Pembantaian di Papua
Jusuf Kalla Tegaskan Akan Ada Operasi Besar-besaran oleh TNI/Polri Berantas Kelompok Separatis Papua
Kasus pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Trans Papua Kabupaten Nduga dikecam oleh berbagai kalangan, termasuk dari Wapres Jusuf Kalla.
SURYA.co.id | PADANG - Kasus pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Trans Papua Kabupaten Nduga dikecam oleh berbagai kalangan, termasuk dari Wapres Jusuf Kalla.
Saat kunjungan kerja di Padang, Jusuf Kalla pun menegaskan akan ada operasi besar-besaran yang dilakukan TNI dan Polisi di kepada Kelompok Separatis Papua.
Operasi tersebut digelar karena ada dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Papua.
• Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata di Papua Tantang TNI dan POLRI Memasuki Medan Perang
• 4 Fakta Playboy Kampus Surabaya Kencani 6 Mahasiswi lalu Pose Bugilnya Disebar di Medsos
• Pembantai Mengira Pekerja Trans Papua Adalah TNI, Mereka juga Tantang TNI Polri Perang
"Kasus ini ya polisi dan TNI harus operasi besar-besaran, karena ini jelas masalahnya mereka- Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) -yang menembak, mereka yang melanggar HAM tentunya," ujar Jusuf Kalla usai pembuka Kongres Persatuan Insyiyur Indonesia (PII), di Padang, Sumatera Barat, Kamis (6/12/2018).
Jusuf Kalla mengatakan, selama ini pemerintah telah melakukan berbagai pola pendekatan.
Namun, TNI dan Polisi selalu menjadi pihak yang dianggap melanggar HAM.
"Ya sering pola seperti ini ingin lebih soft supaya jangan dituduh kita (pemerintah) yang melanggar HAM. Padahal ini yg melanggar HAM itu siapa? mereka kan yang melanggar HAM," ungkapnya.
• Jika Habib Bahar Jadi Tersangka Ujaran Kebencian, Novel Bamukmin Lakukan Ini di Pengadilan
• Berita Terkini, 4 Fakta Habib Bahar Penuhi Panggilan Bareskrim, Ada Seruan Allah Bersama Habib
Sebelumnya, pembantaian terhadap 20 pekerja Trans Papua, di bawah naungan PT Istaka Karya, ternyata telah diamati kurang lebih tiga bulan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Papua.
Mereka mengira, para pekerja yang dibantai itu adalah anggota TNI Polri.
Pengamatan itu terungkap dalam akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Akun tersebut disinyalir akun milik Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dikutip SURYA.co.id (surabaya.tribunnews.com) dari Tribunnews.com, melalui akun TPNPB tersebut, Makodap III Ndugama Egianus Kogoya menyatakan bertanggungjawab terhadap penyerangan SIPUR (anggota TNI Polri) pekerja PT Istaka Karya di jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos TNI Distrik Mbua melalui komandan operasinya.
Egianus Kogoya melalui komandan operasinya Pemne Kogoya penyerangan yang menewaskan 20 orang tersebut.
Kelompok Separatis Papua ini juga mengatakan bahwa sejak Minggu (2/12/2018) di bawah pimpian Komandan operasi Pemne Kogoya telah lakukan operasi di kali Aworak, Kali Yigi dengan sasaran operasi Anggota SIPUR Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua.
Dalam pernyataannya tersebut, TPNPB KODAP III Ndugama telah lama mengidentifikasi pekerja sebelum serangan terjadi.
Pemne Kogoya selaku komandan operasi KODAP III Ndugama mengungkapkan, bahwa lebih dari tiga bulan telah melakukan pamantauan dan patroli terhadap pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos Mbua.