Kilas Balik
Baku Tembak Sengit Kopassus Saat Buru Presiden Fretilin, Prajurit ini yang Sukses Tembak Mati Target
Sejumlah prajurit Kopassus sempat mengalami baku tembak sengit hingga pertempuran jarak dekat saat memburu presiden Fretilin, Nicolao Lobato
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Sejumlah prajurit Kopassus sempat mengalami baku tembak sengit hingga pertempuran jarak dekat saat memburu presiden Fretilin, Nicolao Lobato.
Dilansir dari buku 'Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkidjo, tim Kopassus pimpinan Prabowo Subianto itu dikerahkan untuk membantu pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.
Selain Kopassus, pasukan gabungan Yon Parikesit juga berisikan prajurit dari kesatuan elit lainnya seperti Marinir dan Kopasgat (Paskhas).
Tugas mereka cuma satu : eliminasi Lobato!
"Tangkap Nicolao Lobato, hidup atau mati!" tegas panglima kepada Kolonel Dading Kalbuadi selaku komandan operasi Seroja.
• 5 Fakta Pelaku Mutilasi Guru Honorer Kediri, Menjerit Tengah Malam hingga Berkilah Saat Ditanyai
• Potret Kecantikan Halimah Mantan Bambang Trihatmodjo di Pernikahan Anaknya, Bikin Pangling Bak Bule
• Usai Dibongkar Hotman Paris, Anggia Chan Kini Akui Pacaran Settingan dengan Vicky & Ungkap Alasannya
• VIDEO VIRAL Detik-detik Jasad Mahasiswi dengan 27 Tusukan & Kondom Bekas Ditemukan di Hotel
• FAKTA TERBARU Audrey, Penyebar Kabar Organ Intim Rusak Dilaporkan Polisi, Stop #Audreyjugabersalah

Konsep perburuan Yon Parikesit menggunakan taktik Mobile Udara (Mobud) dimana pasukan akan diterjunkan menggunakan helikopter melalui tali (fast ropping) di titik pendaratan.
Debut pertempuran Yon Parikesit terjadi di wilayah Laklobar dan Soibada.
Di sana tim berhadapan dengan pasukan pengawal Lobato.
Pasukan Kopassus Nanggala-28 pimpinan Kapten Prabowo Subianto diterjunkan bersamaan dengan Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV, satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dan Batalyon 744 Somodok pimpinan Mayor Yunus Yosfiah.
30 Desember 1978, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah jika anggotanya ada yang memergoki pergerakan sejumlah besar pasukan Fretilin ke arah Selatan.
Hal ini dinilai janggal karena Fretilin amat jarang mengerahkan pasukan besar yang bergerak bersama-sama, dugaan kuat pasti Lobato ada ditengah-tengah mereka.

Laporan ini lantas diteruskan kepada Kolonel Sahala Radjagukguk yang berada di lapangan untuk memperketat pengepungan kepada pasukan Lobato.
Kapten Prabowo juga diberi tugas mengkoordinasikan pengepungan dengan seluruh kekuatan yang ada.
Nanggala-28 pimpinan Prabowo Subianto kemudian meluncur ke lokasi pengepungan dan langsung menghujani Lobato dan pasukannya dengan timah panas.
Adu tembak silih berganti antar kedua belah pihak, sengit, semerbak bau mesiu dimana-mana.