Berita Viral
Meninggal dalam Keadaan Sujud, Inilah Sosok Agus Ubaidillah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny
Inilah sosok Muhammad Agus Ubaidillah, salah satu Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yang diduga meninggal dalam keadaan sujud.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Duka menyelimuti keluarga Muhammad Agus Ubaidillah (14), salah satu korban meninggal dunia dalam insiden ambruknya bangunan bertingkat Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Senin lalu.
Pihak keluarga meyakini santri kelas 3 SMP (setara kelas 9) tersebut wafat dalam kondisi terbaik, yakni saat sedang menunaikan ibadah salat.
Muhammad Agus Ubaidillah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada urutan kelima pada pencarian hari Selasa.
Ayah korban, Ahmad Faiz, mengungkapkan keyakinan tersebut berdasarkan temuan luka pada jenazah putranya.
"Yang memar itu ya yang bagian mulut sama hidung. Itu yang menandakan Mas Agus dalam keadaan sujud terakhir kali ini," ujar Ahmad, sebagaimana terlihat pada rekaman wawancara di youtube SURYA.co.id.
Kronologi
Insiden runtuhnya bangunan terjadi saat waktu salat Asar.
Ayah korban menceritakan, jika merujuk pada waktu kejadian, peristiwa itu terjadi sekitar rakaat kedua salat Asar.
Walaupun tidak melihat langsung kondisi jenazah secara detail karena sudah disucikan di lokasi, ayah Agus meyakini anaknya terhimpit reruntuhan saat sedang sujud.
Keyakinan ini diperkuat oleh luka memar di bagian wajah, terutama mulut dan hidung, yang sangat mungkin terjadi karena posisi tertindih saat bersujud.
Agus Ubaidillah merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Pertemuan terakhir pihak keluarga dengan korban terjadi pada hari Sabtu, dua hari sebelum kejadian tragis itu.
Baca juga: Cucu Hilang di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Tangis Kakek Saidi Pecah Ingat Video Mengaji
Sosok Agus Ubaidillah: Periang dan Murah Senyum
Di mata keluarga, Agus dikenal sebagai sosok yang periang, jenaka, dan suka bercanda.
Bahkan, di akhir-akhir hidupnya, ia memiliki sifat yang cenderung lebih tenang dan banyak senyum.
"Kalau dibilang hanya senyum. Kalau disuru-suruh, kalau dimarahi, kalau keliru, kalau di [marahi] tahu-tahu senyum," kenang sang ayah.
Ia juga dikenal lebih sering senyum ketika dilarang bermain atau ditegur.
Selain itu, Agus juga dikenal memiliki kesukaan pada ayam goreng dan sangat menjunjung tinggi kebersamaan.
"Katanya kalau sudah dikirim itu sudah dimakan bersama," tutur sang ayah.
Ahmad juga menunjukkan kebiasaan santri tersebut untuk berbagi makanan yang dikirim orang tua dengan teman-temannya.
Ayah korban menepis adanya isu yang menyebutkan adanya metode hukuman berupa kegiatan mengecor (konstruksi) bagi santri yang terlambat atau melanggar.
Ia menegaskan, tugas utama para santri adalah belajar, mengaji, salat rutin, dan beribadah.
Baca juga: Cerita Pilu Nur Ahmad Kehilangan Lengan yang Tertimpa Beton Ponpes Al Khozini, Ini Sosok Penolongnya
Total 14 Korban Meninggal Dunia
Jumlah korban meninggal dunia akibat robohnya gedung di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny terus bertambah.
Sampai Sabtu (4/10/2025) terhitung sudah ada 14 orang korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi.
Terakhir, seorang korban ditemukan Jumat malam sekira pukul 23.00 WIB di bagian sektor A4.
Jenazahnya langsung dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
“Dengan tambahan satu korban itu, total sudah ada 27 orang korban yang dievakuasi tim SAR gabungan. 14 orang diantaranya meninggal dunia,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo.
Secara keseluruhan, terdata ada 117 orang korban dalam peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren yang berada di Buduran, Sidoarjo tersebut.
Dari jumlah itu, 14 orang meninggal dunia, dan sebanyak 103 selamat.
Namun sebagian yang selamat itu juga mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Di sisi lain, Basarnas juga baru saja mendapat laporan dari Dinkes Jatim terkait adanya seorang korban yang terkonfirmasi selamat dan sudah berada di rumahnya.
Data itu, disebutnya, sudah dimasukkan dalam total data korban selamat.
Pencarian terhadap para korban masih terus dilakukan.
Memasuki hari ke-6 pencarian, tim SAR gabungan tetap menggunakan alat berat untuk membuka ruang, kemudian melakukan evakuasi manual ketika ditemukan korban di bawah reruntuhan.
Tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga para korban, tetapi juga mengingatkan kita akan rapuhnya hidup. Kisah kepergian Muhammad Agus Ubaidillah (14) seakan memberi pesan spiritual bahwa kematian bisa datang kapan saja, bahkan di saat yang paling mulia: ketika sedang bersujud dalam salat.
Sebagai penulis, saya melihat peristiwa ini bukan sekadar musibah bangunan ambruk, melainkan juga potret keteguhan iman seorang santri muda. Keyakinan sang ayah bahwa anaknya wafat dalam keadaan terbaik menghadirkan rasa haru sekaligus penghiburan, di tengah luka kehilangan yang begitu besar. Dalam budaya kita, meninggal dalam keadaan beribadah sering dipandang sebagai tanda husnul khatimah, sebuah anugerah yang hanya Allah berikan kepada hamba terpilih.
Kehadiran Agus di pesantren, sifatnya yang periang, murah senyum, gemar berbagi makanan, hingga kesukaannya pada ayam goreng, membuat cerita hidupnya begitu dekat dan membumi. Ia bukan hanya angka dalam daftar korban, melainkan sosok anak yang penuh keceriaan dan kasih sayang, yang akan selalu dikenang keluarganya.
Namun di balik kisah haru itu, ada tanggung jawab besar yang seharusnya tidak diabaikan: keselamatan santri di pesantren. Insiden ini membuka mata kita bahwa fasilitas pendidikan, terlebih pesantren yang menjadi rumah kedua bagi ribuan anak, harus memiliki standar keamanan bangunan yang kuat. Kehilangan satu nyawa saja sudah terlalu mahal, apalagi bila itu terjadi saat para santri sedang beribadah.
Kematian Agus memang menyisakan duka, tapi juga meninggalkan pesan. Ia mengajarkan bahwa hidup seharusnya dijalani dengan keceriaan, keikhlasan, dan kebersamaan. Dan bagi kita yang ditinggalkan, tragedi ini seharusnya menjadi panggilan untuk memastikan bahwa tempat belajar anak-anak kita aman, sehingga tidak ada lagi keluarga yang harus merasakan kehilangan dengan cara yang begitu pilu.
berita viral
ViralLokal
Eksklusif
Multiangle
Meaningful
SaksiKata
Ponpes Al Khoziny
Ponpes Al Khoziny Ambruk
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk
korban meninggal Al Khoziny
TribunBreakingNews
Sidoarjo
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Agus Ubaidillah
Tim DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ada 4 Faktor Penyebabnya |
![]() |
---|
Cerita Pilu Nur Ahmad Kehilangan Lengan yang Tertimpa Beton Ponpes Al Khozini, Ini Sosok Penolongnya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Djaka Budhi Utama, Dirjen Bea Cukai yang Diultimatum Menkeu Purbaya Terkait Impor Ilegal |
![]() |
---|
Ingat Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Tersangka Penghasutan Demo Anarkis? Ini Update Kasusnya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Prof Ferry Latuhihin yang Berani Sebut Anggaran MBG Cukup Rp 5 Triliun, Bukan Rp 335 T |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.