Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
BPBD Jatim : Pandai-pandailah Membaca Alam
Masyarakat tidak bisa seratus persen bergantung. Di sinilah, edukasi penanganan bencana menjadi penting.
Dengan renkon, banjir Sampang tidak sampai menimbulkan kepanikan lagi.
Semua pihak sudah tahu apa yang harus dilakukan. Selama ini, renkon kita memang masih berupa bencana gunung berapi.
Untuk penanganan lanjut daerah bencana, BPBD berkoordinasi dengan instansi-instansi lain.
Sebab, anggaran penanganan bencana ini juga dikelola beberapa pihak, mulai Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan lain-lain.
Karena itu, antisipasi bencana juga melibatkan pemerintah dan pemangku kepentingan.
Meski sudah ada BPDB dan personel pemerintah, kekuatan mereka tetap saja terbatas.
Masyarakat tidak bisa seratus persen bergantung. Di sinilah, edukasi penanganan bencana menjadi penting.
Masyarakat di daerah rawan bencana harus peka terhadap kondisi alam sekitar.
Sebagai contoh, bencana tanah longsor sebenarnya bisa dideteksi sejak dini.
Misalnya di saat musim kemarau, muncul rekahan-rekahan. Sementara struktur tanah semakin tidak stabil.
Jika hujan turun, maka rekahan tanah ini berpotensi menimbulkan longsor.
Kawasan hutan paling mudah dipantau. Jika kondisi pohon-pohon di kawasan hutan sudah gundul, warga sekitar wajib waspada.
Misalnya, jika kita melintas dari Trenggalek ke Ponorogo, atau dari Ponorogo ke Pacitan kita akan melewati perbukitan dan hutan.
Di daerah itu terlihat jelas kondisi pohon sudah sangat jarang. Bahkan, dengan mata telanjang, kita bisa melihat bebatuan, bukan pepohonan.
Fenomena-fenomena itu harus ditangkap warga sekitar dengan bijak. Pandai-pandailah membaca alam.
Apalagi saat ini musim hujan, jangan sampai peristiwa Banjarnegara terjadi.
Masyarakat harus tanggap, jika kondisi membahayakan harus segera mengamankan diri. (day)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA