Berita Viral

Pengusaha Tunjungan Protes Parkir Dihapus, Masyarakat Justru Nilai Kebijakan Pemkot Surabaya Tepat

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur resmi menerbitkan larangan parkir di tepi Jalan Tunjungan.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA/HABIBUR ROHMAN
JALAN TUNJUNGAN - Ilustrasi Jalan Tunjungan Surabaya, Jawa Timur. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kini resmi melarang kendaraan parkir di tepi jalan. Pengusaha di Jalan Tunjungan mengeluh omzetnya turun drastis. Namun, masyarakat menilai kebijakan Pemkot tersebut sudah tepat. 

Menurutnya, sudah ada audiensi dengan Pemkot Surabaya di Gedung Siola. Namun, sampai saat ini belum ada titik temu yang disepakati.

"Sementara ini belum ada protes dalam bentuk lain. Baru sebatas pemasangan stiker dulu. Harapannya parkir bisa dikembalikan," jelas Novia.

Pemkot Surabaya Sudah Siapkan Kantong Parkir

Menanggapi protes tersebut, Kepala UPTD Parkir Tunjungan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Jeane Mariane Taroreh, menegaskan Pemkot sudah menyiapkan beberapa titik parkir alternatif di sekitar kawasan Tunjungan.

Beberapa kantong parkir yang bisa digunakan berada di Mal Pelayanan Publik Siola, Jalan Tanjung Anom, Gedung Tunjungan Electronic Center (TEC), Jalan Genteng Besar, halaman Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN), serta Pasar Tunjungan.

"Kapasitas parkir di kawasan Tunjungan Romansa ada di beberapa titik dan cukup tersebar. Kapasitasnya 490 mobil dan 2.250 motor," jelas Jeane.

Komentar Warga

Kebijakan penghapusan parkir tepi jalan ini juga menuai respons beragam dari masyarakat.

Sebagian mendukung langkah Pemkot karena dianggap membuat lalu lintas lebih lancar.

"Aturan parkir yang baru sudah benar. Jalan jadi lebih teratur dan tidak ada mafia parkir seenaknya. Memang budaya kita malas jalan kaki, maunya parkir langsung depan toko. Bisa dicari jalan tengah, misalnya pakai shuttle kalau jauh. Katanya anak muda, tapi jalan kaki malas. Hadeuh," tulis seorang warga di media sosial.

Namun, ada juga yang menyoroti keluhan pemilik usaha dan meminta mereka lebih kreatif.

"Mikir keuntunganmu sendiri tanpa lihat dampak macetnya warga Surabaya. Kalau parkir tepi jalan kembali dibuka, bisa muncul mafia parkir lagi. Carilah cara kreatif biar warungmu tetap ramai, jangan hanya mengandalkan parkir," komentar warga lainnya dengan nada kesal.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved