Peristiwa Lumajang

Pengakuan Wakil Ketua DPRD Soal Uang dari Kades Selok Awar-awar

#LUMAJANG - Sugiyantoko mengaku selama ini tidak akur dengan Hariyono karena Hariyono merupakan rival Abdul Halim, adik kandungnya, saat Pilkades.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yuli
Benni Indo
KORBAN MAFIA TAMBANG - Anak-anak Salim Kancil yang gugur di tangan preman mafia tambang di Lumajang. 

Sugiyantoko mencairkan dana Jasmas untuk sejumlah proyek di desanya. Karenanya, ia memerlukan proposal untuk pengajuan dana Jasmas itu. Perihal itu, Sugiyantoko mengaku juga berhubungan dengan Sekdes Selok Awar-Awar.

"Berkomunikasi sama dia itu soal proposal untuk Jasmas, dan even Cross di Pantai Watu Pecak beberapa bulan lalu. Seingat saya, hanya tiga kali berkomunikasi langsung selama 5 - 6 bulan terakhir ini," terangnya.

Sugiyantoko kemudian menambahkan tentang penambangan ilegal di Selok Awar-Awar.

Selain menambang di pesisir pantai, Hariyono juga mengoperatori penambangan ilegal pasir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Pancing yang berada di Dusun Persewa Desa Selok Awar-Awar.

Penambangan di tempat itu dilakukan sejak ia menjadi Kades periode pertama. Saat pasir di sekitar DAS tidak bisa lagi ditambang, maka penambangan ilegal dialihkan ke pesisir pantai.

Hariyono merupakan Kades Selok Awar-Awar yang kini ditahan di Mapolda Jatim. Ia menjadi tersangka kasus penambangan pasir ilegal dan pembunuhan berencana terhadap warga desanya, Salim Kancil, juga penganiayaan kepada Tosan.

Tosan dan Salim Kancil merupakan petani yang menolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-Awar. 

BACA JUGA: "Pernah suami saya mengeluarkan modal Rp 2 juta untuk sawah, tetapi tidak menghasilkan apapun karena padi terendam air laut," ujar Tijah, istri almarhum Salim Kancil.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved