Geger Jenazah Wanita Bali Hidup Kembali, Inilah Kisah 154 Orang yang Pernah Mati Suri

Seorang wanita di Bali yang sempat membikin geger setelah dinyatakan meninggal dunia, namun hidup kembali, diyakini mengalami mati suri.

Editor: Tri Mulyono
TRIBUN KALTIM
Ilustrasi mati suri 

SURYA.CO.ID - Seorang wanita di Bali yang sempat membikin geger setelah dinyatakan meninggal dunia, namun hidup kembali, diyakini mengalami mati suri.

Belakangan,  Ni Wayan Norti (39), warga di Dusun Pau, Desa Tihingan, Banjarangkan, Klungkung, menceritakan apa yang terjadi saat keluarganya menyatakan dia sudah meninggal dunia.

Ni Wayan Norti terbangun setelah mendapat pesan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang dwijati.

Tak hanya Ni Wayan Norti yang pernah mati suri.

Seperti dilansir Kompas.com (grup Surya.co.id) Charlotte Martial dari University Liège di Belgia pernah meneliti 154 orang yang pernah mendekati kematian atau mengalami mati suri.

Dia dan timnya mengumpulkan beragam pengalaman orang-orang tersebut serta mencari tahu apakah pengalaman mendekati kematian selalu sama baik jenis maupun urutannya.

Baca: Geger Jenazah Wanita di Bali Tiba-tiba Hidup Kembali lalu Berlari-lari, Warga Alami Kesurupan

Riset yang dipublikasikan di Frontiers Research of Neuroscience bulan Juli 2017 mengungkap, 80 persen responden merasakan kebahagiaan saat mendekati kematian.

Sementara, 69 persen melihat cahaya terang dan 64 persen bertemu dengan roh-roh orang dikenal yang sudah mati lebih dahulu.

Pengalaman yang paling jarang dirasakan adalah pikiran yang lebih cepat (5 persen) dan kemampuan melihat masa depan (4 persen).

Menurut riset ini, pengalaman mendekati kematian unik pada setiap orang.

Baca: Kisah Dibalik Jenazah Wanita Bali Hidup Kembali lalu Berlari-lari, Ada Pesan saat Mati Suri

Tidak semua jenis pengalaman ada walaupun ada yang paling umum.

Selain merasakan kedamaian, pengalaman paling umum dirasakan saat mati suri adalah melihat terowongan dengan cahaya terang di ujungnya.

Meski tak ada urutan pengalaman mati suri, tetapi sepertiga orang yang mengalaminya merasakan keluar dari tubuh dan kembali lagi.

"Ini menunjukkan bahwa pengalaman mendekati kematian selalu bermula dari keluar dari tubuh fisik dan berakhir saat kembali lagi," kata Martial seperti dikutip Science Daily, 26 Juli 2017 lalu.

Baca: Dalang Pembunuhan Sadis Terhadap Anggota LSM di Sumenep Ternyata Perempuan. Ini Identitasnya

Martial mengungkapkan, riset tentang pengalaman mendekati kematian perlu agar ilmuwan memperoleh gambaran untuh yang ilmiah soal fenomena itu.

Menurutnya, kita masih perlu tahu lebih jauh tentang pengalaman itu, apakah dipengaruhi oleh ekspektasi tiap individu dan latar belakang budaya.

Ni Wayan Norti (rambut terurai) ketika kesurupan (trance) dan berlari menuju Pura Pejenengan Sakti. Ibu dari dua anak tersebut sempat dikabarkan meninggal dunia, dan hidup kembali saat sampai di rumahnya, Selasa (13/3/2018).
Ni Wayan Norti (rambut terurai) ketika kesurupan (trance) dan berlari menuju Pura Pejenengan Sakti. Ibu dari dua anak tersebut sempat dikabarkan meninggal dunia, dan hidup kembali saat sampai di rumahnya, Selasa (13/3/2018). (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

Baca: Tiga Hacker yang Ditangkap FBI Itu Berstatus Mahasiswa STIKOM, Begini Keseharian Mereka di Kampus

Kisah Dibalik Jenazah Wanita Bali Hidup Kembali lalu Berlari-lari, Ada Pesan saat Mati Suri

Seorang wanita di Bali membikin geger setelah dinyatakan meninggal dunia, namun hidup kembali lalu berlari-lari seperti orang kesurupan.

Belakangan,  Ni Wayan Norti (39), warga di Dusun Pau, Desa Tihingan, Banjarangkan, Klungkung, menceritakan apa yang terjadi saat keluarganya menyatakan dia sudah meninggal dunia.

Ni Wayan Norti diyakini mati suri. Ia terbangun setelah mendapat pesan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang dwijati.

Dwijati adalah lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasi) sebagaimana disebutkan sesana pinandita sebagai seorang sulinggih.  Lahir yang pertama sebagai bayi dari kandungan ibu, Lahir yang kedua dari guru suci nabe melalui upacara mediksa.

Baca: Setahun Lebih Tunggu Harta Karun di Gentong Ajaib, Pria Ini malah Tertipu Belasan Juta Rupiah

Dalam Lontar Siwa Sasana disebutkan bahwa ”sejak seseorang mendapat diksa dalam upacara penyucian ini, mereka dikenal sebagai Dwijati dan dari padanya diharapkan mulai mematuhi segala peraturan kebrahmanaan”.

Kejadian yang dialami Ni Wayan Norti pada Selasa (13/3/2018) itu sempat menghebohkan masyarakat setempat.

Tribun Bali (grup Surya.co.id) mencoba menemui Ni Wayan Norti untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Kediaman keluarga Ni Wayan Norti di Dusun Pau tampak lengang, Rabu (14/3/2018).

Saat awal memasuki kediamannya, tampak seekor anjing diikat di pekarangan depan rumahnya.

Kediamannya cukup bersih dan luas.

Setelah beberapa saat, dua orang kerabat dari Ni Wayan Norti menghampiri Tribun Bali (grup Surya.co.id)

Ia menyampaikan bahwa Ni Wayan Norti dan suaminya, sudah kembali ke rumah kost mereka di Denpasar.

"Kemarin sore, Selasa (13/3/2018), kerabat saya sudah kembali ke Denpasar," ujar salah sorang kerabat dari Norti ketika ditemui di kediamannya.

Baca: Prediksi Roy Kiyoshi Karma ANTV untuk Tahun 2018. Politik Hingga Bencana, Luar Biasa Mengerikan!

Pihak keluarga pun mengaku kurang mengetahui secara pasti, dimana lokasi kost dari Ni Wayan Norti dan suaminya.

Pihak keluarga pun meminta media untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut, setelah Ni Wayan Norti melakukan ritual mediksa. 

Mediksa (atau juga disebut divya jnyana) adalah upacara untuk dapat menerima sinar suci ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk melenyapkan kegelapan pikiran agar mencapai kesempurnaan yang merupakan salah satu bagian dari saptangga dharma yaitu dengan cara menjalankan upacara inisiasi agar dapat menunggalkan diri dengan Tuhan.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI Klungkung Putu Suarta  menyampaikan, pihak PHDI tidak ada membatasi siapapun, termasuk Ni Wayan Norti untuk menjadi seorang diksa/medwijati.

Termasuk tidak ada batasan usia dari seseorang untuk melakukan prosesi mediksa, semua tergantung yang pada yang bersangkutan  dan nabe (guru). 

"Calon diksa harus punya kesiapan mental maupun lainnya dan keluarga mendukung. Kalau usia tua tapi belum bisa mengendalikan diri, kami juga khawatir itu. Ketika seseorang sudah didwijati tidak lagi memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi," ujar I Putu Suarta ketika ditemui di Sekretariat PHDI Klungkung, Rabu (14/3/2018).

Menurut Suarta, menjadi seorang sulinggih adalah sangat sulit, karena harus punya kesadaran dan punya disiplin tinggi menaati hukum agama.

Selain itu juga harus memenuhi beberapa syarat bisa menjadi seorang yang medwijati.

"Jangan nanti ketika seseorang sudah mendiksa, mencari kerja atau terikat oleh pekerjaan diluar urusan keagamaan, itu yang kami khawatirkan. Makanya saat diksa pariksa, kami dari tim diksa pariska kabupaten selalu bertanya soal kesiapan yang bersangkutan, baik jasmani, rohani, material dan kesiapan keluarga, anak-anaknya seperti apa,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Ni Wayan Norti sempat menggemparkan warga Pau.

Setelah mengikuti proses melasti Desa Pakraman Pau ke Pantai Watu Klotok serangkaian Hari Raya Nyepi, Senin (12/3/2018), Ni Wayan Norti langsung ke Denpasar bersama suaminya Nyoman Sutiasa.

Tapi besoknya, Selasa (13/3/2018) mendadak Norti kejang-kejang lalu tidak bergerak selama 3 jam lebih.

Norti pun dinyatakan meninggal oleh suaminya Nyoman Sutiasa.

Sutiasa tidak melarikan istrinya ke rumah sakit untuk memastikan apakah istrinya meninggal atau tidak.

Tapi ia malah membawa jenazah istrinya pulang ke rumahnya di Pau.

Saat jenazah Norti digotong oleh kerabatnya, mendadak tubuhnya bergerak pelan.

Begitu jenazah ditidurkan di bale-bale, Norti bangkit dan langsung kerauhan.

Hingga di Pura Pejenengan Sakti Norti masih kerauhan.

Menurut beberapa warga dan kerabatnya, Norti menerima pawisik harus menjalani kehidupan sebagai seorang dwijati dengan gelar, Sri Mpu Basuki Bian Ratu Sakti.

Pihak keluarga pun menyanggupi untuk melaksanakan proses diksa/medwijati terhadap Ni Wayan Norti. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved