimpinan Lerymayu Telenggen.
Prajurit TNI kemudian melakukan perlawanan dengan membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak.
"Pasukan TNI berhasil memukul mundur KKSB hingga melarikan diri masuk hutan," kata Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/1/2019).
Saat dilakukan pengejaran ditemukan satu orang anggota KKB tewas tertembak.
Belum diketahui identitasnya karena tidak memiliki kartu pengenal.
Namun dari tas noken yang dibawah terdapat bendera bintang kejora dan telepon seluler.
Baku tembak itu juga juga melukai seorang prajurit TNI bernama Praka Subhan Razak yang bertugas sebagai sopir.
Korban menderita luka tembak di betis. Korban dari TNI telah dievakuasi ke RSUD Timika menggunakan Hely Bell guna mendapatkan perwatan medis.
Saat ini kondisi korban dalam keadaan stabil.
"Sedangkan korban KKSB telah diserahkan kepada kepala kampung setempat untuk pengurusan jenazah," kata Aidi.
Diberitakan sebelumnya, sudah ada tiga anggota KKB tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan TNI-Polri
Kabar tewasnya tiga anggota KKB ini dibenarkan oleh Wakapendam XVII/ Cendrawasih Letkol (Inf) Dax Sianturi.
Melansir dari kanal YouTube Kompas TV, Wakamendam XVII/ Cendrawasih memastikan bahwa ketiga anggota KKB itu ditembak dalam operasi pencarian dan pengejaran KKB
Namun, tiga jenazah anggota KKSB itu tidak ditemukan karena dibawa oleh anggota KKB lainnya.
"Separatis yang tewas dalam kontak senjata dengan prajurit gabungan TNI - Polri adalah sejumlah tiga orang.
Ini terjadi pada saat, satu orang pada saat proses evakuasi korban selamat, kemudian dua orang tewas pada saat baku tembak dengan aparat yang sedang melakukan penyisiran di area Puncak Kabo." jelasnya.
Letkol (Inf) Dax Sianturi juga mengatakan bahwa hal ini membantah adanya kabar tentang jatuhnya korban sipil saat penyisiran.
"Ini juga membantah adanya informasi yang mengatakan bahwa telah jatuh korban sipil selama penyisiran" pungkasnya.
Hingga saat ini, tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran KKB di sekitar Distrik Tigi, Papua.
Berikut video selengkapnya:
• Anggap Lebay Ahmad Dhani Nangis di Ruang Sidang, Nikita Mirzani Bandingkan saat Dia Dipenjara
• Ditolak Dimakamkan di Pemakaman Islam, Jasad Nunuk Akhirnya Dimakamkan di Tanah Kas Desa
• Billy Syahputra Klarifikasi Hubungannya dengan Hilda Vitria yang Dikabarkan Putus, Ada Beda Pendapat
• Duh, Ruang Kelas SDN Mulyorejo 5 di Jember Rusak Parah dan Membahayakan Siswa