Berita Tuban
Politik Klaim di Pilkada Tuban Tidak Membangun Kedewasaan
Ppolitik klaim itu tidak mencerdaskan, itu salah satu strategi pewarnaan dalam politik, tetapi kalau (klaim) itu disampaikan terus-menerus maka seolah
Penulis: M. Sudarsono | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, TUBAN - Pengamat Politik Kabupaten Tuban menyikapi sejumlah nama yang mulai bermunculan di publik, dalam proses menuju pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020.
Kali ini politik klaim menjadi sorotan, mengingat banyak kontestan yang terus membangun kepercayaan masyarakat. Padahal di situ atau dalam satu partai, ada kontestan lain.
"Saya kira politik klaim tidak membangun kedewasaan berpolitik bagi masyarakat," kata pengamat politik, Soedjarwoto menyikapi klaim dari para calon pada Pilkada Tuban, Rabu (22/7/2020).
Pria yang juga dosen kampus Unirow Tuban itu menjelaskan, untuk PKB ada nama Fredy Ardliyan Syah yang tak lain putra Bupati Tuban, juga ada Ana Khozanah Hidayati. Lalu di PDI Perjuangan ada Setiajit, padahal di situ ada Amir Burhanuddin yang merupakan kader partai yang sama.
Kemudian yang lagi santer adalah nama Riyadi, yang dikabarkan diusung dari Demokrat, padahal ada M Anwar sebagai Ketua DPC Demokrat.
Tentunya semua kontestan harus melalui mekanisme sebagaimana ketentuan partai. Jadi diharapkan terburu-buru mengklaim telah mendapat rekomendasi, padahal belum apa-apa.
"Saya kira politik klaim itu tidak mencerdaskan, itu salah satu strategi pewarnaan dalam politik, tetapi kalau (klaim) itu disampaikan terus-menerus maka seolah benar adanya," pungkasnya.
Sekadar diketahui, saat ini dua partai besar yang membulatkan tekad maju Pilkada adalah PKB dengan perolehan 16 kursi, Golkar 9 kursi dan telah merekomendasi Aditya Halindra Faridzki. Aditya tak lain adalah Ketua DPD Golkar Tuban. Kemudian PDI Perjuangan dan Demokrat masing-masing mendapat 5 kursi