Kedatangan Anggota DPR RI, Gus Yani Perjuangkan Subsidi Pupuk Untuk Petani Perikanan di Gresik

Kunker berlangsung di Kantor Pemkab Gresik, ruang Graita Eka Praja, dihadiri Ikhlas Bahar, Sekjen Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS).

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
istimewa
ANGGOTA DPR RI - Kegiatan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani menerima kunker DPR RI di Kantor Pemkab Gresik, Kamis (30/10/2025). 
Ringkasan Berita:⦁ Bupati Gresik memperjuangkan subsidi pupuk untuk sektor perikanan ketika kedatangan anggota DPR RI.
⦁ Penambahan pupuk bisa meningkatkan potensi produksi perikanan di Gresik sebagai sentra bandeng terbaik di Indonesia.
⦁ Nilai produksi perikanan tangkap Gresik mencapai Rp 229,5 miliar pada 2022, menjadi Rp 266,2 miliar pada 2023, dan stabil Rp 264,6 miliar pada 2024.
 

 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Sebagai daerah dengan industri pupuk terbesar di Indonesia, Pemkab Gresik seharusnya tidak mencemaskan ketersediaan dan jatah pupuk bersubsidi untuk rakyatnya.

Tetapi kenyataannya, Pemkab Gresik menyuarakan kembali pentingnya pemberian subsidi pupuk untuk sektor perikanan. Diharapkan subsidi pupuk itu meningkatkan pendapatan masyarakat petani wilayah pesisir dan petani tambak.

Hal ini terlontar saat Bupati Gresik, Fandi Akhmad menerima kunjungan anggota DPR RI, Rokhmin Dahuri yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001–2004, Kamis (30/10/2025).

Kunker berlangsung di Kantor Pemkab Gresik, ruang Graita Eka Praja, dihadiri Ikhlas Bahar, Sekjen Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS).

Bupati Yani mengatakan, kebutuhan subsidi pupuk menjadi kunci peningkatan produktivitas tambak di Gresik yang selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung bandeng terbesar di Jawa Timur.

“Kalau subsidi pupuk, khususnya SP-36, bisa diberikan kembali mulai tahun 2026. Saya yakin produktivitas tambak bandeng kita akan meningkat tajam. Ini akan berpengaruh langsung pada kesejahteraan petambak dan ketahanan pangan nasional,” kata Gus Yani dalam rilis Diskominfo, Kamis (30/10/2025).

Tidak hanya itu, Gus Yani menyampaikan pentingnya payung hukum di wilayah pesisir. Sebab potensi sumber pendapatan dari wilayah tersebut sangatlah tinggi.

"Misalnya di Kabupaten Gresik perlunya payung hukum terkait desalinasi air laut untuk kebutuhan industri," imbuhnya.

Gus Yani juga menceritakan pentingnya keberlanjutan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sebagai bentuk nyata kehadiran pemerintah bagi nelayan. 

Menurutnya, sejak diresmikan tahun 2022 oleh Gresik Migas, SPBN Campurejo mencatat omzet hingga 14 kiloliter per hari dan membantu menekan biaya operasional nelayan secara signifikan.

Pada 2026, SPBN serupa akan dibangun di Kecamatan Ujungpangkah untuk memperluas jangkauan layanan.

"SPBN ini menjadi napas baru bagi nelayan kita. Persoalan BBM yang dulu sulit, kini sudah terjawab. Pemerintah hadir untuk memastikan nelayan tidak lagi bekerja dalam tekanan biaya tinggi,” katanya. 

Produksi Ikan Tangkap Meningkat

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, nilai produksi perikanan tangkap mencapai Rp 229,5 miliar pada 2022, meningkat menjadi Rp 266,2 miliar pada 2023, dan tetap stabil Rp 264,6 miliar pada 2024. Hingga September 2025, trend produksi tetap positif.

Dari sisi volume, produksi perikanan tangkap laut Gresik tercatat meningkat dari 7.875 ton pada 2021 menjadi 11.744 ton pada 2022, dan mencapai 8.374 ton pada 2024. 

Sementara pada sektor budidaya, Gresik menunjukkan keunggulan signifikan pada komoditas bandeng. Tahun 2023, produksi bandeng Gresik menyumbang 55,87 persen dari total produksi bandeng Jawa Timur dan 11,71 persen dari skala nasional. 

Tahun 2024, kontribusinya tetap tinggi yakni 55,37 persen untuk Jawa Timur dan 11,4 persen pada tingkat nasional.

Khusus di Kampung Bandeng Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah, produksi terus meningkat selama tiga tahun terakhir dan menjadi percontohan pengembangan Techno Park Minapolitan

Kawasan riset dan inovasi budidaya berbasis teknologi yang memperkuat posisi Gresik sebagai sentra bandeng nasional. 

Sementara Rokhmin Dahuri menilai, Kabupaten Gresik memiliki posisi strategis untuk menjadi model pembangunan agro-maritim berkelanjutan di Indonesia. 

Hal itu dilihat dari kombinasi kekuatan industri, perikanan dan sumber daya manusia yang kompeten. "Gresik memiliki modal dasar pembangunan yang lengkap, untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan masyarakat pesisir," kata Rokhmin. 

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix yakni sinergi antara Pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media. 

"Hal ini untuk memperkuat daya saing daerah di tengah tantangan global. Dengan tata kelola yang baik dan kolaborasi yang solid, Gresik bisa menjadi contoh kabupaten pesisir modern yang memadukan industrialisasi dengan keberlanjutan sumber daya laut,” katanya. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved