Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

PWM Jatim Akan Data dan Kaji Kelayakan Bangunan Pendidikan Muhammadiyah

PWM Jatim melakukan pendataan sekaligus pengkajian terhadap jumlah dan kelayakan bangunan pendidikan maupun pesantren Muhammadiyah

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Sulvi Sofiana
EVALUASI - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Prof. Dr. dr. Sukadiono, M.M. usai menghadiri pembukaan Festival Anak Sholeh Muhammadiyah (FASHMU) II PWM Jatim di UMSurabaya. PWM Jatim berinisiatif melakukan pendataan sekaligus pengkajian terhadap jumlah dan kelayakan bangunan pendidikan maupun pesantren Muhammadiyah di Jawa Timur. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, yang menelan korban jiwa, menjadi peringatan keras bagi lembaga pendidikan berbasis pesantren di Jawa Timur. 

Menyikapi hal itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Prof. Dr. dr. Sukadiono, M.M. menyampaikan keprihatinannya atas musibah ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo.

Ia mendoakan agar para wali santri dan pengelola diberi kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan tersebut.

Baca juga: Sampel DNA Wali Santri Terkumpul, Khofifah : Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Cepat dan Akurat

Sebagai langkah antisipatif, PWM Jatim berinisiatif melakukan pendataan sekaligus pengkajian terhadap jumlah dan kelayakan bangunan pendidikan maupun pesantren Muhammadiyah di Jawa Timur.

“Yang pertama, kita ingin inventarisasi berapa jumlah pondok dan sekolah Muhammadiyah. Selanjutnya, akan ada investigasi terkait kelayakan bangunan, apakah sudah sesuai standar dan layak untuk dihuni,” jelas Sukadiono.

Baca juga: Puing Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Dikumpulkan untuk Penyelidikan

PWM Jatim akan melibatkan perguruan tinggi Muhammadiyah yang memiliki program studi Arsitektur dan Teknik Sipil sebagai tim ahli. 

Mereka akan bekerja sama dengan majelis serta lembaga terkait, termasuk Majelis Dikdasmen dan Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah.

Baca juga: Meninggal dalam Keadaan Sujud, Inilah Sosok Agus Ubaidillah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

“Bangunan pendidikan harus memperhitungkan banyak aspek, apalagi Jawa Timur termasuk daerah rawan gempa. Karena itu, perlu perhitungan matang dari para ahli, mulai dari kekuatan fondasi hingga struktur bangunannya,” tambahnya.

PWM Jatim mencatat ada delapan perguruan tinggi Muhammadiyah di wilayah ini yang memiliki prodi Arsitektur dan Teknik Sipil.

Dosen-dosen dari kampus tersebut akan dikerahkan untuk melakukan verifikasi sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan bangunan.

“Langkah ini penting agar musibah seperti yang dialami Pondok Pesantren Al-Khoziny tidak terulang kembali,” tegas Sukadiono.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved