Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
Warga Tak Pernah Dapat Pelatihan dan Simulasi Bencana
Retakan itu memanjang sejauh 10 meter dari bibir bukit yang pernah longsor di awal tahun lalu.
Soal skenario evakuasi bila sewaktu-waktu bencana melanda, tidak pernah mereka dapatkan.
”Pokoknya kalau hujan, warga sudah harus waspada. Yang rumahnya masuk relokasi, juga harus segera mengungsi,” ujarnya.
Slamet mengatakan, sesuai dengan isi papan peringatan itu, warga diharap waspada bila guyuran hujan terjadi lebih dari tiga jam, air dari dalam got berubah keruh dan berlumpur, terdengar suara gemuruh dari atas lereng serta terlihat tanah atau batu yang menggelinding dari atas lereng.
Papan itu juga berisi tulisan ’Hati-hati Anda Berada Dalam Kawasan Rawan Longsor!!!’.
Beberapa warga mengiyakan ucapan sang kades. Mereka sama sekali tidak mengerti bagaimana skenario penyelamatan diri di saat genting.
Mereka hanya berpedoman pada tulisan di papan imbauan itu. Mereka hanya mau mengungsi bila hujan turun deras.
”Kalau hujan turun dan kami harus keluar rumah, ya kami akan menumpang di rumah di bawah. Ya bawa badan saja. Kami tidak membawa apa pun dari rumah. Saat hujan reda, baru kami kembali lagi ke rumah,” kata Supami, warga yang rumahnya juga terancam longsor.
Supami mengaku trauma dengan longsor Januari lalu. (idl/day/ben)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA