Feature

Penjual Jamu Itu Ingin Racuni Pembelinya dengan Buku

"Kalau jualan jamu sudah dari sejak kecil. Ibu saya memang berjualan jamu. Tapi kalau keliling jualan jamu sambil bawa buku sekitar 2011," kata Fauzi

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Rahadian Bagus Priambodo
surya/rahadian bagus priambodo
M Fauzi, penjual jamu asal Sidoarjo ini setiap pagi berkeliling menjajakan jamu sambil membawa buku untuk dipinjamkan gratis. 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Senin (18/5/15) sekitar pukul 06.00 WIB, Muhammad Fauzi (23) tampak sibuk mengisi jamu ke botol plastik bekas kemasan air mineral. Dibantu istrinya, Imroatul Mufida (28) ia menyusun botol berisi jamu itu ke rak kayu yang sudah terpasang di jok motornya.

Pria yang akrab disapa Fauzi ini sudah lebih dari sepuluh tahun berjualan jamu. Namun, Fauzi tak sekadar berjualan jamu. Pria lulusan SMP ini membagikan ilmu secara gratis dengan meminjamkan buku kepada siapa saja.

Di rak jamu miliknya, sengaja ia menyisipkan beragam jenis buku. Fauzi sengaja membawa puluhan buku bekas itu, sambil keliling berjualan jamu.

Ia sengaja memasang rak berisi puluhan buku dengan harapan, para pelanggannya tertarik untuk membaca buku-buku yang dibawanya sembari menikmati jamu racikannya.

"Kalau jualan jamu sudah dari sejak kecil. Ibu saya memang berjualan jamu. Tapi kalau keliling jualan jamu sambil bawa buku sekitar 2011," kata Fauzi saat ditemui di rumahnya.

Ayah dua anak ini mengaku, sejak kecil dirinya memang hobi membaca buku. Dan ia ingin menularkan hobi itu ke para pelanggan dan warga yang tinggal di sekitar rumahnya.

Ia berkeinginan besar agar buku sebagai sumber ilmu harus bisa dengan mudah untuk dibaca siapa saja. Fauzi berkeyakinan, banyak masyarakat yang gemar membaca buku, namun tidak semuanya bisa dengan mudah mendapatkannya. Sama seperti dirinya pada waktu masih kecil.

Anak pertama dari sepuluh orang bersaudara ini menceritakan, dirinya dibesarkan dari keluarga miskin. Ayah dan ibunya bercerai saat ia masih kecil.

Selain berjualan jamu, ibunya bekerja menjadi penjual sayuran untuk menghidupinya dan sembilan orang saudaranya. Karena alasan itulah, masa kecilnya tidak sebahagia anak-anak pada umumnya. Ia harus membantu ibunya berjualan jamu.

Karena kondisi keluarganya, ia pun hanya bisa menamatkan pendidikan formal hingga tingkat SMP. Padahal, ia sebenarnya mempunyai keinginan besar bisa melanjutkan sekolah agar mendapat ilmu dan membaca lebih banyak lagi buku pada saat itu.

Pengalaman di masa kecilnya itulah yang membuat dirinya bertekad membuat perpustakaan dan meminjamkannya gratis kepada siapa saja. Termasuk, dengan caranya berjualan buku sambil membawa buku untuk dipinjamkan secara cuma-cuma.

"Saya tidak ingin anak-anak tidak bisa menikmati membaca buku seperti dulu waktu saya masih kecil. Saya ingin sekali membaca buku, tapi orangtua saya tidak mampu," kata Fauzi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved