Kronologi Perburuan KKB Papua di Nduga hingga Membuat Alat Berat Dibakar, TNI Sebut Ada Isu Hoax

Kodam XVII Cendrawasih mengungkap kronologi sebenarnya perburuan KKB hingga menyebabkan sebuah alat berat dibakar di Nduga, Papua

John Roy Purba/Istimewa
Kronologi Perburuan KKB Papua di Nduga hingga Membuat Alat Berat Dibakar 

SURYA.co.id - Kodam XVII Cendrawasih mengungkap kronologi sebenarnya perburuan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) hingga menyebabkan sebuah alat berat PT Istaka Karya dibakar di Nduga, Papua

Kodam XVII Cendrawasih menyebut KKB Papua menggunakan media sosial (medsos) untuk menebar teror dengan isu hoax sebelum melakukan serangan ke Nduga, Papua.

Dilansir dari Kompas.com, hal itu terlihat dari postingan Sabby Sambon yang menyatakan dirinya sebagai juru bicara KKB Papua.

Sabby menyebut saat ini ia berkedudukan di Vanuatu dan menyebarkan isu hoax melalui media sosial bahwa telah terjadi kontak tembak di Nduga antara aparat keamanan TNI/Polri dengan gerombolan KKB dan menimbulkan jatuh korban di pihak aparat keamanan.

Melalui medsos, Sabby menyatakan bahwa KKB telah melancarkan serangan malam pada hari Selasa, 26 Februari 2019 pukul 23.11 WIT.

Video Viral Pria & Selingkuhan Tanpa Busana Diikat di Pohon oleh Sang Istri, Warga Rebutan Bikin Video

Aksi Dian Bokir Dancer Asal Trenggalek Pukau Juri Asias Got Talent 2019, Gus Ipin: Proud Of You

Ketakutan Soekarno Saat Istana Dikepung Pasukan Liar Jelang Lahirnya Supersemar, ke mana Soeharto?

Sosok Rina Muharrami Mahasiswi yang Digantikan Ayahnya Saat Wisuda, Viral di Whatsapp (WA) & IG

TNI Ungkap Tujuan KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Tebar Teror Lagi di Nduga, Sudah Terjepit

Sabby menyebut telah terjadi kontak senjata di Distrik Yal Kabupaten Nduga, Papua antara KKB dengan militer dan polisi Indonesia.

Menurutnya, kontak senjata antara KKB dengan militer Indonesia berlanjut hingga pagi, 27 Februari 2019.

Masih menurut Sabby dalam media sosial bahwa insiden itu telah dilaporkan langsung oleh Komandan Operasi TPNPB KODAP III Ndugama Pemne Kogeya dari Wilayah Konflik Perang di Ndugama, dan Komandan Operasi TPNPB KODAP III Ndugama Pemne Kogeya ke Markas Pusat KOMNAS TPNPB bahwa sampai hari Rabu, tanggal 27 Februari 2019 kontak senjata sedang berlangsung.

Lalu pagi ini, pukul 7.30 WIT satu unit helikopter berwarna putih sedang masuk ke Distrik Yal untuk evakuasi korban penembakan anggota militer dan polisi Indonesia.

Selain itu, dalam media sosial yang disebarkan oleh Sabby bahwa KKB juga mengeluarkan ultimatum antara lain bahwa,“Komandan POS dan Anggota menurunkan bendera merah putih dalam waktu dekat, dan warga sipil non Papua cepat meninggalkan wilayah Nduga, sebelum kami melakukan serangan selanjutnya"

Menanggapi kabar tersebut, pihak TNI dan Polri telah melaksanakan pengecekan langsung di lapangan dan menyatakan bahwa info tentang kontak tembak tersebut adalah hoaks dan tidak mendasar.

“Fakta yang sebenarnya adalah bahwa sekitar pukul 14.40 Wit tanggal 26/2/2019 bertempat di Kampung Yal Distrik Yal Kabupaten Nduga, Papua, gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya telah melakukan pembakaran 1 unit eksavator milik PT Istaka Karya yang sudah tidak beroperasi lagi (rusak) yang dilakukan oleh kelompok KKB," ungkap Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, dalam rilis yang dikirim ke Kompas.com, Kamis (28/2/2019).

Ariel Noah Punya Panggilan Sayang Untuk Alleia, Sederhana Namun Memiliki Makna yang Mendalam

Bibi Ardiansyah Pertanyakan Rian yang Gunakan Jasa Vanessa Angel, Polda Jatim Beberkan Alasannya

Sebelum Berbuat, Wahyu dan Deasy Konsumsi Barang Haram untuk Menambah Vitalitas

Curhat Yuli Sumpil Pentolan Aremania saat Sanksinya Dicabut PSSI, Ngaku Bingung dan Tak Mau Diatur

“Sebelum melakukan pembakaran eksavator milik PT Istaka Karya, kelompok KSB tersebut melepaskan tembakan sebanyak 2 kali. Dalam aksi tersebut sama sekali tidak terjadi kontak tembak apalagi sampai jatuh korban,” lanjut Aidi.

Menurut Aidi, isu ini sengaja digulirkan oleh gerombolan separatis Nduga untuk menciptakan teror kepada masyarakat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved