Komisi A DPRD Surabaya : Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga Perlunya Dukungan Mitigasi Modern

Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko mengingatkan warga Surabaya untuk mewaspadai cuaca

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Humas Pemkot Surabaya
ANOMALI CUACA - Petugas dikerahkan saat terjadi genangan di wilayah Surabaya saat cuaca ekstrim. Komisi A DPRD Surabaya mendesak mitigasi modern untuk mengantisipasinya. 
Ringkasan Berita:
  • Warga Kota Surabaya diingatkan untuk selalu waspada di tengah cuaca ekstrem seperti saat ini. Hal ini diungkapkan Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko
  • Dia juga meminta Pemkot Surabaya memperketat mitigasi bencana menjelang puncak musim hujan November–Desember.
  • Perlu edukasi masif kepada warga melalui RT/RW, agar paham langkah aman saat hujan lebat, lokasi titik kumpul, serta cara melapor melalui Command Center 112.

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko mengingatkan warga Surabaya untuk mewaspadai cuaca tak menentu seperti saat ini.

"Harus ada persiapan memadai untuk menghadapi cuaca ekstrem yang setiap saat bisa melanda dan tiba-tiba. Harus ada mitigasi modern dan menyeluruh," kata Yona, Jumat (21/11/2025).

Dia meminta Pemkot Surabaya memperketat mitigasi bencana menjelang puncak musim hujan November–Desember. Yang perlu diwaspadai anomali cuaca ekstrem.

Baca juga: Pastikan 54 Jalan Protokol Surabaya Bebas Macet dan Genangan, Tim Gabungan Lima Dinas Dibentuk

Kesiapsiagaan tidak boleh hanya bertumpu pada BPBD di tingkat kota, tetapi harus diperkuat sampai kecamatan dan kelurahan sebagai garda terdepan.

Intensitas hujan yang makin tidak menentu, ditambah potensi angin kencang, genangan, dan pohon tumbang, menuntut perangkat wilayah meningkatkan patroli dan pemetaan titik rawan.

Pastikan Seluruh Saluran Lingkungan Bersih

Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya ini meminta lurah dan camat memastikan seluruh saluran lingkungan bersih agar gangguan air bisa diminimalkan sejak awal.

“Yang paling dekat dengan warga adalah kelurahan dan kecamatan. Respons awal itu sangat menentukan, terutama pada menit-menit pertama ketika hujan ekstrem turun,” tegasnya.

Baca juga: Surabaya Naikkan Anggaran Pengendalian Genangan Jadi Rp 1,1 Triliun pada 2026

Cak Yebe, sapaan Yona, juga menyampaikan perlunya memastikan peralatan mitigasi tersedia di setiap kelurahan.

Mulai pompa portabel, gergaji mesin, lampu darurat hingga pelampung harus siap digunakan tanpa menunggu bantuan turun dari BPBD.

Edukasi Masif Kepada Warga

Pemkot diminta memberi edukasi masif kepada warga melalui RT/RW.

Masyarakat harus memahami langkah aman saat hujan lebat, lokasi titik kumpul, serta cara melapor melalui Command Center 112.

“Informasi yang cepat menyelamatkan nyawa. Edukasi warga itu bagian dari mitigasi paling efektif,” tutur Cak Yebe.

Sarana Pendukung Command Center Surabaya

Dia menyinggung soal sarana pendukung Command Center Surabaya yang mengalami kendala teknis.

Sebanyak 31 TV monitor yang mengcover 124 titik CCTV dilaporkan mati.

Ruang kendali kehilangan kemampuan memantau berbagai lokasi vital kota secara real time.

Monitor itu diperlukan operator Command Center karena membutuhkan visual penuh untuk mendeteksi banjir mendadak, pohon tumbang, hingga gangguan lalu lintas. Monitor rusak harus diganti.

Cak Yebe menambahkan bahwa sistem kendali kota seharusnya menjadi tulang punggung mitigasi modern. Jika perangkat kunci justru tidak berfungsi optimal, maka kecepatan respons dalam penanganan bencana bisa terhambat dan berpotensi menimbulkan risiko tambahan bagi warga.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved