Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Buntut Ponpes Al Khoziny Ambruk Menimpa 171 Santri, Polda Mau Olah TKP, Cak Imin Gak Berani Ngomong

Setelah proses evakuasi korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny rampung, kini giliran pihak terkait mulai bergerak.  

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID/M Taufik
KORBAN MENINGGAL - Sabtu (4/10/2025) malam ini, tercatat sudah ada 18 orang korban meninggal dunia, setelah sekitar pukul 21.10 WIB ditemukan satu lagi korban meninggal dunia di bawah reruntuhan bangunan kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Cak Imin hanya mengungkapkan bahwa ponpes Al Khoziny yang musalanya ambruk itu, telah berusia 125 tahun. 

"Pesantren yang baru saja mengalami musibah seperti di Sidoarjo beberapa waktu yang lalu memang usianya 125 tahun," kata Cak Imin

Cak Imin lalu memastikan akan melakukan audit terhadap bangunan pondok pesantren (ponpes) yang telah berusia lebih dari 100 tahun.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo dalam pelaksanaan audit tersebut.

Audit adalah proses pemeriksaan dan evaluasi secara sistematis terhadap laporan keuangan, operasional, atau sistem suatu organisasi untuk memastikan keakuratan, kepatuhan, dan efisiensi sesuai dengan standar atau regulasi yang berlaku.

Menurut Cak Imin, ada sejumlah faktor yang menyebabkan banyak pesantren dengan bangunan tua tidak memenuhi standar keamanan dan kelayakan infrastruktur.

"Rata-rata pesantren-pesantren dengan bangunan yang sangat tua itu tidak diikuti dengan perencanaan," kata dia.

Dikatakan ada tiga penyebabnya.

"Pertama keterbatasan anggaran," ujarnya. 

Akibat keterbatasan tersebut, kata Cak Imin, banyak pesantren melakukan pembangunan dengan cara tambal sulam

 "Sehingga pesantren sering menggunakan cara tambal sulam di dalam melaksanakan pembangunannya," ucapnya.

"Yang kedua, karena usia yang sangat tua, maka kita akan evaluasi dan kita akan mulai dari pesantren yang paling tua dan yang paling rawan untuk terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," tutur Cak Imin menambahkan. 

Ia menambahkan, pemerintah akan melakukan kerja sama lintas kementerian untuk menyelamatkan pesantren-pesantren yang telah berdiri lebih dari satu abad.

"Pesantren-pesantren rata-rata didirikan jauh sebelum kemerdekaan. Pesantren di Sidoarjo ini lahir tahun 1915 dan pesantren-pesantren lainnya," ungkapnya. 

Lebih lanjut, faktor ketiga yang menjadi perhatian adalah kuatnya semangat kemandirian di kalangan pesantren. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved