Berita Mojokerto

Belinda Firda : Tari Jadi Passion, Usung Tari Kreasi Sampai Internasional

"Menari adalah hobi saya. Menari juga adalah passion dalam hidup saya, dimana segala macam beban dan rasa stres akan hilang ketika menari," tuturnya k

Penulis: Sudharma Adi | Editor: Yoni
surya/sudarma adi
Duta wisata Yuk Bertalenta 2016, Belinda Firda Mila Fitria 

 SURYA.co.id | MOJOKERTO - Menjadi duta wisata'Yuk' Bertalenta 2016 adalah pembuktian bagi Belinda Firda Mila Fitria dalam dunia tari, khususnya tari kreasi.
Talenta inilah yang bakal dijadikan andalannya untuk mewujudkan cita-citanya, yakni melestarikan budaya tari hingga tingkat internasional.

Dilahirkan dari orangtua yang punya bakat seni tari dan menyanyi, gadis asli Mojokerto ini sejak kecil tertarik pada dunia tari.

Tak heran, sejak masih duduk di bangku SD, Belinda sudah ikut sanggar tari bernama Sangralaksita.

Di sanggar ini, dia belajar berbagai macam jenis tarian, termasuk tari tradisional dan kreasi.

"Menari adalah hobi saya. Menari juga adalah passion dalam hidup saya, dimana segala macam beban dan rasa stres akan hilang ketika menari," tuturnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Senin (5/12/2016).

Kemampuan dan rasa suka pada tari-tarian, membuat gadis yang lahir pada 11 Januari 2000 ini pun melanglang berbagai tempat untuk mengikuti lomba-lomba tari.

Tak terhitung sudah lomba yang dia menangi, di antaranya adalah lima penyaji tari terbaik dalam Kirab Nusantara yang digelar di TMII pada Desember 2015 lalu, dan juara 1 Lomba Cipta Tari Tingkat Korem pada 2016 ini.

Selain itu, bakat menari juga membuatnya menjadi Yuk Cilik Mojokerto pada 2005 dan 2011, serta Yuk Remaja pada 2013 lalu.

"Hampir semua jenis tarian kreasi dan tradisional sudah saya kuasai, termasuk tari khas Mojokerto, Mayang Rontek," tutur gadis yang duduk di kelas 11 SMAN 1 Sooko ini kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Bakat yang dimiliki itu membuatnya mampu menyelami inti atau ruh dari dunia tari. Dia mengaku menerapkan tiga falsafah tari ketika memeragakan tarian.

Ketiga falsafah itu adalah wirogo, wiroso, dan wiromo. Gadis ini pun menjabarkan, bahwa wirogo adalah bagaimana raga atau tubuh melakukan gerakan tarian secara benar dan sehat. Lalu untuk wiroso, penari harus mendapatkan rasa atau feel dari tarian yang dibawakan.
"Kemudian untuk wiromo, penari ini harus bisa menyelaraskan gerakan tari dengan musik atau mengatur tempo. Ketiga hal ini yang selalu jadi pedoman saya ketika menari," tutur gadis yang juga hobi menyanyi ini.

Makanya, ketika ikut duta wisata Guk Yuk pada 2016 ini, dia tak sulit meraih gelar Yuk Bertalenta 2016 lewat kreasi kombinasi dalam tarian, parikan dan teater.
Kombinasi ini dia tuangkan dalam seni tradisional yang memikat sekaligus mengena, dalam waktu tiga menit saja.

Namun capaian ini belum membuatnya puas, karena dia bertekad ingin memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya Mojokerto ke dunia internasional lewat tarian.

"Tentunya ini kesempatan saya untuk bisa mengenalkan Mojokerto lewat tarian, lewat event-event yang dilakukan melalui Paguyuban Guk Yuk Mojokerto," pungkas pengidola seniman terkenal asal Jogjakarta, Didik Nini Thowok itu.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved