Liputan Khusus
Material Bom Menempel di Pipi Ari, Ia Menyimpannya, Meski Awalnya Sempat Emosi dengan Pelaku
Material bom menempel di tubuh Ari. Ia memilih menyimpannya, meski awalnya sempat emosi dengan pelaku bom bunuh diri di gereja Surabaya.
Namun, saat dikorek, ada lempengan kecil tembaga yang tersisa.
Ia menduga, itu merupakan bagian dari material bom yang menempel di tubuhnya.
Material itu kemudian ia simpan dalam sebuah plastik kecil.
“Buat kenang-kenangan,” selorohnya.
Saat SURYA.co.id menanyainya makna toleransi setelah kejadian itu, Ari kesulitan untuk menerjemahkannya. Tapi, bagi dia, setiap manusia sama.
“Tidak ada batas-batas (perbedaan) antarumat beragama. Kalau saya sendiri, menilai semua sama. Cuma ada orang-orang tertentu yang memilih jalan berbeda,” tuturnya.
Kini, Ari hanya ingin lekas pulih.
Ia berharap bisa segera kembali mengenakan seragam satpam yang sebelumnya rutin ia pakai bersama rekan-rekannya. Ari ingin segera bertugas.
“Saya berterima kasih sudah dirawat dengan cepat sehingga bisa cepat pulih. Sekarang ingin segera bertugas lagi,” pungkas Ari.
Trauma atas teror itu bukan hanya dialami korban.
Keluarga korban yang tak berada di lokasi pun turut merasakan trauma.
Anak Ari yang usianya masih 6 tahun pun merasakannya.
Ketika kejadian, sang anak sedang berada di rumah.
Istri Ari, Sri Wahyuni, dengan hati berkecamuk, bergegas berangkat mencari suaminya.
“Mama cari papa sampai ketemu. Saya di rumah saja. Soalnya, mama kalau bawa saya, pasti repot,” kata sang anak ketika itu, ditirukan Sri.