Penemuan Mayat dalam Koper
5 Fakta Pelaku Mutilasi Guru Honorer Kediri, Menjerit Tengah Malam hingga Berkilah Saat Ditanyai
Sejumlah fakta tentang pelaku pembunuhan guru honorer Kediri, Budi hartanto (28), ada di artikel ini
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Sejumlah fakta tentang pelaku pembunuhan guru honorer Kediri, Budi hartanto (28), ada di artikel ini
Seperti diketahui, kasus pembunuhan dengan cara mutilasi itu kian menemukan titik terang setelah pelakunya ditangkap polisi pada Kamis (11/4/2019) kemarin
Dirangkum oleh SURYA.co.id, berikut sejumlah fakta tentang pelaku pembunuhan Budi Hartanto guru honorer Kediri yang tewas dimutilasi
1. Tersangka Sempat Menjerit-jerit di Tengah Malam
Warga di sekitar warung nasi goreng yang dikelola Aris Sugianto, salah satu tersangka pelaku mutilasi Budi Hartanto (28) sempat curiga saat mendengar suara jeritan pelaku pada tengah malam.
Aris diketahui membuka bisnis warung nasi goreng dan masakan Malaysia di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

• VIDEO VIRAL Wanita Mengadu ke Hotman Paris Usai Diajak Hubungan Intim di Mobil oleh Oknum Jaksa
• Fakta di Balik Penemuan Jasad Mahasiswi di Hotel, Terdapat 27 Tusukan hingga Ditemukan Kondom Bekas
• Lebih Parah dari Kasus Audrey, Pengeroyokan Siswi ini Berujung Maut karena Tubuhnya Dibakar Pelaku
• Biodata Halimah Mantan Bambang Trihatmodjo yang Disorot di Pernikahan Anaknya, Aktif Kegiatan Sosial
Sujilah (65) tetangga sebelah timur warung nasi goreng mengungkapkan, dirinya mengetahui pelaku sempat menjerit -jerit ketakutan pada malam hari.
"Pelaku sempat menjerit-jerit seperti orang ketakutan.
Padahal di warungnya juga ada temannya.
Dia bilang wedi aku, wedi aku (aku takut- aku takut)," ungkap Sujilah menirukan teriakan pelaku kepada SURYA.co.id, Sabtu (13/4/2019).
Mengetahui ada suara ribut-ribut di warung depan rumahnya, Sujilah sempat mengintip melihat kejadian diluar dari balik kelambu rumahnya.
Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang mengintip.
Pelaku juga terlihat sempat berlari dari warungnya ke jalan dengan ekspresi seperti orang yang ketakutan.
Padahal di warungnya juga ada sejumlah temannya.
Keesokan harinya Sujilah sempat menanyakan kejadian yang membuatnya menjerit-jerit ketakutan.