Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
Relokasi Rumah 22 Warga Tak Kunjung Kelar
Belum genap dua tahun menikmati rumah yang sudah dia make over, Sunoto diminta untuk membongkar.
Sunoto contohnya. Dia rela menjual sapi-sapinya untuk mengubin dan menguatkan rangka atap rumahnya dengan semen cor.
Belum genap dua tahun menikmati rumah yang sudah dia make over, Sunoto diminta untuk membongkar.
Dia mengaku sebenarnya tidak keberatan pindah. Namun, untuk urusan membongkar, dia tidak siap.
Buruh tani itu keberatan rumah yang dibangun dari keringatnya harus dirobohkan. Sunoto hanya mau mengosongkan bangunan itu. ”Kan bisa saya ampir-ampiri (kunjungi),” katanya.
Masalah lain yang menghambat proses pembangunan adalah minimnya jumlah tenaga pekerja bangunan.
Kontraktor yang membangun rumah relokasi ini enggan menggunakan tukang dari dusun ini karena upahnya yang dianggap mahal. Rata-rata, tukang di sana memasang tarif Rp 80.000. (idl/day/ben)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA