Semburan Air di Rungkut Surabaya

Sumber Semburan Air di Rungkut Surabaya, Sempat Dikira Buaya Muncul dari Sungai Ternyata Pipa Gas

seorang warga, Rina Ernawati, kemunculan semburan air di Rungkut Tengah itu pertama kali pada Kamis (16/10/2025)  sekitar pukul 14.00 siang.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA/SULVI SOVIANA
SEMBURAN AIR - Rina Ernawati, warga sekitar yang pertama melihat semburan air (kiri). Lokasi semburan air di Sungai Kebon Agung, Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, yang muncul sejak Kamis (17/10/2025). Sumber Semburan Air di Rungkut Tengah, Sempat Dikira Buaya Muncul dari Sungai Ternyata dari Pipa Gas 

Semburan air berbau gas yang sempat menghebohkan warga di kawasan Sungai Rungkut Tengah akhirnya berhenti pada Jumat (17/10/2025) sore.

Semburan itu berhenti setelah tim dari Perusahaan Gas Negara (PGN) menutup aliran gas di sisi utara sungai.

Langkah tersebut diambil setelah upaya sebelumnya pada Kamis (16/10/2025), berupa pemutusan sementara aliran gas dan penggalian di sisi selatan sungai, tidak berhasil menghentikan semburan.

Namun begitu aliran gas di sisi utara ditutup, semburan langsung berhenti pada pukul 16.15 WIB.

Indikasi Kuat dari Jalur Pipa PGN

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Irvan Widyanto, membenarkan bahwa langkah teknis PGN di sisi utara sungai berhasil menghentikan semburan yang meresahkan warga.

“Setelah dilakukan penutupan di sisi utara sungai, semburannya langsung berhenti. Indikasi kuat memang berasal dari pipa PGN yang berada di bawah aliran sungai,” ujar Irvan.

Meski kondisi telah stabil, BPBD bersama PGN dan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tetap menyiagakan personel selama 1x24 jam untuk memantau tekanan gas serta mengantisipasi potensi semburan baru.

“Alhamdulillah sudah berhenti, tapi kami tetap siaga. Pemantauan terus dilakukan untuk memastikan kondisi benar-benar aman bagi warga sekitar,” tambah Irvan.

Bukan Aktivitas Geologi

Sementara itu, pakar geologi ITS, Amien Widodo, memastikan fenomena semburan air tersebut bukan berasal dari aktivitas geologi atau alamiah.

“Kalau semburan berhenti setelah pipa ditutup, maka bisa dipastikan sumbernya dari jaringan gas. Ini kabar baik, karena berarti penanganannya jelas dan tak menimbulkan ketakutan berlebihan,” kata Amien.

Berdasarkan pemeriksaan menggunakan Geo Radar, hanya ditemukan satu jalur pipa di bawah tanah lokasi semburan, yakni milik PGN.

Amien juga menyebut adanya kemungkinan jaringan lama tumpang tindih dengan sistem baru.

“Setelah kami cek, memang hanya ada satu pipa. Ya, pipa PGN ini,” ujarnya.

(Surabaya.tribunnews.com/Sulvi Soviana/Pipit Maulidiya)

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved