Bom Surabaya

Kondisi Terkini Ais, Anak Bomber di Polrestabes Surabaya, Pandai Bela Diri Akan Dikirim ke Malaysia

Serangan bom di Polrestabes Surabaya menyisakan kisah pilu dari Ais, bocah delapan tahun yang selamat dalam insiden itu.

Editor: Musahadah
Twitter
Ais, anak pelaku bom di Polrestabes Surabaya yang selamat. 

SURYA.co.id I SURABAYA - Serangan bom di Polrestabes Surabaya menyisakan kisah pilu dari Ais, bocah delapan tahun yang selamat dalam insiden itu. 

Ais adalah putri bungsu pasangan Tri Murtiono dan Tri Ernawati, pelaku bom bunuh diri di markas polisi tersebut.

Saat ini Ais dalam perawatan di rumah sakit Surabaya.   

Akun Twitter @HoofdbureauID membagikan kondisi terkini bocah tersebut. 

"Tidurlah Dik Ais,
Kami akan selalu menjagamu...," tulis akun ini. 

Baca: Ngeri! Polisi Temukan Buku Panduan Milik Teroris, Ternyata Mereka Diajari Berbaur dengan Warga

Baca: Miris! Pelaku Bom Polrestabes Surabaya Tinggalkan Utang Belasan Juta, Pengakuan Tetangga Bikin Syok

Baca: 3 Fakta Cara Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja & Polrestabes Surabaya Racuni Anak dan Istri

Baca: Pelaku Bom Bunuh di Surabaya Larang Anak-anaknya Sekolah, Tiap Minggu Didoktrin Seperti ini

Sejumlah netizen tampak menyemangati bocah sebatang kara ini. 

@Adi Murachman‏: Ya allah nelongso ndelok e ndan..jek cilik dijak ngebom..umur sakmono jek seneng2 e dulinan,ngaji.. 

@Dwi Purwanto: Semoga menjadi anak solihah,Dan kelak jadi orang hebat,Aamiin

@Duta_Hidayad : Kasian.....sungguh....

Ais, anak pelaku bom di Polrestabes Surabaya yang selamat.
Ais, anak pelaku bom di Polrestabes Surabaya yang selamat. (Twitter)

Baca: 15 Tahun Berlalu, Rhoma Irama Masih Tolak Tampil Bareng Inul Daratista, Sikap Inul Banjir Simpati

Baca: Perseteruan Rhoma Irama VS Inul Daratista, Diwarnai Cium Tangan hingga Serangan di Rapat DPR RI

Informasi yang dikutip dari Kompas.com, Ais dikenal memiliki prestasi di olahraga bela diri.

Dalam waktu dekat, dia dijadwalkan mengikuti kejuaraan bela diri di Malaysia.

Hal ini diungkapjan Nur, tetangga orang tua ibu dari keluarga bom bunuh diri Mapolrestabes Surabaya, Selasa (15/5/2018).

"Ais itu jago bela diri, kapan hari katanya habis menang kejuaraan Tapak Suci di Solo, dalam waktu dekat katanya akan ke Malaysia untuk kejuaraan," kata Nur.

Ais selamat setelah terlempar 3 meter dari lokasi ledakan.

Menurut Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin, Ais sudah menjalani operasi pengambilan serpihan ledakan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Senin malam kemarin.

"Saat ini masih proses pemulihan," jelasnya.

Syarat Adopsi

Machfud Arifin memastikan akan melalukan pendampingan secara intensif terhadap anak-anak pelaku bom seperti Ais.

"Kalau sudah sehat kita beri pemahaman, pendampingan terhadap anak-anak ini, polwan, psikolog, terus ahli radikalisasi untuk memberi pemahaman yang benar supaya nggak terngiang-mgiang terus kejadian ini," ujar Machfud Arifin Kapolda Jawa Timur, Selasa (15/4/2018).

Kapolda Jawa Timur menambahkan pihaknya akan meminta jaminan pada pihak keluarga yang berhak atas pengasuhan anak tersebut.

Berita Ledakan polisi
Berita Ledakan polisi (SURYA.co.id/Fatkhul Alami)

"Karena semuanya orang tuanya sudah meninggal, mungkin neneknya, mungkin omnya, mungkin pakdhenya harus betul-betul dijamin yang dia 'waras' dalam merawat anak-anak ini. Kalau nggak ada jaminan dan pemahaman yang 'waras' tidak akan saya berikan," tegas Machfud Arifin.

Didoktrin Terus Menerus 

Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin membocorkan fakta penting yang menjadi cara orang tua mendoktrin anaknya.

Mereka mencekoki anaknya dengan video jihad secara rutin agar membentuk ideologinya.

"Orang tua tentu punya peran penting di balik kejadian ini bisa mengajak anak mereka. Seperti rajin memberikan tontonan video jihad kepada anak-anak untuk membentuk ideologi sejak dini," ujar Irjen Machfud Arifin dikutip dari Tribun Jatim. (15/05/2018)

Bocah yang diajak orangtuanya mengebom Polrestabes Surabaya bisa berdiri setelah ledakan.
Bocah yang diajak orangtuanya mengebom Polrestabes Surabaya bisa berdiri setelah ledakan. (YOUTUBE)

"Cara ini di lakukan oleh semua pelaku. Mereka satu jaringan dan rutin hadir pengajian di rumah Dita (pelaku bom tiga gereja)," imbuhnya.

Ada satu kebohongan besar yang di simpan rapat para pelaku terkait anak-anak mereka. 

Orangtua meminta anak-anaknya berbohong terkait pendidikannya. 

Irjen Machfud Arifin mengatakan bahwa selama orangtua meminta anaknya mengaku mengikuti 'home schooling' bila di tanya oleh tetangga.

"Faktanya, selama ini anak mereka di paksa mengaku home schooling padahal tidak bersekolah sama sekali. Usaha ini agar anak mereka tidak berinteraksi dengan orang lain," kata Irjen Machfud Arifin.

Namun, khusus untuk satu anak dari tiga anak selamat di Rusun Wonocolo ada yang menolak doktrin dari orang tuanya dan memilih tinggal bersama nenek.

"Tapi ada satu anak dewasa yang di Rusun Wonocolo itu menolak ikut ajaran dari orang tuanya dan memilih untuk tetap bersekolah dan ikut dengan neneknya," tutup Kapolda Jabar di Media Center Polda Jatim. (Tribun Jatim/Ndaru Wijayanto)

Baca: Miris! Pelaku Bom Polrestabes Surabaya Tinggalkan Utang Belasan Juta, Pengakuan Tetangga Bikin Syok

Baca: Puasa 2018, Inilah Kumpulan Ucapan Maaf Awal Ramadan, Mulai Sederhana hingga Puitis

Baca: Prediksi Awal Puasa 2018 NU akan Sama dengan Muhammadiyah, Alasannya Seperti ini

Baca: Devina Ferling, Tunangan Misbakus Solikin, Bonita sejak SD, Pelopor Koreo di Tribun Superfans GBT

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved