Kemiskinan Di Surabaya Turun Lebih Cepat, Buah Intervensi Lewat Bansos Dan Bantuan Modal Usaha

Untuk menurunkan angka kemiskinan, satu di antaranya dengan memberikan pekerjaan kepada angkatan kerja. 

surya/Bobby Constantine Koloway (Bobby)
KEMISKINAN PERKOTAAN - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi sejak awal menargetkan angka kemiskinan turun menjadi 3,5 persen pada 2025, tetapi sudah tercapai di pertengahan tahun. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pemkot Surabaya berhasil mencapai target penurunan angka kemiskinan tahun 2025. Sampa pertengahan tahun 2025, angka kemiskinan di Surabaya hanya menyisakan 3,56 persen.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, jumlah penduduk miskin di Surabaya pada Maret 2025 mencapai 105,09 ribu jiwa.

Angka ini menurun 11,53 ribu jiwa dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai 116,62 ribu jiwa (periode Maret 2024-Maret 2025).

Apabila dibandingkan dengan total jumlah penduduk Kota Pahlawan, persentase penduduk miskin di Kota Surabaya tinggal 3,56 persen. Angka ini menurun 0,4 persen dari 3,96 persen pada Maret 2024.

"Berbagai upaya pembangunan dan berbagai intervensi sosial ekonomi tidak hanya menekan jumlah penduduk miskin, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup mereka,” kata Kepala BPS Kota Surabaya, Arrief Chandra Setiawan, Minggu (5/10/2025).

Menurut Chandra, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kemiskinan di Surabaya. Di antaranya angka inflasi yang stabil di angka 0,63 persen pada Maret 2024–Maret 2025, program bantuan sosial pemerintah, serta bantuan modal usaha.

Garis kemiskinan di Surabaya pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp 775.597 per kapita per bulan, naik 4,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan rata-rata 4,83 anggota dalam rumah tangga miskin, maka batas garis kemiskinan per rumah tangga mencapai sekitar Rp 3,74 juta per bulan.

BPS juga mencatat perbaikan pada Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang turun dari 0,65 menjadi 0,41, serta Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang turun dari 0,16 menjadi 0,11. 

“Artinya, rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan antar penduduk miskin semakin menyempit,” kata Arrief.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada awal 2025 telah mengatakan target angka penurunan angka kemiskinan di Surabaya menjadi 3,5 persen. Menurut Cak Eri, menurunkan angka kemiskinan menjadi salah satu prioritas pemerintah saat ini.

Melalui kolaborasi antar dinas, Cak Eri ingin angka kemiskinan menyisakan 3,5 persen akhir tahun ini.

Untuk menurunkan angka kemiskinan, satu di antaranya dengan memberikan pekerjaan kepada angkatan kerja. 

"Pemerintah memiliki sejumlah fokus di antaranya menurunkan kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), angka kematian ibu dan anak, stunting, gini ratio, hingga meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pertumbuhan ekonomi," kata Cak Eri sebelumnya.

Satu di antara upaya Pemkot Surabaya adalah memastikan intervensi yang diberikan telah tepat sasaran. Pemkot Surabaya memiliki aplikasi Cek-in Warga sebagai aplikasi untuk validasi data kependudukan.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved