Kritik Kampung Pancasila Surabaya, Ketua Komisi A Cak YeBe: Pemkot Sebaiknya Jangan Jalan Sendiri
Keberadaan Kampung Pancasila yang dikembangkan Pemkot Surabaya mendapat kritikan dari Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Keberadaan Kampung Pancasila yang dikembangkan Pemkot Surabaya mendapat kritikan dari Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko.
Pemkot Surabaya diharapkan tidak menjalankan Kampung masa depan ini sendirian.
Pengembangan program Kampung Pancasila yang digagas Pemkot Surabaya itu harus melibatkan banyak pihak.
Pengembangan kampung yang penuh toleran, berdaya, dan mengedepankan gotong royong itu harus dibarengi perencanaan yang matang.
“Tapi alangkah baiknya program kemasyarakatan seperti ini harus melalui kajian mendalam. Bahkan bikin simulasi. Jangan hanya berorientasi pada hasil dan mengedepankan seremonial," kata Yona, Minggu (14/9/2025).
Bagaimana kendala dan tantangannya harus diselami betul. Politisi Gerindra yang akrab disapa Cak YeBe ini mendorong Pemkot Surabaya dan Wali Kota Surabaya melibatkan DPRD Surabaya dalam program yang dijalankan Pemkot.
"Kami ingin semua bersinergi. Selama ini program Wali Kota Surabaya tidak pernah melibatkan DPRD. Minimal diskusi juga tidak. Kami minta semua program disiapkan dengan optimal," kata Cak YeBe.
Kerapkali program yang serentak dijalankan di Kota Surabaya jarang sekali mensinergikan dengan DPRD Surabaya.
Cak Yebe juga mengkritisi mekanisme pelaksanaan program yang membagi tanggung jawab setiap kecamatan ke organisasi perangkat daerah (OPD).
Yona menyebut bahwa hal itu menimbulkan ketimpangan karena kemampuan anggaran tiap OPD berbeda-beda.
Kalau OPD anggaran besar, mereka akan jor-joran untuk program ini.
"Tapi kalau OPD yang tidak punya anggaran besar bagaimana?”
Cak Yebe menilai, pelaksanaan Kampung Pancasila akan lebih efektif jika diawali dengan pembekalan intensif bagi lurah dan camat.
Dengan begitu, pesan dan nilai yang ingin dibangun bisa diteruskan secara berjenjang hingga ke masyarakat tingkat bawah.
Kalau 153 lurah dan 31 camat diberikan pembekalan ToT (Training of Trainer) secara intensif, mereka bisa meneruskan ke jajarannya, lalu ke RW, RT, Dawis, KSH, hingga Karang Taruna.
Kampung Pancasila
Surabaya
Komisi A DPRD Surabaya
Yona Bagus Widyatmoko
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
10 Truk Sampah Terangkut Dari Sungai Kalianak, Warga Surabaya Juga Diminta Peduli Lingkungan |
![]() |
---|
Satu Keluarga Jadi Korban Meninggal Kecelakaan Bus Rombongan RS Bina Sehat Jember di Probolinggo |
![]() |
---|
Kejar Tambahan PAD 2026 Rp 200 Miliar Tanpa Menaikkan PBB, Warga Surabaya Diminta Tertib Bayar Pajak |
![]() |
---|
Buka IFBC Expo 2025 Surabaya, Wagub Emil: Beri Peluang Percepatan Pertumbuhan Perekonomian Nasional |
![]() |
---|
Kesaksian Warga Probolinggo, Ada Ledakan 2 Kali Sebelum Bus Pariwisata Kecelakaan di Jalur Bromo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.