Viral Media Sosial

Fakta Baru Kasus Emak-emak di Karawang yang Viral di Whatsapp (WA) & IG, Keseharian Mereka Terungkap

Fakta baru kasus emak-emak di video 'Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan' yang viral di grup-grup WhatsApp (WA) & IG perlahan terungkap

Instagram
Fakta Baru Kasus Emak-emak di Karawang yang Viral di Whatsapp (WA) & IG, Keseharian Mereka Terungkap 

SURYA.co.id - Fakta-fakta baru kasus tiga ibu alias emak-emak di video 'Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan' yang viral di grup-grup WhatsApp (WA), twitter dan Instagram (IG), perlahan terungkap

Dalam video viral tersebut, dua orang perempuan tengah berbicara dengan seorang pria tua jika Jokowi terpilih tidak ada azan dan LGBT bakal legal.

Dilansir dari Wartakota, kedua perempuan yang berbicara itu bernama Engkay Sugitanti dan Ika Peronika

Kepala Desa Wanci Mekar, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Alih Miharja mengatakan dari tiga tersangka yang ditetapkan polisi, ada dua perempuan yang merupakan warganya yaitu Engkay Sugiyanti warga Kampung Bakanmaja, Desa Wanci Mekar dan Ika Peronika warga Kalioyod RT 02 RW 03. 

Sedangkan Citra Wida bukan warganya, tetapi warga Perumnas Telukjambe, Karawang.

"Satunya bukan warga saya, kalau dua warga itu sehari-hari Engkay bekerja sebagai pedagang es campur dan suaminya penjaga lintasa rel kereta api. Kalau Ika ibu rumah tangga," kata Alih, kepada Wartakota, Rabu (27/2/2019).

Ali menjelaskan kedua perempuan itu juga tidak aktif di Desanya, baik kegiatan RT maupun RW.

"Jadi memang warga biasa saja, engga punya kegiatan baik tingkat RT RW. Yang saya tahu itu saja pekerjaan ya seperti itu," ucap Alih.

Namun, demikian kata Alih, ia tidak mengetahui jelas aktifitasnya sehari-hari diluar itu.

"Kalau relawan atau tim kampanye saya engga tahu ya. Hanya sebatas itu yang saya tahu," jelasnya.

Sementara pria yang diajak bicara oleh kedua perempuan itu, kata Alih, bernama Suparjo di Dusun Kalioyod, Desa Wanci Mekar, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang.

Alih menjelaskan Mbah Parjo sapaan akrab pria itu ketika mudanya bekerja sebagai pedagang es dorong. Namun, saat ini usaha kontrakan dikarenakan usianya sudah tua.

"Mbah Parjo warga saya juga dulunya waktu muda tukang es dorong. Cuman dia sudah sepuh jadi bikin kontrakan," katanya.

Alih juga mengaku kaget mendengar kabar penangkapan warga. Pasalnya, ia tidak menetahui saat proses penangkapan maupun saat perekamanan video tersebut.

"Saya kaget juga, saya saja tahunya dari media sosial saat sudah ramai. Saya merasa kaget, saya kerja di desa sudah 32 tahun dan menjabat sebagai kepala desa tiga periode baru kali ini kejadian ada seperti ini, baru Pilres kali ini seperti ini,"ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved