Pileg Jatim

Pada Caleg Pemula, Khofifah Ajari Analisis SWOT Untuk Menang di Pilkada

Khofifah bertemu dengan para caleg dari 10 partai. Kepada mereka, dia membagikan tips untuk tampil maksimal di Pileg mendatang.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq
Puluhan calon legislatif perempuan bertandang ke kediaman Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur terpilih 2019-2024 di kawasan Jemursari, Senin (30/7). Pertemuan yang diinisiasi Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII) itu terdiri dari sepuluh partai berbeda dan caleg yang ikut serta menjalani pelatihan tentang persiapan strategi menghadapi Pileg 2019. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Calon Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa membagikan tips dan saran kepada puluhan calon anggota legislatif yang bertandang ke rumahnya untuk belajar jelang Pileg 2019, Minggu (30/7/2018).

Pada puluan orang itu, Khofifah mengatakan bahwa ia terbiasa untuk membuat analisis SWOT yaitu Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threat (Ancaman).

"Saya ya bikin kotak-kotak SWOT sendiri. Tapi saya menyarankan untuk membuat SWOT per individu dan dengan teman karena kadang kita tidak bisa melihat peluang sendiri," kata Khofifah.

Ia meminta para caleg perempuan untuk tidak mengandalkan analisis SWOT yang dikeluarkan oleh partai saja. Melainkan juga membuat analisis SWOT sendiri masing-masing calegnya.

Begitu juga jika ada caleg yang memilih tandem dengan caleg lain dari lembaga legislatif tingkat yang lebih tinggi. Memang Khofifah mengakui sistem tandem itu lebih murah dan menguntungkan.

"Tapi tandemnya ini juga harus dilakukan analisa SWOT. Jangan sampai malah membuat lemah," imbuhnya.

Baca: Khofifah Bakal Bentuk Kawasan Segitiga Pariwisata di Jember, Situbondo dan Bondowoso

Permpuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengatakan, tantangan utama bagi perempuan yang maju dalam kontestasi politik adalah terbatasnya waktu mobilitas politik, padahal mereka juga butuh unutk menyapa masyarakat sebanyak mungkin.

Ia mencontohkan saat kampanye Pilgub Jatim lalu, ia setiap hari rata-rata mengunjungi sembilan sampai sebelas titik.

"Artinya dari pagi sampai pagi dini hari. Sebab kalau tidak begitu kalau hanya sekedar datang, warga tidak akan sampai kenal betul dengan kita," katanya.

Ibu empat anak ini mengingatkan agar caleg yang berangkat dari orang biasa tidak merasa kecil hati dan pesimis. Memang peluang bagi caleg yang memiliki kerabat atau orang tua penguasa dan tokoh besar itu lebih terbuka.

Namun berarti yang sebaliknya tidak bisa mendapatkan kesempatan yang sama. "Maka tak ada hal lain lagi kecuali kerja keras dan kerja keras. Khofifah ini juga bukan anak penguasa maupun tokoh besar," kata wanita yang sudah jadi DPR RI empat kali ini.

Ia menyebut bahwa suara pemilih rasional juga butuh direbut dengan cara memberikan penawaran yang programatik dan sistematik. Perang ide dan inovasi memang menjadi penilaian utama bagi pemilih rasional.

Di sisi lain Khofifah mendukung agar keterwakilan perempuan di dunia politik bisa meningkat. Karena perempuan miliki harapan agar terbangun politik yang damai, sejauk dan santun.

Siti Nurjanah, Direktur Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII) mengatakan, puluhan caleg yang hadir ke rumah Khofifah terdiri dari sepuluh partai berbeda.

"Mereka dari 10 partai yang berbeda-beda. Mulai PPP, Partai Golkar, Partai Gerindra, Perindo, PKB dan beberapa partai lain," kata Nurjanah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved