Stop Bus Kebut Kebutan
Stiker Imbauan Hanya Jadi Pajangan di Dalam Bus
Penumpang yang tidak kebagian tempat, harus berdiri atau duduk setengah jongkok di dekat sopir.
SURYA Online, SURABAYA - Memasuki Mojokerto, kondektur dan kernet tetap mengangkut penumpang meski tempat duduk penuh.
Penumpang yang tidak kebagian tempat, harus berdiri atau duduk setengah jongkok di dekat sopir.
Kondektur mempersilahkan penumpang duduk di atas tempat yang diberi alas empuk memanjang.
Setidaknya ada empat penumpang yang duduk di sana. Meski harus duduk setengah jongkok, tarif yang diberlakukan sama. Mereka harus bayar 100 persen.
“Sabar ya Pak. Maringene mbak iki mudun Jombang (Sabar ya Pak. Sebentar lagi Mbak ini turun Jombang,” kata kondektur kepada pria tua.
Di sepanjang jalan, bus yang Surya tumpangi berjalan tanpa hambatan.
Setibanya di Jombang, bus sering berhenti di tengah jalan untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.
Meski jalan saat itu sepi, ulah sopir ini melanggar lalu lintas dan mengancam keselamatan pengguna jalan.
Di Terminal Jombang bus berhenti 10 menit. Sopir bus istirahat sejenak. Saat kembali melanjutkan perjalanan, sopir kembali menghisap rokok.
Rokok putihan itu dihisapnya beberapa kali hingga memasuki jalan raya.
Untuk membuang asapnya, sopir membuka jendela di sampingnya. Menyisakan setengah batang, rokok itu akhirnya dibuang.
Surya lantas menanyakan stiker imbauan itu kepada beberapa penumpang.
Penumpang tersebut mengaku tidak pernah mengirim pesan atau menelpon nomor tersebut.
Mereka sebenarnya tahu ada imbauan, namun memilih tidak memanfaatkannya.
“Tahu ada (stiker imbauan). Tetapi ya selama tidak terlalu ugal-ugalan ya ga apa-apalah,” kata Suharti sembari tertawa.