Bacaan Sholawat yang Dianjurkan di Malam 12 Rabiul Awal Jelang Maulid Nabi Muhammad 2018
Bacaan Sholawat yang Dianjurkan di Malam 12 Rabiul Awal Jelang Maulid Nabi Muhammad 2018
Penulis: Akira Tandika | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Hari lahir Nabi Muhammad SAW atau yang biasa diperingati sebagai Maulid Nabi jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Pada kalender masehi, peringatan tersebut jatuh pada Selasa (20/11/2018) besok.
Pada peringatan ini, biasanya umat muslim membaca berbagai macam bacaan sholawat yang ditujukan untuk Nabi Muhammad.
Baca: Ragam Bentuk Perayaan Maulid, Dosen Universitas Sunan Ampel: Wujud Kecintaan pada Nabi Muhammad SAW
Baca: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Perbanyak Bacaan Sholawat di Malam 12 Rabiul Awal
Wasid Mansyur, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Sunan Ampel Surabaya menyampaikan peringatan Maulid Nabi adalah bentuk ungkapan cinta seorang muslim kepada Nabi Muhammad.
Allah Subhanallahu wata'ala (SWT) pun menyampaikan dalam Alquran surat 33, Al Ahzab ayat 56 anjuran untuk membaca sholawat.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ۗ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Innalloha wa malaaa`ikatahuu yusholluuna 'alan-nabiyy, yaaa ayyuhallaziina aamanuu sholluu 'alaihi wa sallimuu tasliimaa
Yang artinya : "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
"Peringatan Maulid Nabi adalah ekspresi cinta seorang muslim kepada nabinya, sebagai bentuk kebahagiaan atas lahirnya sang nabi. Karenanya, salah satu bentuk cinta itu adalah memperbanyak membaca sholawat kepada beliau. Misalnya sholawat Barzanji dan sholawat lainnya," kata Wasid, Senin (19/11/2018).
Wasid menyampaikan Sholawat Barzanji biasanya dibaca saat malam 12 Rabiul Awal, bisa secara berjamaah atau sendiri.
Perayaan Unik Saat Maulid Nabi Muhammad di Indonesia
Perayaan Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi Muhammad sudah menjadi bagian dari hari libur Nasional.
Maulid Nabi Muhammad SAW ini biasanya diperingati setiap 12 Rabiul Awal jika dalam kalender Islam.
Sedangkan jika menurut kalender nasional, Maulid Nabi Muhammad SAW bakal berlangsung pada 20 November 2018 nanti.
Tiap tahun, biasanya umat Islam di dunia merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Berbagai upacara dan tradisi digelar, semuanya bertujuan untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan lagi keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.
Baca: Angel Lelga Akui Perselingkuhannya di Hadapan Vicky Prasetyo, Bahkan Sebut Akan Menikah Lagi
Baca: Potret Fiki Alman Aktor yang Disebut sebagai Selingkuhan Angel Lelga, Hubungannya dengan Karma?
Baca: VIDEO - Angel Lelga Marah Saat Digerebek Vicky Prasetyo, Ini Ucapannya Yang Mengundang Tanya
Berikut Tribunnews rangkum perayaan maulid Nabi diberbagai daerah di Indonesia:
1.Grebeg Maulud, Solo
Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Grebeg Mulud.
Kata 'gerebeg' artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton Surakarta menuju masjid Agung untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya.
Puncak peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati dengan penyelenggaraan upacara Grebeg Maulud.
Puncak dari upacara ini adalah iringan gunungan yang dibawa ke Masdjid Agung.
Setelah di masjid diselenggarakan doa dan upacara persembahan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagian gunungan dibagi-bagikan pada masyarakat umum dengan jalan diperebutkan.
2.Grebeg Maulud, Yogyakarta

Hampir setiap tahun Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Grebeg Maulud di Keben Keraton Yogyakarta.
Grebeg Maulud adalah upacara puncak dari perayaan sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan ditandai dengan keluarnya beberapa gunungan.
Berbeda dengan grebeg Maulud di Solo sedangkan di Yogyakarta mengirap 7 gunungan.
Tujuh Gunungan yang dikeluarkan yakni, Gunungan terdiri dari Gunungan Putri, Kakung, Darat, Gepak, Pawuhan dan Gunungan Bromo.
Bagian-bagian dari gunungan ini umumnya dianggap akan memperkuat tekad dan memiliki daya tuah, terutama bagi kaum petani.
Mereka akan menanamnya di lahan persawahan untuk memperkuat doa agar lahannya menjadi subur dan terhindar dari berbagai hama perusak tanaman.
3. Karesen, Mojokerto

Dalam rangka merayakan Maulid Nabi 2018 dilakukan oleh para warga Dusun Mengelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Uniknya, pada gelaran tradisi Keresan untuk peringati Maulid Nabi 2018 di Mojokerto ini, warga Dusun Mengelo akan berebutan mengambil hasil bumi yang digantung di pohon kersen.
Istilah Keresan berasal dari kata 'kersen' atau pohon kersen (Muntingia calabura L.).
Pohon kersen merupakan jenis yang pohon yang dikenal mampu tumbuh lebat dalam waktu singkat.
Pohon ini memiliki buah kecil berbentuk bulat dan berwarna merah yang bentuk mirip buah ceri.
Di daerah lain, pohon kersen juga dikenal sebagai pohon talok.
Hasil bumi disusun secara rapi di bawah kedua pohon kersen tersebut.
Hasil bumi tersebut di antaranya nanas, kelapa muda, terong, jagung, nangka, dan lainnya.
Sebagai pelengkap, di 2 pohon tersebut turut digantung sejumlah kebutuhan pokok yang meliputi pakaian, topi, sandal, sepatu, hingga jas hujan.
Baca: Ratna Galih Tak Lagi Main di Sinetron Cinta yang Hilang Karena Perutnya Membesar, Tapi Bukan Hamil
Baca: Hari Ini Jaksa Bacakan Tuntutan, Ahmad Dhani: Saya Mohon Supaya Tuntutan Tidak Lebih dari Ahok
Baca: Ahmad Dhani Minta Hukuman Lebih Ringan dari Ahok, Ini Alasan Jaksa Tunda Bacakan Tuntutan
4. Festival Ampyang Maulid di Kudus, Jawa Tengah

Peringatan Maulid Nabi di berbagai daerah di Indonesia dirayakan dengan menggelar tradisi khas daerah tersebut, tak terkecuali di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Festival Ampyang Maulid dalam rangka merayakan Maulid Nabi 2018 ini dilakukan oleh warga Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Festival Ampyang Maulid ini sudah menjadi budaya warga Kudus sejak abad ke-16 untuk menyambut datangnya Maulid Nabi 2018.
Dilansir dari Grid.ID pada Jumat (16/11/2018), satu hal yang menjadi ciri khas Festival Ampyang Maulid ini yakni kirab mengarak gunungan nasi kepal.
Nasi kepal tersebut berisi lauk dan sayuran yang dibungkus daun jati, yang disempurnakan dengan penambahan kerupuk ampyang atau kerupuk warna-warni khas Kudus.
Sejumlah nasi kepal kemudian dirangkai menyerupai gunungan setinggi 1,5 meter.
Gunungan nasi kepal inilah yang kemudian diperebutkan warga sekitar setelah ampyang selesai didoakan oleh tokoh pemuka agama dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon.
Dalam festival ini, pembagian ampyang menjadi puncak acara setelah kirab berakhir.
Tak hanya nasi kepal, dalam kirab tersebut turut diarak tandu berisi gunungan buah-buahan dan hasil sayuran lainnya.
5.Tradisi Baayun Maulid di kota Banjarmasin
Tradisi Baayun Maulid ini diselenggarakan oleh warga kota Banjarmasin dalam rangka merayakan Maulid Nabi 2018.
Warga kota Banjarmasin sendiri telah melaksanakan tradisi Baayun Maulid secara turun temurun dalam menyambut datangnya Maulid Nabi 2018.
Perayaan maulid Nabi merupakan hari penting dalam kalender dengan penanggalan sistem hijjriyah.
Peringatan Maulid Nabi tepat jatuh pada tanggah 12 Rabiul Awal dalam kalender penanggalan hijriyah.