Kilas Balik
Duel Maut Prajurit Kopassus Melawan Petinggi Gerilyawan di Kalimantan, Sempat Dihadang Ular Kobra
Salah satu misi Kopassus yang menarik adalah upaya penangkapan petinggi gerilyawan PGRS/Paraku di Kalimantan sekitar tahun 1968-1974
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id - Salah satu misi Kopassus yang menarik adalah upaya penangkapan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) sekitar tahun 1968-1974
Dalam misi tersebut, sempat terjadi duel maut antara pimpinan tim halilintar Kopassus, Kapten Hendropriyono melawan petinggi PGRS/Paraku yang bernama Ah San
Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin' yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2013, info soal Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy
Siat Moy mau membantu Kopassus dengan syarat Ah San tak dibunuh.
Maka, Hendro pun memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
• Sosok Kahar Tjandra Jebolan Kopassus Pendiri Betadine, Sempat Dibujuk Komandannya Agar Tak Keluar
• Suami Aura Kasih ternyata Duda 1 Anak di Usianya yang Baru 24 Tahun - Kenapa Aura Mau Dinikahi?
• Norman Kamaru Disebut-sebut Saat Kapolres Jakarta Utara Pecat 6 Polisi, Dia Kacang Lupa Kulitnya
• 4 Fakta Pernikahan Batal Karena Calon Suami Meninggal, Sempat Pergi dari Rumah Hingga Polisi Datang
Mantan Tentara Tewas di Tangan Juragan Tenda, Tengkoraknya Ditemukan di Septic Tank 6 Bulan Kemudian

• 2 Jenderal TNI ini Legowo Saat Ditilang Polisi, Kapolda Langsung Minta Maaf hingga Masuk Koran
• Aksi Perwira TNI Berwajah Bule Menyusup ke Malaysia Sebagai Turis, Endingnya Diburu Kapal Inggris
• Aksi Soegito Prajurit Kopassus yang Ditembaki Tropaz Saat Terjun, Melempar Granat tapi Tak Meledak
• Daftar Film Pasukan Khusus Paling Seru dari Berbagai Negara, Mulai Kopassus,SAS, hingga Navy SEALs
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Setiap personel dilengkapi dengan handy talky (HT).
3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.
Kecepatan merayap pun ditentukan. Kode hijau artinya merayap 10 meter per menit, kode kuning berarti lima meter per menit.
Sedangkan kode merah artinya berhenti merayap. Ditargetkan mereka bisa sampai di titik terakhir pukul 22.00.
Rencananya operasi penyerbuan akan dilakukan pukul 04.00, keesokan harinya.
Baru setengah jam merayap, tim sudah dihadang ular kobra.
Untung saat latihan komando mereka sudah praktik menjinakkan ular kobra sehingga tak ada yang kena patuk.