Berita Jombang
Devi Bilang Akan Mati, Ternyata Mati Bersama 3 Teman dalam Lobang Bekas Galian
#JOMBANG - Orangtuanya mengabulkan permintaan Devi, dengan merayakan ultahnya. Namun esok paginya, Devi berpulang.
Penulis: Sutono | Editor: Yuli
SURYA.co.id | JOMBANG - Musibah tewasnya empat siswi SDN Sukorejo 1 Kecamatan Perak, Jombang, saat outbound di kawasan bekas tambang bahan Galian C Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Jombang masih menyisakan cerita pilu bagi para keluarga.
Dua hari sebelum peristiwa terjadi, salah satu korban yang bernama Devi Anugerah Cahyani (11), meminta kepada orangtuanya agar ulang tahunnya dirayakan.
Yang mengejutkan, Devi juga menunjukkan firasat aneh. Jika permintaan itu tidak dipenuhi orangtuanya, Devi bilang akan mati.
Orangtuanya mengabulkan permintaan Devi, dengan merayakan ultahnya. Namun esok paginya, Devi berpulang.
Putri tunggal pasangan suami-istri (pasutri) Muhammad Basuki dan Siti Wahyuni itu kebanggan keluarga. Devi dikenal anak yang cerdas serta banyak memperoleh prestasi.
Termasuk menjadi bintang di kelasnya sejak kelas satu hingga kelas empat di SDN Sukorejo 1, Kecamatan Perak.
Ikuti berita terbaru Surabaya dan Jatim di sini:
Hingga Selasa (15/12/2015), sang ibu, Siti Wahyuni (30), masih syok karena terlalu berat menerima kenyataan harus kehilangan putri tunggalnya.
Tak hanya ibundanya, sang ayah, Muhammad Basuki (37), juga seakan masih belum percaya Devi telah berpulang.
”Dia anak satu-satunya, jadi kami sangat bersedih. Lebih-lebih kepergiannya juga mendadak,” ujar Basuki. Menurutnya, putrinya meninggal dengan cara tidak wajar tenggelam di lokasi bekas galian C yang diduga ilegal itu.
”Kepergiannya harus kami ikhlaskan, tapi cara meninggalnya itu yang kami belum bisa menerima,” imbuhnya.
Lelaki pedagang buah ini juga bercerita, dirinya dan istrinya tidak pernah menyangka Devi akan meninggal saat kegiatan sekolah.
”Sehari sebelum meninggal dunia, Devi ulang tahun kesebelas. Devi minta teman-temannya diundang. Dia senang sekali saat itu, dan mencium saya sembari bilang terima kasih,” tutur Basuki dengan mata berkaca-kaca.
Basuki juga mengatakan, Devi sempat meminta dibuatkan bekal untuk acara jalan-jalan sekolahnya.
”Tapi, ketika itu saya tidak tahu kalau ternyata Devi diajak jalan-jalan gurunya ke lokasi bekas galian C itu. Kalau saja saya tahu, tidak akan saya izinkan Devi ikut,” lanjutnya.
Ia juga menerangkan, anaknya selalu menjadi bintang di kelasnya. ”Sejak kelas satu SD memang sudah rangking satu sampai sekarang kelas empat masih selalu rangkin satu,” terangnya.
Di samping sebagai bintang kelas, Devi juga memiliki bakat yang bagus. Mulai dari kemampuan membaca puisi, pidato, bahkan menyanyi.
”Pernah ikut lomba baca puisi tingkat Jawa Timur, lomba menyanyi juga sering, pildacil juga pernah juara kecamatan dan kabupaten,” terangnya.
Basuki berkisah, Devi diharapkan menjadi kebanggaan keluarga.
”Dia harapan satu-satunya keluarga yang akan membanggakan kami kelak. Tapi sekarang sudah tiada. Semoga amalnya diterima di sisi-Nya,” pungkas Basuki.
Muhammad Toyib, salah satu guru SDN Sukorejo 1 membenarkan, Devi merupakan bintang kelas dan penuh dengan prestasi.
”Devi anaknya pintar, dan memiliki banyak kemampuan. Bisa pildacil, baca puisi dengan baik, dan lainnya” tuturnya.
Diberitakan, saat mengikuti kegiatan ‘outbound’ sekolah, Devi tewas tenggelam di kubangan bekas penambangan bahan galian C liar di Dusun Ploso, Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Jombang, Sabtu (12/12/2015) lalu.
Selain Devi, tiga siswa sekolah yang sama, juga meninggal dunia karena tenggelam di kubangan itu.
Mereka Eva Trianggraini (10), Fatikhul Khusna Aprilia (10), dan Anggik Arianti (10). Kasus ini masih ditangani Polsek Perak.