Bom Surabaya
Demi Balas Dendam, 3 Keluarga Nekat Ledakkan Bom Bunuh Diri di Surabaya, Bukan Soal Agama
Pelaku penyerangan bom di markas Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) dilakukan oleh satu keluarga.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan sedereatn aksi teror di Surabaya dilakukan oleh Jamaah Ansarud Daulah (JAD) Cabang Surabaya.
Motif serangan ini karena ada instruksi dari ISIS Sentral yang keberadaannya saat ini terdesak dan memerintahkan sel dunianya untuk bergerak.
Selain alasan ini, pelaku juga marah setelah Ketrua JAD Iodonesia, Maman Abdurrahman ditangkap beberapa waktu lalu.
Maman sebelumnya ditangkap karena kasus perencanaan dan pendanaan organisasi paramiliter bersenjara di Aceh.
Maman sebenarnya sudah keluar penjara pada Agustus 2017 lalu, namun dia ditangkap lagi terkait perencanaan, pendanaan bom Thamrin 2016.
Setelah ditangkap, pucuk pimpinan JAD diserahkan ke Jainal Ansari. Namun belum lama ini Jainal ditangkap Mabes Polri.
Hal ini membuat kelompoknya memanas hingga nekat melakukan pembalasan.
" Kerusuhan di Mako Brimob tidak hanya makanan tidak boleh masuk dan keluarga. tetapi karena kejadian internasional serta upaya untuk melakukan pembalasan pasca ditangkapnya pimpinan mereka," tegasnya.
Tito memastikan serangan ini tidak ada kaitannya dengan masalah keagamaan, namun pemikiran-pemikiran yang menyalahgunakan ajaran.
Baca: Warga Mengaku Tak Kenal Dengan 4 Terduga Teroris Yang Tertangkap di Urangagung, Kok Aneh?
Baca: Pelaku Bom Tiga Gereja Surabaya Punya Usaha Minyak dan Hidup di Rumah Elite Seharga Rp 1,5 M
Baca: Video Situasi JMP Dekat Lokasi Bom Polrestabes Surabaya, Kabarnya Sempat Ada Baku Tembak
Baca: Suami Istri Pengebom Tiga Gereja Surabaya Itu Sempat Tak Disetujui Keluarga saat Hendak Menikah