Geger Jenazah Wanita Bali Hidup Kembali, Inilah Kisah 154 Orang yang Pernah Mati Suri
Seorang wanita di Bali yang sempat membikin geger setelah dinyatakan meninggal dunia, namun hidup kembali, diyakini mengalami mati suri.
Saat awal memasuki kediamannya, tampak seekor anjing diikat di pekarangan depan rumahnya.
Kediamannya cukup bersih dan luas.
Setelah beberapa saat, dua orang kerabat dari Ni Wayan Norti menghampiri Tribun Bali (grup Surya.co.id)
Ia menyampaikan bahwa Ni Wayan Norti dan suaminya, sudah kembali ke rumah kost mereka di Denpasar.
"Kemarin sore, Selasa (13/3/2018), kerabat saya sudah kembali ke Denpasar," ujar salah sorang kerabat dari Norti ketika ditemui di kediamannya.
Baca: Prediksi Roy Kiyoshi Karma ANTV untuk Tahun 2018. Politik Hingga Bencana, Luar Biasa Mengerikan!
Pihak keluarga pun mengaku kurang mengetahui secara pasti, dimana lokasi kost dari Ni Wayan Norti dan suaminya.
Pihak keluarga pun meminta media untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut, setelah Ni Wayan Norti melakukan ritual mediksa.
Mediksa (atau juga disebut divya jnyana) adalah upacara untuk dapat menerima sinar suci ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk melenyapkan kegelapan pikiran agar mencapai kesempurnaan yang merupakan salah satu bagian dari saptangga dharma yaitu dengan cara menjalankan upacara inisiasi agar dapat menunggalkan diri dengan Tuhan.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI Klungkung Putu Suarta menyampaikan, pihak PHDI tidak ada membatasi siapapun, termasuk Ni Wayan Norti untuk menjadi seorang diksa/medwijati.
Termasuk tidak ada batasan usia dari seseorang untuk melakukan prosesi mediksa, semua tergantung yang pada yang bersangkutan dan nabe (guru).
"Calon diksa harus punya kesiapan mental maupun lainnya dan keluarga mendukung. Kalau usia tua tapi belum bisa mengendalikan diri, kami juga khawatir itu. Ketika seseorang sudah didwijati tidak lagi memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi," ujar I Putu Suarta ketika ditemui di Sekretariat PHDI Klungkung, Rabu (14/3/2018).
Menurut Suarta, menjadi seorang sulinggih adalah sangat sulit, karena harus punya kesadaran dan punya disiplin tinggi menaati hukum agama.
Selain itu juga harus memenuhi beberapa syarat bisa menjadi seorang yang medwijati.
"Jangan nanti ketika seseorang sudah mendiksa, mencari kerja atau terikat oleh pekerjaan diluar urusan keagamaan, itu yang kami khawatirkan. Makanya saat diksa pariksa, kami dari tim diksa pariska kabupaten selalu bertanya soal kesiapan yang bersangkutan, baik jasmani, rohani, material dan kesiapan keluarga, anak-anaknya seperti apa,” ungkapnya.

:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/ilustrasi-mati-suri_20180315_003418.jpg)
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Rekam-Jejak-Erwin-Wakil-Walikota-Bandung-yang-Diperiksa-Kejaksaan-Terkait-Kasus-Dugaan-Korupsi.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kapolda-Jambi-Irjen-Pol-Krisno-H-Siregar.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Purbaya-dan-Jaksa-Agung-ST-Burhanuddin.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Usai-Sidak-Aqua-hingga-Heboh-Dugaan-Sumber-Airnya-Dedi-Mulyadi-Kini-Sarankan-Pindah-Kantor-Pusat.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Sosok-Muhidin-Gubernur-Kalsel-yang-Sindir-Menkeu-Purbaya-Koboi-Salah-Tembak-Soal-Dana-Triliunan.jpg)